Entah apa istimewa dari kota ini
yang membuat saya pernah berkeinginan tinggal dan bekerja disana. Lebih dari
dua puluh tahun yang lalu saat baru lulus kuliah dari STAN, saya berharap agar bisa
ditempatkan di kota ini, Purwakarta, sebuah kota kabupaten di provinsi Jawa
Barat. Dalam benak, Purwakarta itu posisinya tidak terlalu jauh dari tempat
orang tua yang tinggal di Indramayu, juga tidak terlalu jauh dari kota Jakarta.
Namun Allah bekehendak lain, ketika
SK Penempatan kerja pertama saya ditempatkan di Bandung. Itulah takdir, saya
bersyukur karena Bandung telah memberi banyak pengalaman yang begitu berarti
bagi hidup saya. Diantara anugerah terbesar adalah disinilah jodoh dan keempat
anak saya dilahirkan dan dibesarkan. Begitu sangat kerasan saya tinggal di kota
kembang ini, rasanya sampai pensiun pun sangat tak masalah.
Sebagai pegawai DJP mutasi itu
suatu keniscayaan, akhirnya Bandung pun harus ditiinggalkan menuju ke Jakarta.
Keluarga tetap di Bandung, sementara saya kesaharian kerja di Jakarta. Bulok
alias bujang lokal tersematkan buat yang bekerja tidak satu kota dengan tempat
tinggal. Gelar PJKA dipegang karena tiap Jumat udah resah ingin segera pulang –
udah nongkrong di depan mesin absensi 10 menit sebelum saat pulang. Sementara
hari minggu/ahad udah resah pula karena harus siap-siap tinggalkan keluarga
untuk balik ke ibu kota. Begitulah PJKA atawa Pulang Jum’at Kembali Ahad.
Delapan tahun lebih menjalani
rutinitas ini, asa untuk kembali di tempatkan kerja di Bandung tak pernah pudar
bahkan semakin menguat dan terus menguat. Tiap kali ada pengumuman mutasi
selalu dipelototin berharap nama saya ada di situ dan di tempatkan di Bandung.
Entah berapa pengumuman mutasi keluar tidak pula ditemukan nama saya di situ.
Muncul nama saya di pengumuman mutasi tahun 2010, tetapi itupun masih di kota
Jakarta.
Awal 2014 di akhir bulan Januari
nama saya kembali muncul di pengumuman mutasi dan saya ditempatkan di
Purwakarta.
Inilah takdir Allah, do’a dua
puluh tahun yang lalu itu terkabul. Allah memberi kesempatan untuk tinggal dan
bekerja di kota yang dulu pernah saya cita-citakan. Ya Allah bimbing, tunjuki, dan jangan cabut
hidayah-Mu. Tetapkanlah agar diri ini menjadi hamba yang selalu berdo’a,
meminta pertolongan, dan beribadah kepada-Mu. Sungguh begitu besar nikmat yang
telah Engkau berikan kepada kami. Masukan kami kedalam kelompok hamba yang
senantiasa bersyukur kepada-Mu. Jangan masukan kedalam orang yang mendustkan
nikmat-Mu.
“Maka nikmat Tuhanmu yan manakah yang kamu dustakan?”
“Maka nikmat Tuhanmu yan manakah yang kamu dustakan?”
Wallahu'alam
Sardana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar