
Setelah pilih-pilih rumah dinas dari empat rumah dinas yang belum terisi, saya putuskan rumah paling belakang yang saya tempati. Bukan karena sok jago ya… ambil rumah yang paling belakang itu diantar rumah yang belum terisi, itulah yang relatif lebih terawat karena belum lama ditinggal penghuninya. Jadi dengan pertimbangan lebih mudah dan murah …waduh yang murah mulu nih… untuk membersihkannya, itulah sebabnya saya pilih. Di komplek kantor itu, selain kantor tentunya, ada 10 rumah dinas, masjid, kantin, lapang futsal, bahkan lahan yang ditanami pohon mangga, rambutan, lengkeng yang sudah siap dipanen.
Karena belum ada tempat tidur, seusai jam kerja kantor saya langsung melaju menuju kota Purwakarta untuk mencari toko furniture. Kulihat isi dompet sepertinya uang tersedia kurang mencukupi untuk membeli furniture yang dibutuhkan. Sembari pingin tahu suasana kota jelang malam hari, saya keliling beberapa ruas jalan yang memang begitu lancarnya untuk mencari lokasi ATM. Namun memang tak semudah di Jakarta, sudah beberapa jalan dilewati tapi tak kunjung pula ketemu lokasi ATM bank tempatku menabung, padahal bank plat merah ini yang terbesar jaringannya.
Setelah sekian lama berkeliling akhirnya ketemu juga dengan ATM yang berada di salah satu mini market. Ambil uang plus belanja kebutuhan minuman untuk malam nanti di mini market itu, langsung diteruskan dengan pencarian toko furniture. Dari beberapa toko furniture yang dijumpai di jalan, ku parkirkan kendaraan di satu toko furniture di Jalan Basuki rahmat, toko ini menurutku yang paling dekat dengan rumah dinasku. Biasalah terjadi tawar menawar, deal di harga tertentu, langsung barang itu saya angkut di kendaraan.
Berhubung sudah saat sholat maghrib, saya cari mushola di sekitar toko itu. Terasa lapar juga perut nih, setelah sholat maghrib saya cari makan malam dulu agar begitu sudah masuk komplek kantor tak harus keluar lagi cari makan. Di samping toko furniture itu ada penjual sate, ya lah..kota ini kan salah satu kuliner yang dikenal adalah sate… saya makan sate dulu di situ. Tenang rasanya diri ini, barang yang dicari sudah ketemu, makan juga sudah, rumah sedang dibersihkan salah satu OB, pokoknya insya Allah malam ini saya bisa menikmati malam pertama di rumah dinas.
“Hatur nuhun Bapak”, kusampaikan sapaan itu ke security yang membukakan gerbang tatkala kendaraanku masuk ke komplek kantor. Saat waktu sholat isya telah tiba, saya parkirkan kendaraan di depan masjid, dan bergegas ambil wudhu untuk menunaikan sholat isya. Entahlah pertimbangan apa dari Munawar, salah satu kepala seksi yang terlama di kantor itu, meminta saya untuk jadi imam sholat isya. Kupenuhi perintah beliau itu, itulah malam pertama saya menjadi bagian dari mereka.
Malam telah berlalu, waktu subuh telah tiba. Saya segera bergegas ke masjid, di sana telah ada tiga orang pak Munawar, kang Nandang, dan pak Ujang. Ketika iqomah dikumandang oleh pak Ujang, kembali pak Munawar menyuruh saya untk jadi imam sholat subuh. Dan kembali ku tak berdaya untuk menolaknya. Semoga ini adalah awal yang baik buat saya, dan harapannya saya bisa berbuat lebih baik buat diri saya dan bermanfaat bagi mereka di lingkungan baru ini.
Amin
Sardana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar