Sebentar
lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah, bagi umat muslim tentu bulan ini
memiliki berbagai keistimewaan sehingga kita pun diupayakan untuk melakukan
berbagai amalan yang akan menambah catatan amal soleh dihadapan Allah swt. Berikut
disampaikan sebuah tulisan oleh ustadz Abdul Muhith Murtadlo yang membahas
tentang keutamaan dan amalan yang dilakukan di bulan Dzulhijjah, terutama pada
10 hari pertama.
Keutamaan
10 hari pertama Dzulhijjah
1.
Allah Swt bersumpah dengan dengan hari-hari tersebut,
sebagaimana dalam firman-Nya :
وَ لَيَالٍ عَشْرٍ
“ Demi malam yang sepuluh.” (Qs. al-Fajr: 2). Yaitu: sepuluh
malam pertama bulan Dzulhijjah, demikian Ibnu Katsir dan Asy-Syaukani mengatakan
dalam tafsirnya.
Dan ketika Allah bersumpah dengan sesuatu, maka itu
menunjukkan sesuatu itu memiliki kedudukan dan keutamann.
2.
10
hari pertama Dzulhijjah adalah أَيَّامٍ مَعْلُوْمَاتٍ yang Allah firmankan dalam surat al-Hajj ayat 28, dimana kita
dianjurkan untuk banyak menyebut nama-Nya.
3.
Dari
Ibnu Abbas Ra. dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ
الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى
أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ
اللَّهِ قَالَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ
بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ.
“Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shalih lebih
dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah).” Para
sahabat radhiyallahu ‘anhum bertanya, “Wahai Rasulullah, juga (melebihi
keutamaan) jihad di jalan Allah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “(Ya, melebihi) jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar
(berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang
kembali sedikitpun.” (HR.Bukhari)
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan beramal shalih
pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, Imam an-Nawawi
dalam kitab beliau Riyadhush Shalihin mencantumkan hadits ini pada bab:
Keutamaan ibadah puasa dan (ibadah-ibadah) lainnya pada sepuluh hari pertama di
bulan Dzulhijjah.
4.
Didalamnya
terdapat hari yang disebut dengan hari tarwiyah ( tanggal 8 dzulhijjah) dimana
pada hari tersebut pelaksanaan ibadah haji dimulai
5.
Didalamnya
terdapat hari arafah, hari yang memiliki banyak kemulyaan, diantaranya :
Allah bersumpah dengan hari arafah :
وَ شَاهِدٍ وَ مَشْهُوْدٍ – سورة
البروج : 3
Abu Hurairah berkata : Syaahid adalah hari jum`ah
sedangkan Masyhuud adalah hari arafah
Hari arafah adalah hari paling banyak Allah membebaskan
manusia dari api neraka. Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ
يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ
لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari
neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di Arofah). Dia
akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para
malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” )HR. Muslim
dari ‘Aisyah(
Ibadah haji tanpa wukuf di arafah maka hajinya tidah sah, Rasulullah
Saw bersabda :
الْحَجُّ عَرَفَةُ
Haji adalah wukuf di arafah… (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi)
Sebaik-baik doa adalah doa pada hari arafah. Dari Abdullah
Bin Umar Ra. bahwasanya Nabi Saw bersabda :
خَيْرُ
الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ ...
Sebaik-baik doa
adalah doa pada hari arafah ….(HR. Tirmidzi)
6.
Didalamnya
terdapat `lailatu jam`in`; malam 10 Dzulhijjah, yaitu malam dimana para
jamaah haji mabit di muzdalifah setelah bertolak dari arafah.
7.
Didalam
terdapat kewajiban melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun islam yang
ke-5.
8.
Didalamnya
juga terdapat `yaumun-nahri`, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah yang merupakan
hari termulya disisi Allah Swt, Rasulullah saw bersabda :
إِنَّ
أَعْظَمَ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ
يَوْمُ الْقَرِّ
"
Sesungguhnya
semulya-mulyanya hari disisi Allah adalah yaumunnahri, kemudian yaumulqarri (
yaitu hari tanggal 11 Dzulhijjah)” (HR. Abu Dawud)
Allah menjadikan hari tersebut mulya, karena pada hari
tersebut sebagian besar amalan ibadah haji dikerjakan; wukuf di masy`ari haram,
lempar jumrah aqabah, tahallul, thawaf ifadhah, sa`i, menyembelih qurban.
9.
Menurut
Ibnu Taimiyah; hari-hari pada 10 awal dzulhijjah lebih afdhal dibandingkan
hari-hari pada 10 akhir ramadhan, adapun malamnya, maka malam-malam 10 akhir
ramadhan lebih afdhal dari malam-malam 10 awal dzulhijjah.
10. Ibnu Hajar berpendapat bahwa
hari-hari tersebut memiliki keistimewaan karena berkumpul didalamnya ummahatul
ibadah (pokok-pokok ibadah); shalat puasa, shadaqah, haji yang tidak terdapat
pada hari yang lain.
Apa
yang disyariatkan pada 10 awal dzulhijjah ?
Yang
di sayariatkan pada hari-hari tersebut antara lain :
1.
Melakasanakan
Haji dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling
utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, salah
satunya adalah sabda Nabi Muhammad Saw:
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yg dikerjakan) di antara
keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga.” (HR.
Muslim)
2.
Meningkatkan
kwalitas ibadah fardhu, karena tidak ada yang lebih dicintai Allah diantara
ibadah-ibadah yang ada selain ibadah fardhu, sebagaimana dalam firman Allah Swt
dalam hadits qudsi:
وَ مَا
تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
“…Tidaklah
hamba-Ku taqarrub (mendekat) kepada-Ku
dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku fardhukan atasnya…” (HR.
Bukhari)
3.
Memperbanyak amalan-amalan shalih
berupa ibadah sunnah seperti: shalat, shadaqah, jihad, membaca Al Qur’an, amar
ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari
itu dilipatgandakan pahalanya. Amalan yang tidak utama bila dilakukan pada hari
tersebut akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada
hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah utama termasuk jihad sekalipun yang
merupakan amal ibadah yang utama, kecuali jihadnya orang yang tidak kembali
dengan harta dan jiwanya.
4.
Memperbanyak dzikir, hal ini
berdasarkan firman Allah Swt :
... وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ ...
…
Dan mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang diketahui (pada 10 awal
dzulhijjah)… (QS. Al-Hajj ayat : 28)
Diantara dzikir
yang dianjurkan untuk di baca pada hari-hari tersebut adalah tahlil, takbir dan
tahmid, sebagaimana sabda Nabi Saw :
مَا
مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ الْعَمَلِ
فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ
التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Tidak ada amal
shalih yang dikerjakan pada hari-hari yang lebih mulya dan lebih dicintai Allah
dibandingkan amal shalih yang dilakukan pada 10 awal dzulhijjah, maka
perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid (HR. Ahmad).
Disunnahkan bertakbir
dengan suara jahr (keras) di pasar, jalan, tempat bekerja dll sebagai bentuk
menghidupkan sunnah dan mengingatkan yang lalai.
Imam bukhari
berkata dalam Shahihnya : adalah ibnu Umar dan Abu Hurairah pada hari-hari 10
awal dzuhijjah ketika keduanya masuk pasar, keduanya bertakbir dan orang-orang
di pasar bertakbir mengikuti takbir keduanya
Dari yazid Bin
Abi Ziyad, dia berkata : aku melihat Said Bin Juzair, Abdurrahman Bin Abi Laila
dan Mujahid, atau dua orang dari mereka bertiga dan juga para fuqoha mengucapkan
pada 10 awal dzuhijjah :
اللهُ
أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَ للهِ الْحَمْدُ
(Diiwayatkan
oleh al-Firyani dalam ahkamul idainnya)
5.
Meninggalkan Segala Maksiat dan
Dosa
إِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ
خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ
" Sesungguhnya jumlah bulan yang
ada disisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya terdapat empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian berbuat dzalim terhadap
diri kalian dalam bulan yang empat itu…" (QS. At-Taubah : 36)
6.
Qiyamul lail (menghidupkan
malam), sebagaimana imam Syafii dan lainnya sangat menganjurkan. Said Bin
Jubair berkata : “jangan kalian matikan lampu kalian pada malam-malam 10 awal
dzulhijjah”
7.
Berpuasa sembilan hari, Terutama pada
hari ‘Arafah
Dari Hunaidah
Bin Khalid dari istrinya, ia berkata : Sebagian istri Nabi Saw menceritakan
kepadaku bahwa Nabi saw berpuasa hari `Asyura` dan Sembilan hari di bulan
dzulhijjah serta tiga hari pada setiap bulan (HR. Ahmad dan Nasai)
Hal ini tidaklah
bertentangan dengan perkataan Aisyah Ra : Aku tidak pernah melihat Rasulullah
Saw berpuasa pada 10 hari (bulan Dzulhijjah) (HR.Muslim)
Karena itu Ibnul
Qayyim berkata :
وَ الْمُثْبِتُ
مُقَدَّمٌ عَلَى النَّافِيْ إِنْ صَحَّ
“Jika (hadits)
yang menetapkan itu shahih maka didahulukan daripada (hadits) yang meniadakan”
Dan bisa jadi
(pernah) tidak puasanya Rasulullah Saw pada hari-hari tersebut adalah lebih
kepada beliau khawatir akan menjadi kewajiban sebagaimana dalam kasus Nabi
tidak hadir pada shalat malam berjamaah pada bulan ramadhan.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى
بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ
السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan
setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun
yang lalu.”( HR. Muslim dari Abu Qotadah)
8.
Berdoa pada hari arafah.
Dari Abdullah
Bin Umar Ra. bahwasanya Nabi Saw bersabda :
خَيْرُ
الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَ خَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ
مِنْ قَبْلِيْ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ،
وَ لَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Sebaik-baik doa
adalah doa pada hari arafah, dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi
sebelumku ucapkan adalah : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَ لَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (HR. Tirmidzi)
9.
Berkurban Pada Hari Raya Qurban dan
Hari-Hari Tasyriq; yaitu dengan menyembelih unta, sapi, kambing atau
domba.
Sebagai catatan
penting
adalah bagi yang sudah ada keingingan berkurban, maka hendaklah ketika memasuki
10 awal dzuhijjah, maka yang bersangkutan tidak memotong rambut dan kuku sampai
hewan qurbannya disembelih.
Dari Ummu
Salamah Ra. bahwasanya Nabi Saw bersabda :
إِذَا
دَخَلَتْ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَمَسَّ مِنْ
شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا
Jika telah masuk
10 awal dzulhijjah dan ada salah seorang diantara kalian yang hendak berkorban,
maka maka janganlah ia mengambil bagian rambut atau kukunya sedikitpun. (HR.
Muslim)
Dalam riwayat
lain :
فَلاَ
يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَ لاَ يَقْلِمَنَّ ظُفْرًا
Maka janganlah ia mengambil (memotong) rambut dan jangan
memotong kuku
10. Melaksanakan
Shalat Idul Adh-ha dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami
hikmah disyari’atkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan
beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan
kesombongan; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam
kemungkaran. Dimana hal tersebut akan menyebabkan terhapusnya amal kebaikan
yang dilakukannya selama sepuluh hari.
Selain hal-hal yang telah
disebutkan diatas, hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini
dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala
kewajiban dan menjauhi segala larangan; memanfaatkan kesempatan ini dan
berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.
Sekian, semoga bermanfaat.
Abdul Muhith Murtadlo
Ditulis lagi
Sardana
Ditulis lagi
Sardana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar