إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
(1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ
أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ
مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam al- Qadr, (1) Dan apakah yang menjadikan engkau tahu apakah Lailatul Qadr?, (2) Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan, (3) Turun malaikat- malaikat dan Ruuh padanya dengan izin Tuhan mereka, untuk mengatur segala urusan, (4) Salam ia sampai terbitnya fajar, (5)"
Dalam suatu riwayat
ada dikemukakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah menyebut tentang seorang dari
Bani Israel yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu
bulan secara berterusan. Kaum Muslimin berasa kagum dengan perjuangan orang
tersebut.
Maka Allah menurunkan
ayat ini (Surah al Qadr: 97: 1-3) yang menerangkan bahawa satu malam lailatul qadar
itu lebih lebih baik daripada perjuangan Bani Israel selama 1000 bulan. (Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dan al Wahidi dari Mujahid)
Dalam riwayat lain
ada dikemukakan bahawa pada zaman Bani Israel terdapat seorang lelaki yang
beribadat pada malam hari dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya.
Perbuatan ini dilakukan selama seribu bulan.
Pemuda bani Israil bernama Syam`un Al-Ghazy – Lelaki yang beribadah 1000 bulan
Pada suatu saat malaikat
Jibril AS datang menemui nabi Muhammad SAW, kemudian menuturkan cerita
tentang seorang laki-laki. Nama orang itu adalah Syam`un Al Ghazy, dia
telah memerangi orang-orang kafir selama seribu bulan, sedangkan senjata
yang digunakannya hanyalah jenggot unta.
Dikisahkan setiap kali dia
memukul orang kafir dengan jenggot untanya tersebut, maka sudah dapat
dipastikan orang yang bersangkutan akan langsung tewas. Entah sudah
berapa banyak orang yang mati ditangan Syam`un yang memiliki senjata
yang sangat aneh itu.
Menghadapi kekuatan
Syam`un yang teramat sulit ditandingi, maka orang- orang kafir yang
jumlahnya tak terhitung itu merasa kewalahan. Dan karena sudah kehabisan
cara, akhirnya mereka berusaha membujuk isteri Syam`un yang juga
termasuk orang kafir, agar mau diajak bersekongol untuk bersama-sama
membunuhnya.
“Kami akan memberimu uang
dan harta yang sangat banyak, agar engkau bersedia membunuh suamimu!”
kata salah seorang diantara kafir itu kepada isteri Syam`un.
“Saya tidak mampu membunuhnya,” jawab isteri Syam`un.
“Kami akan memberimu tali
yang sangat kuat. Dengan tali itu, ikatlah kedua tangan dan kakinya
sewaktu tidur. Setelah itu kamilah nanti yang akan membunuhnya,” kata
orang kafir itu lagi.
Wanita kafir ini pun menyanggupinya, dan berhasil melakukan apa yang diperintahkan oleh orang- orang yang memusuhi suaminya.
Alkisah, ketika bangun
tidur, tentu Syam`un merasa sangat terkejut mendapati kedua tangan serta
kakinya sudah dalam keadaan terikat dengan tali yangi sangat kuat.
“Siapa gerangan orang-orang yang telah mengikat saya” tanya Syam’un sambil menatap isterjnya.
“Akulah yang telah
mengikatmu, sekadar untuk mencoba kekuatanmu saja”, jawab isterinya.
Rupanya sang isteri sengaja menjawab demikian dengan pertimbangan bila
ternyata suaminya nanti mampu melepaskan- . diri dari ikatan itu, maka
hal itu tak akan membahayakan dirinya. Kenyataannya Syam’un memang
berhasil melepaskan diri.
Tak berhasil dengan cara
itu, orang-orang kafir itu kemudian datang lagi sambil membawa rantai
yang sangat kokoh. Isteri Syam’un lagi-lagi menyatakan kesediaannya
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh mereka dan berhasil. Ya…
suaminya diikat dengan menggunakan rantai tersebut.
“Siapakah orang yang telah mengikat saya dengan rantai ini ? tanya Syam`un kepada isterinya, saat terbangun dari tidurnya.
“Saya yang melakukan itu, sekadar untuk menguji kekuatanmu” ,jawab isterinya.. .
Maka Syam`un pun lalu menarik tangannya, dan seketika rantai yang membelenggu tangan serta kakinya langsung terputus.
“Hai isteriku, saya adalah
seorang Wali Allah. Tak ada seorangpun yang akan sanggup merontokkan
kekuatan saya, kecuali rambutku ini!” jelas Syam`un. Perlu diketahui,
laki-laki yang dinugerahi karamah luar biasa oleh Allah SWT ini memang
rnemiliki rambut yang sangat panjang. Disitulah rupanya letak
kekuatannya (Kisah ini lah yang meng-inspirasikan kisah Samson)
Isteri Syam’un pun
menyimak baik- baik apa yang dikatakan oleh suaminya itu. Malam harinya
dengan nekad dia kemudian memotong rambut Syam`un selagi Syam`un sedang
tidur, dan mengikatnya. Alat atau tali yang digunakan untuk mengikat tak
lain adalah rambutnya itu pula.
Ketika Syam`un terbangun dari tidurnya, lagi-lagi dia merasa terkejut karena tubuhnya telah dalam keadaan terikat.
“Siapakah yang telah mengikat tubuhku ini?” tanyanya kemudian. Dan isterinya pun memberi jawaban sama seperti yang sudah-sudah.
Syam`un menarik tali yang
mengikat tubuhnya. Tetapi kali ini, meskipun sudah berusaha dengan
sekuat tenaga, dia tetap tak bisa melepaskan tali pengikat yang terbuat
dari rambut kepalanya sendiri itu.
Menyaksikan usahanya telah
berhasil, isteri Syam`un buru-buru menemui orang kafir dan menceritakan
apa yang terjadi. Maka segeralah mereka menemui Syam`un lalu
membawanya ke tempat penjagalan manusia. Laki-laki ini diikat disebuah
tiang yang ada disitu dan orang-orang kafir itu kemudian memotong-
motong anggota tubuhnya. Dengan sadisnya mereka mencungkil matanya,
memotong kedua tangan dan kakinya, telinganya, lidahnya, bibirnya ,dan
lain-lain.
Namun Allah SWT tak
membiarkan seorang wali-Nya menderita seperti itu terlalu panjang. Dia
lalu berfirman kepada Syam`un : “Apakah yang engkau kehendaki Syam`un?”
Syam`un pun menjawab,
“Saya menghendaki agar Engkau memberi kekuatan kepada saya, sehingga
nantinya mampu meruntuhkan tiang bangunan dan reruntuhannya menimpa
mereka.”
“Allah SWT pun memberikan
kekuatan luar biasa kepadanya. Lalu Syan`un menggerakkan tubuhnya,
menyebabkan tiang bangunan menjadi patah berantakan, disusul ambruknya
seluruh badan bangunan tersebut menimpa orang-orang kafir, mereka,
termasuk isteri Syam`un semuanya langsung tewas.
Adapun Syam`un sendiri
diselamatkan oleh Allah SWT, bahkan Dia juga mengembalikan semua anggota
tubuhnya. Setelah itu Syam`un beribadah kepada Allah SWT siang malam
selama seribu bulan…
Salah seorang diantara
para sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau
mengetahui?” (maksudnya pahala ibadah Syam`un).
Rasulullah SAW mengatakan bahwa Beliau tidak mengetahui, berapa banyak pahala yang dianugerahkan Allah kepada Syam`un tsb.