Menjadi penghafal Al-Qur’an merupakan cita-cita semua Muslim, namun dalam proses menghafal Al-Qur’an seringkali ada halangan. Berikut ini adalah 8 tips menghafal Al-Qur’an yang disampaikan oleh Ustadz Deden Makhyaruddin, apabila 8 tips ini dilaksanakan, maka Insya Allah akan membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.
1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang. Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yg sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 06:00 hingga jam 07:00 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal. Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah. 1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah. Bukankah 1 huruf memiliki 10 pahala?? So jangan terlalu terburu buru, namun jangan juga untuk ditunda-tunda, habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’.
3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN
Kondisi hati yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar” ya kan?? Sebenarnya tidak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat Al-Qur’an itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban. Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa beban jika tidak pernah diulang?? Setialah bersama Al-Qur’an.
4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat-ayat yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, ayat tersebut sebenarnya masih kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi ayat tersebut adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Jangan buru-butu suntuk dan sumpek ketika belum hafal, berbahagialah menjadi orang yang dirindukan ayat Al-Qur’an.
5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang-ulang. Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat. Makan menggunakan sendok teh tidak akan terasa nikmat karena terlalu sedikit, makan menggunakan sendok nasi (entong) akan membuat muntah karena terlalu banyak. Menghafal Al-Qur’an juga demikian. Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang-ulang, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang-ulang. Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN
Misal ayat Al-Qur’an dari Surat Ar Ragman : “Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dzibaan” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat. Sudah hampir separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan pada tips nomor 2, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yg akan dihafal. Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap. Serahkan 1 jam kita pada Allah.. Akan lebih baik bisa lebih dari 1 jam. 1 jam itu tidak sampai 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!! 5 persen untuk Al-Qur’an
8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yg ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an, dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.
Sardana
Sumber: copas fb susila liberty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar