Berdasarkan hadist di bawah ini:
قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم: ألجنّة مشتاقة لأربعة نفر : تالي القرآن وحافظ اللّسان ويطعم الجيعان وصوم رمضان
"Syurga itu rindu kepada empat golongan, yaitu orang yang membaca Al-Qur'an, orang yang menjaga lisan, orang yang memberi makanan kepada yang kelaparan, dan orang yang puasa di bulam Ramadhan".
Pertama, تاَلِى الْقُرْآنِ orang yang senantiasa membaca al-Quran. Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada baginda nabi Muhammad Saw yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia. Jika satu buku memiliki suatu nilai manfaat dari setiap isinya, maka al Quran jauh lebih banyak memiliki manfaat dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia. Apakah kita menyadari di antara deretan huruf yang jumlahnya , lebih kurang 6666, 30 juz dan 114 surat, yang jika di bacakan hati menjadi tenang, bisa dengan mudah di hafal oleh semua kalangan bahkan anak-anak sekalipun, mempunyai nilai sastra yang sangat indah, mengandung peristiwa masa lalu, begitupun masa depan, tuntunan ibadah berupa syariat yang di tetapkan oleh Allah SWT, bahkan banyak rahasia science terungkap karenanya. Jika bukan campur tangan Allah SWT yang menyampaikan kalimat dan maknanya niscaya ia akan usang di telan waktu. Tapi bahkan sampai saat ini al Quran kitab yang sudah belasan abad ini masih tetap utuh, tidak ada perubahan akan isinya. Karena ia memang di jaga oleh Allah SWT melalaui lidah nya para huffaz (penghafal al Quran).
Dr. Al Qadhi, melalui penelitian nya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Qur’an, seorang muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitian nya. Penelitian ini berikutnya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji coba nya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkan nya. Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitian nya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberitahu bahwa yang akan diperdengarkan nya adalah Al-Qur’an. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulan nya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.
Secara keduniawian bahwa tidak ada sesungguhnya hal yang membuat seseorang sulit untuk membaca al Quran, bahkan efek dari al Quran itu sendiri yang mampu memberikan nilai positif baik dalam hal kesehatan fisik, ketenangan jiwa, kemampuan berpikir, dan penemuan penelitian yang tiada akhirnya dari kitab bernama al Quran ini. Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Taala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkaji nya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahkan rahmat, di kelilingi para malaikat, dan di puji oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud)
Orang yang rajin membaca Al-Qur’an, terutama di bulan suci Ramadhan, pahala yang diberikan Allah SWT., bagi yang membaca Al-Qur’an ini dihitung 1 huruf saja pahalanya 700 kali. ” Tiada hari tanpa membaca Al-Qur’an. Dan sebaik-baiknya bacaan itu adalah Al-Qur’an”. Maka dari itu, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, apalagi dibulan yang penuh keberkahan ini, semua pahala akan dilipat gandakan.
Kedua, وَحَافِظُ اللِّسَانِ penjaga lidah. Memang lidah tak bertulang tapi ia lebih tajam dari sebilah pedang, dampaknya bisa mengakibatkan peperangan yang semula damai menjadi konflik. Efek negatifnya akan membuat orang menjadi sengsara, akan melenyapkan pahala kebaikan yang kita buat seperti api memakan kayu bakar, akan membuat puasa jadi hampa dan sia-sia. Namun bila kita menjaga nya, begitu banyak kenikmatan akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdo'a. Lisan yang baik adalah ketika ia berkata-kata yakni dengan kata yang penuh dengan ‘ibrah, santun dan penuh dengan ajakan kebaikan serta jauh dari ghibah, fitnah, menggunjing dan berbohong. Maka benar kata-kata bijak dari ulama bahwa :
ألسّلامة الإنسان في حفظ اللّسان
Artinya: “Keselamatan manusia terletak pada penjagaan lisan nya”.
عَنْ أَبِي هُرَيْـرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ،
اَنَّ رَسُـوْلَ اللهِ صَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
( مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
،
وَمَنْ كَــانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ ،
وَمنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ). رواه البخاري
|
Artinya:Dari Abi Hurairah Ra Sesunguhnya Rasulullah Saw. Bersada Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir maka hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam, barangsiapa yang beriman dengan, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya.(HR. Bukhari)
Lisan yang baik senantiasa tahu bagaimana harus berbicara baik, terhadap lawan bicara nya, tidak pernah membuat orang merasa tersakiti dengan bahasa kita, terkadang orang menyampaikan bahwa bicaranya memang keras, tapi perlu kita garis bawahi bahwa keras ataupun kuat belum tentu menyakitkan, dan suara yang hanya sekedar keras mungkin bisa saja karena bawaan lingkungan geografis, namun jika suara sudah menyinggung perasaan, mencela, dan menghinakan orang lain, maka itu tragedi bagi kehidupan manusia, tragedi tersebut adalah di dunia tidak akan selamat, senantiasa di jauhkan orang lain, tidak di berikan kesempatan, apalagi di akhirat yaitu balasan karena prilaku manusia itu sendiri. Bahkan dalam tataran sebuah birokrasi pemerintahan di butuhkan juru bicara yang menyampaikan pesan dengan santun. Orang yang berbicara santun, mampu mendamaikan, berdiplomasi untuk sebuah kemakmuran akan lebih di cintai dari pada mulut yang menimbulkan fitnah dan perkataan kotor, semakin orang sering berkata kotor semakin menumpulkan hati, dan membuat manusia jauh dari kebaikan.
Ketiga, وَمُطْعِمُ الْجِعَانِ pemberi makan orang yang kelaparan (dermawan). Sungguh, Allah yang Maha rahman, rahim, maha pemberi , dan hakim yang paling adil itu akan membalas sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti di saat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita di dunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah di saat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, maka Allah akan memudahkan urusan kita sejak di dunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudara nya. Hal ini merupakan akhlak yang sering di contohkan oleh para sahabat-sahabat nabi, yaitu memberi kepada orang yang lapar, orang yang butuh, dan orang yang kesusahan. Mereka para rasul, para nabi, para Khalifah, dan Imam dalam Islam memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap semua golongan, karena bagi mereka membantu, memberi, dan bersikaf bijak adalah bagian yang menjadi karakteristik sejati seorang muslim beragama.
Ibadah puasa mengajarkan manusia untuk mengerti dan memahami apa yang dirasakan saudaranya. Memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa juga berpahala sangat besar. Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW., “Orang yang memberi makan orang yang berpuasa akan memperoleh pahala seperti orang yang puasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang itu.” Memberikan makan bagi orang yang kelaparan, ini satu kesempatan baik bagi kita umat Islam yang diberikan Allah kelebihan rezki, untuk rajin bersedekah terutama memberi makanan berbuka puasa untuk orang-orang yang berpuasa.
Keempat, وَصَائِمُ الرَّمَضَانِ orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Di bulan yang mulia yang penuh berkah, rahmat, ampunan , Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, Puasa menjadi tolak ukur keberadaan seorang hamba, karena dengan puasa yang benar, Ramadhan yang di manfaatkan, akan banyak kebaikan yang di peroleh di dalamnya, dalam puasa melatih kejujuran, antara manusia dengan manusia lainnya, antara seorang hamba kepada Tuhan-Nya, dan di bulan puasa menjadi tempat yang baik untuk beramal karena setiap amal di lipat gandakan, bahkan malam lailatul qadrada di antaranya. Melatih kepekaan sebagaimana yang dirasakan orang-orang yang kurang mampu agar kita bisa hidup saling berbagi, bagaimana menahan lapar dan haus, serta bagaimana implikasi iman tersebut di luar ramadhan bisa bertahan dan di jalankan, ramadhan adalah tempat melatih semua kepekaan yaitu emosional, kecerdasan, dan spiritual di didik untuk menjadi manusia yang lebih manfaat. Jadi orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dan memiliki semangat, motivasi, dan perubahan berarti menuju arah yang lebih baik dalam hidupnya maka tentunya Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan dan perjuangan hamba tersebut.
Sebuah riwayat menceritakan betapa para sahabat nabi merasa sedih dan menangis karena akan ditinggal bulan Ramadhan. Para sahabat tersebut berdoa agar bulan Ramadhan dapat berlangsung sepanjang tahun. Dengan riwayat tersebut dapat disimpulkan betapa besarnya berkah dan anugrah yang ditawarkan Allah melalui bulan Ramadhan.
Sardana
Dari berbagai sumber