Selamat menyimak...
Ketujuh belas: Hukum Prioritas (The Law of Priorities)
Pemimpin
memahami bahwa aktivitas belum tentu prestasi penting. Pemimpin tidak pernah
melanjutkan suatu langkah yang lebih jauh tanpa prioritas. Dalam penentuan
prioritas menggunakan Prinsip Pareto : Jika Anda memusatkan upaya pada 20
persen dari aktivitas terpenting, akan menghasilkan 80 persen dari upaya tersebut.
Juga dengan
menggunakan kekuatan Tiga R: Requirement (kebutuhan), Return (hasil), Reward
(balasan) dalam penentuan prioritas:
Pertama, apa
kebutuhan pemimpin? Jawabnya: Apa yang harus pemimpin lakukan bahwa tanpa orang
lain yang dapat atau harus melakukan untuk dirinya.
Kedua, apa yang memberikan keuntungan terbesar? Pemimpin harus menghabiskan sebagian besar waktu kerja dalam bidang yang berkekuatan terbesar. Jika orang lain bisa melakukan tugas 80 persen dari yang seperti pemimpin
lakukan, maka dpat
dilakukan pendelegasian.
Ketiga,
apa memberikan balasan terbesar? Hal ini berkaitan dengan kepuasan pribadi. Luangkan waktu untuk hal-hal yang dicintai, karena akan memberikan energi dan gairah.
Kedelapan belas: Hukum Pengorbanan (The Law of Sacrifice)
Pemimpin harus
berkorban untuk peningkatan. Ada kesalahan pemahaman di antara orang-orang yang
bukan pemimpin. Mereka beranggapan bahwa kepemimpinan adalah posisi, tunjangan, dan
kekuasaan. Namun faktanya kepemimpinan membutuhkan pengorbanan.
Empat aturan
untuk menjaga pemahaman tersebut:
Pertama, tidak
ada kesuskesesan tanpa ada pengorbanan. Banyak para pekerja mendedikasikan waktunya selama empat tahun atau lebih untuk menghadiri kuliah sehingga mereka
akan memiliki alat yang mereka butuhkan
untuk karir mereka. Atlet mengorbankan waktu
berjam-jam untuk latihan agar tampil di tingkat tinggi. Hidup adalah
serangkaian pengorbanan.
Kedua, para
pemimpin sering
diminta untuk memberikan lebih
dari yang lain. Inti dari kepemimpinan adalah menempatkan orang lain di depan sendiri.
Dia melakukan apapun yang terbaik untuk tim. Semakin banyak tanggung jawab yang pemimpin terima, semakin
sedikit pilihan yang dimilikinya.
Ketiga, pemimpin
harus berkorban untuk tetap meningkat. Pemimpin seringkali mengalami kesulitan ketika mereka menganggap bahwa saatnya untuk berhenti berkorban. Tapi pengorbanan merupakan proses yang berkelanjutan. Ini bukan peristiwa satu kali transaksi.
Keempat, semakin
tinggi jenjang kepemimpinan semakin besar pengorbanannnya. Semakin jauh
berjalan, semakin besar biayanya.
Kesembilan belas: Hukum Waktu Yang Tepat (The Law of Timing)
“Saat/kapan”
untuk memimpin adalah sama pentingnya dengan apa yang harus dikerjakan dan ke
mana akan pergi. Waktu sering kali menjadi pembeda antara kesuksesan dan
kegagalan. Ketika seorang pemimpin membuat tindakan, ada empat kemungkinan
hasil:
Kemungkinan
pertama: tindakan yang salah pada “waktu” yang salah menyebabkan bencana.Kemungkinan kedua: tindakan yang tepat pada “waktu” yang salah yang menimbulkan resistensi.
Kemungkinan ketiga: tindakan yang salah pada “waktu” yang tepat adalah sebuah kesalahan
Kemungkinan keempat: tindakan yang tepat pada “waktu” yang tepat menghasilkan kesuksesan.
Pemimpin adalah kesabaran alami. Mereka ingin bergerak cepat. Mereka ingin melihat visi mereka terpenuhi. Mereka
senang dalam proses. Para pemimpin yang baik cepat menilai arah suatu organisasi, proyek mana
harus dijalankan, dan ide-ide yang kuat tentang untuk
sampai ke sana. Bagaimana untuk menyelaraskan antara organisasi dan keinginan
seorang pemimpin perlu menemukan hukum pertumbuhan yang eksplosif:
-
Jika membangun diri
sendiri, dapat mengalami kesuksesan
pribadi
-
Jika membangun tim, organisasi
dapat mengalami pertumbuhan- Jika membangun kepemimpinan, organisasi akan mencapai pertumbuhan yang eksplosif
Pemimpin
yang handal memerlukan waktu, energy, dan sumber daya. Ada tiga alasan untuk
hal ini:
Pertama,
pemimpin keras untuk menemukan. Pemimpin seperti elang bukan kawanan.
Kedua, pemimpin keras untuk mengumpulkan. Mereka adalah wirausahawan dan melangkah dengan caranya sendiri. Apa yang dilakukan harus lebih menarik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Ketiga, pemimpin keras untuk menjaga. Hanya kesinambungan untuk tumbuh dan berada di depan di antara mereka yang dapat menambah nilai pertumbuhan dan menjaga kepentingannya.
Kedua, pemimpin keras untuk mengumpulkan. Mereka adalah wirausahawan dan melangkah dengan caranya sendiri. Apa yang dilakukan harus lebih menarik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Ketiga, pemimpin keras untuk menjaga. Hanya kesinambungan untuk tumbuh dan berada di depan di antara mereka yang dapat menambah nilai pertumbuhan dan menjaga kepentingannya.
Kedua puluh satu: Hukum
Warisan (The Law of Legacy)
Kelanggengan
seorang pemimpin diukur dengan suksesinya. Jika
ingin membuat kenangan bagi generasi mendatang, maka mulailah berfikir tentang
warisan.
Pertama, ketahui
warisan yang hendak ditinggalkan. Suatu hari orang akan meringkas kehidupan
kita dengan satu kalimat. Tulislah itu sekarangKedua, hidupkan warisan yang hendak ditinggalkan. Menjadi apa yang diinginkan untuk dilihat orang lain dan apa yang orang lain lihat dalam diri kita.
Ketiga, pilih orang yang akan meneruskan warisan kita. Warisan kita hanya dapat diteruskan oleh seseorang bukan oleh sebuah bangunan atau sebuah organisasi.
Keempat, pastikan Anda memuluskan tongkat kepemimpinan. Berinvestasi bagi pemimpin adalah yang dapat membawa warisan ke depan dan kemudian memberi kekuatan kepada penerus untuk melakukannya
untuk blog kang
dana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar