Dalam bulan Ramadhan terdapat beberapa fase, seperti yang
disabdakan Nabi Muhammad saw:
أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَوَسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ
عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
“Awal
bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya
adalah pembebasan dari neraka.”
Hari-hari di bulan Ramadhan merupakan hari-hari yang penuh
tantangan karena memang bonus yang ditawarkan begitu sangat menggiurkan. Allah
menyajikan ini dalam rangka mendorong umat Islam untuk mencapai ruhani yang
tinggi.
Manusia adalah makhluk yang tidak hanya berupa jasmani,
tetapi juga memiliki ruhani. Allah yang menciptakannya, sehingga Dialah yang
mengetahi hakikat dan tabiat dari manusia.
Karenanya Allah tidak saja menyediakan bagi manusia untuk kebutuhan
jasmaninya, tetapi juga menyediakan bagi kebutuhan ruhaninya. Allah
menciptakannya dalam keseimbangan dan saling melengkapi.
Allah maha tahu bahwa tabiat manusia mempunyai dimensi
ruhani dan jasmani. Dalam menjaga keseimbangan antara jasmani dan ruhani, Allah
mewajibkan berhenti sesaat dari aktifitas yang berorientasi jasmani (duniawi)
kepada sesuatu untuk mengisi kebutuhan
ruhani. Setiap hari kita diwajibkan untuk sholat 5 waktu. Setiap pekan kita di
hari jum’at diwajibkan untuk berkumpul di masjid untuk mendengarkan khutbah dan
sholat jum’at. Dan setiap tahun diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di
bulan Ramadhan.
Ramadhan adalah
madrasah tempat seorang Muslim memperbarui ikatan-ikatan Islam pada dirinya dan
mengambil bekal yang dapat menutupi segala kekurangan sebelumnya. Di bulan
Ramadhan kaum Muslimin menyemarakkan masjid dengan berbagai halaqah ilmu,
pengajian, dan dzikir. Sehingga orang yang dahulunya bodoh, di bulan Ramadhan,
menjadi mengerti, yang dulunya lalai menjadi sadar dan yang dulunya acuh tak
acuh menjadi ingat. Di bulan Ramadhan ini, seluruh kaum muslimin yang
menunaikan semuan anjuran dan perintah Allah, akan memperoleh derajat
keistimewaan.
Ramadhan sebagai sekolah atau akademi ruhaniah harus dipahami bahwa kaum Mukminin menjalani pelatihan untuk menggeser perhatian yang berlebihan pada ego, pindah dari rumah yang sempit menuju rumah semesta yang tak terhingga. Ibadah shaum merupakan mata pelajaran dalam madrasah ruhani untuk mendidik orang menajamkan mata batin sehingga dengan mudah dapat membuat perbedaan antara yang haq dan bathil, ibadah shaum menjadi mata kuliah dalam akademi yang melatih untuk menerbangkan ruhani agar hinggap dalam pangkuan kasih sayang Tuhan.
Di dalam ibadah
shaum Ramadhan ada mata kuliah tentang kesabaran. Dan sebagaimana janji Allah,
hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dicukupkan pahala mereka tanpa
batas. Bulan Ramadlan adalah bulan yang penuh kebaikan dan berkah. Bulan ini
juga merupakan bulan pemberian kasih sayang, bulan yang diturunkannya Alquran
sebagai petunjuk bagi manusia. Ramadhan adalah bulan yang diliputi rahmat,
ampunan, dan sepertiga yang terakhir darinya adalah selamat (terbebas) dari
siksa neraka.
Betapa pentingnya
menghidupkan Ramadhan dengan iman dan semangat ruhani yang tinggi. Terlebih di
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu dengan melaksankan itikaf.
Perhatikan firman Allah pada bagian akhir mengenai kegiatan Ramadhan:
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“Dan
janganlah kamu campuri mereka itu (istri-istrimu), sedang kamu beri`tikaf dalam
mesjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Dr. Amir Faishol Fath menyatakan bahwa pada ayat tersebut
sangat menarik untuk direnungi, yaitu:
Pertama, dari segi urutan ia diletakan di akhir – setelah
menyebutkan beberapa rangkaian ibadah penting selama Ramadhan, yang mengesankan
bahwa puncak Ramadhan adalah itikaf di masjid.
Kedua, dari segi radaksinya Alla menghubungkan itikaf dengan
masalah mencampuri istri, bahwa selama itikaf tidak boleh melakukan hubungan
suami istri. Padahal pada ayat sebelumnya masih diperbolehkan pada malam hari
selama Ramadhan.
Wallahu a'lam
Sardana
diambil dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar