Dari deretan perjalanan hidup dan perjuangan
Rasulullah SAW, ada satu peristiwa yang sangat spesial, dan hal ini sangat
membekas di benak saya. Peristiwa ini adalah salah satu momen terpenting dalam
hidup Rasulullah SAW. Bahkan merupakan salah satu momen yang paling penting
dalam perkembangan penyebaran ajaran yang Rasulullah bawa. Momen ini adalah
solusi dan jalan keluar dari kesulitan, penderitaan, dan bahkan siksaan yang
Rasulullah dan para sahabat rasakan. Momen ini juga adalah titik balik
kemenangan perjuangan Rasulullah dan umat Islam. Momen ini adalah Hijrah.
Hijrah bukan hanya perjalanan yang dilakukan
Rasulullah SAW dalam penyebaran agama dari Mekkah ke Madinah, pada tahun 622
Masehi, namun juga digambarkan dalam Al Qur’an dan Hadits sebagai sebuah
perjuangan dan perubahan dengan ganjaran surga dari Allah SWT.
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ
اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقاً حَسَناً
وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ لَيُدْخِلَنَّهُم مُّدْخَلاً
يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan
Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan
kepada mereka rezki yang baik (syurga). Dan sesungguhnya Allah adalah
sebaik-baik pemberi rezki. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam
suatu tempat (syurga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Penyantun.” [QS. Al Hajj (22): 58 – 59].
Hijrah merupakan peristiwa besar dalam sejarah
Islam. Hijrah menjadi gambaran sebuah pengorbanan untuk memperoleh perubahan
dan kemenangan dalam hidup. Tidak mungkin ada kemenangan bila tidak diiringi
dengan pengorbanan. Hal tersebut yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan
para sahabat. Hijrah besar yang dilaksanakan dalam sejarah Rasulullah
dari Mekkah ke Madinah, walaupun bukanlah hijrah yang pertama, menjadi momen
yang sangat penting karena setelah hijrah tersebut perkembangan penyebaran
Islam mengalami banyak perkembangan. Dan Islam menjadi sebuah kekuatan negara
dan pemerintahan yang menguasai 2/3 dunia.
Perjalanan hijrah secara keseluruhan juga
bermakna sebagai sebuah perubahan. Perubahan ini terlihat dari
keadaan sebelum dan sesudah hijrah. Hijrah membawa umat muslim dari tatanan
yang tidak baik atau tidak kondusif ke arah tatanan yang baik dan Islami.
Tatanan itu dapat mencakup berbagai aspek dan dimensi, mulai dari sosial,
ekonomi, hokum, politik dan juga perilaku. Perubahan juga terlihat dari sisi
perjuangan yang membawa kepada kemenangan penyebaran ajaran Islam dengan cara
dakwah atau militer.
Setelah Rasulullah SAW berdakwah lebih dari 13
tahun di Mekah, akhirnya Rasulullah SAW, para sahabat, kaum muslimin hijrah ke
Madina. Rasulullah SAW dan kaum muslimin mengalami banyak sekali kesulitan,
ancaman, siksaan, boikot, sampai kepada pembunuhan saat berdakwah dari kaum
Quraisy di Mekah. Seperti siksaan yang dilakukan kepada Ammar bin Yasir beserta
ayah dan ibunya. Ibu Ammar, Sumayyah yang merupakan syuhada pertama dalam
sejarah Islam, disiksa dan dibunuh dihadapan Ammar dan ayahnya. Lalu, boikot
yang dilakukan kepada semua pengikut Rasulullah SAW. Tidak ada yang
diperbolehkan memberikan atau bahkan menjual pasokan makanan kepada kaum
muslimin. Sehingga mereka, khususnya para wanita dan bayi mengerang kelaparan.
Bahkan mereka terpaksa memakan dedaunan dan kulit binatang untuk mengganjal
perutnya. Penyiksaan dan pembunuhan kepada kaum muslimin dilakukan sangat rutin
oleh kaum Quraisy. Kerasnya siksaan juga dialami oleh sahabat Rasulullah SAW
yang mulia Bilal bin Rabah RA. Tidak hanya para sahabat dan kaum muslimin
lainnya, Rasulullah SAW pun tak luput dari siksaan, bahkan percobaan
pembunuhan. Di tengah tekanan dan siksaan yang luar biasa dari kaum Quraisy
Mekah, Rasulullah SAW juga mengalami kesedihan yang luar biasa dengan wafatnya
paman beliau Abu Thalib, yang senantiasa menjadi pelindung dan pengasuh beliau
dengan penuh kasih sayang sejak beliau kecil. Ditambah lagi meninggalnya istri
beliau tercinta Khadijah RA yang setia mendampingi serta mendukung dakwah dan
perjuangan Rasulullah SAW. Sampai akhirnya datang persetujuan dari Allah SWT
kepada Rasulullah SAW dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah Al
Munawarah, untuk memulai langkah baru menuju keberhasilan dimasa mendatang.
Perjalanan
hijrah Rasulullah ke Madinah memiliki makna yang kuat dan
sangat mendalam. Imam Nawawi dalam kitabnya yang terkenal “Riyadhus
Shalihin” mengungkapkan ada macam hijrah secara arti dan makna:
1. Hijrah dari sebuah tempat ke tempat yang lain.
1. Hijrah dari sebuah tempat ke tempat yang lain.
2.
Hijrah dari satu perbuatan ke perbuatan yang lain.
3.
Hijrah dari pelaku maksiat.
Lebih dari makna di atas, peristiwa dan
perjalanan hijrah Rasulullah SAW adalah salah satu warisan terbesar yang Nabi
kita tinggalkan kepada kita. Selain perjuangan hijrah Rasulullah membawa
perubahan dan kemenangan buat kaum muslimin, banyak sekali hikmah dari
perjuangan hijrah Rasulullah SAW dan kaum muslimin yang apabila kita cermati
adalah merupakan sebuah “formula” yang dapat kita jadikan pedoman dalam
kehidupan untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Di bawah ini adalah pelajaran dan hikmah dari
perjuangan hijrah Rasulullah SAW dan para sahabat yang dapat kita jadikan
pedoman, bersumberl dari buku Sirah Nabawiyah “Ar-Rahiq Al-Makhtum”,
buku riwayat hidup Rasulullah SAW yang mendapatkan juara pertama kompetisi
Sirah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri .
1) Kemantapan Iman Rasulullah
dan para sahabat.
Ketika turun perintah hijrah dari Allah SAW lewat
Rasulullah, tidak ada kaum muslimin yang menentang dan mempertanyakan perintah
ini. Mereka dengan beberapa grup dan rombongan berangkat hijrah ke Madinah.
Padahal perjalanan hijrah tidaklah mudah buat kaum muslimin. Selain beratnya
medan, mereka juga diancam untuk di buru dan di bunuh oleh kaum Quraisi. Mereka
pun rela meninggalkan rumah dan semua harta benda di Mekkah.
Namun Rasulullah SAW dan semua kaum muslimin
tidak takut sedikitpun. Mereka bahkan dengan gagah berani meninggalkan semua
harta benda untuk pergi menjalani hijrah menembus ganasnya padang pasir di
bawah terik matahari yang panas. Hal ini adalah bukti kekuatan dan kemantapan
iman yang dimiliki para sahabat dan kaum muslimin kepada Allah SWT dan
RasulNya. Kekuatan dan kemantapan iman adalah merupakan landasan perjuangan,
motivasi, dan kunci keberhasilan perjuangan hijrah. Perjuangan dan pengorbanan
kaum muslimin saat melakukan perjalanan hijrah merupakan wujud ketaatan kepada
Allah dan RasulNya, dengan hadiah yang sangat besar dari Allah, yaitu surga.
Perjuangan kaum muslimin didasari oleh kekuatan
iman telah menghasilkan sebuah kekuatan yang energi yang luar biasa besarnya.
Keimanan yang muncul kepada Allah dan RasulNya menghasilkan sebuah motivasi
yang besar, yang memberikan dorongan yang sangat luar biasa bagi kaum muslimin
untuk berjuangan.
2) Memiliki tujuan yang jelas.
Tujuan dan target dari hijrah sangat jelas dan
spesifik. Rasulullah SAW sudah sudah secara jelas menentukan kota Madinah
sebagai tujuan hijrah. Bahkan, hijrah kecil yang dilakukan beberapa kaum
muslimin sebelumnya juga jelas dan spesifik menentukan kota Habasha.
Rasulullah SAW menentukan kota tujuan hijrah
dengan perhitungan yang matang dan mempertimbangkan segala aspek seperti
suasana yang kondusif, penyebaran dakwah yang lebih luas, kesejahteraan yang
lebih baik buat kaum muslimin, dan lain sebagainya. Karena tidak hanya
kebebasan untuk menjalan syariat Islam saja yang diharapkan dapat terjadi di
tempat yang baru, namun juga keleluasaan untuk membangun pemerintahan, dan
kekuatan militer.
Dan yang terpenting dalam proses menentukan
tempat tujuan hijrah adalah tetap mengingat tujuan yang paling utama, yaitu
akhirat. Proses penentuan tujuan hijrah yang bersifat dunia tidak pernah lepas
tujuan utama Rasulullah dan kaum muslimin yaitu berusaha untuk mencapai tujuan
akhirat. Bahkan dengan melakukan hijrah ikhlas kerena Allah dan RasulNya saja,
tujuan akhirat akan terpenuhi. Dan dalam segala hal Rasulullah juga selalu
mencontohkan bahwa tujuan dunia harus selalu sejalan dengan tujuan akhirat
sebagai tujuan utama kita umat Islam.
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ
مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى
اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki
yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[QS. An-Nisaa (4): 100].
3) Perencanaan dan strategi yang matang dan handal.
Ini adalah pelajaran penting yang diajarkan dan
dicontohkan oleh idola saya, pemimpin kita umat Islam sedunia, Rasulullah SAW.
Walaupun beliau adalah seorang Nabi, manusia yang pemintaannya selalu didengar
oleh Allah, namun beliau selalu melakukan usahanya yang terbaik dan maksimal
sebagai manusia dengan selalu membuat rencana dan strategi yang matang dan
handal.
Makna hadits diatas adalah lakukan usaha dengan maksimal sebelum bertawakal
kepada Allah. Perencanaan matang oleh Rasulullah SAW yang dilakukan pada
proses perjalanan hijrah dengan usaha dengan usaha yang total dan maksimal, dan
tidak hanya berserah diri kepada Allah. Perencanaan, tahapan-tahapan, dan
pembagian tugas pun didiskusikan dengan para sahabat sebelum pelaksanaan.
o
Membagi kelompok keberangkatan hijrah ke
Madinah, yang dimulai dengan keberangkatan 70 keluarga terlebih dahulu.
o
Memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tidur
ditempat tidurnya, dan dengan selimut yang biasa digunakan Rasulullah untuk
mengelabui kaum Quraisy yang berencana untuk membunuh Rasulullah SAW di tempat
tidurnya.
o
Memilih rute memutar, yang jarang dilewati
orang, untuk mengelabui kaum Quraisy yang melakukan pengejaran.
o
Menyewa penunjuk jalan yang ahli bernama
Abdullah bin Uraiqith untuk membimbing Rasulullah dan Abu Bakar sampai ke
Madinah, dengan menempuh jalan yang sangat jarang ditempuh orang.
o
Tak hanya Rasulullah, Abu Bakar yang diminta
untuk menemani Rasulullah melakukan perjalanan hijrah pun memikirkan
strategi, dengan meyiapkan 2 ekor unta sejak 3,5 bulan sebelum perjalanan
hijrah mereka dengan persiapan khusus, mulai dari makanan, minuman, perawatan
khusus.
o
Abu Bakar juga memerintahkan anaknya Abdullah
untuk menyuplai makanan ke gua dengan membawa domba. Domba yang dibawa
bertujuan untuk membawa perbekalan makanan, sekaligus susunya dapat diperah
sampai ditujuan, dan jejak domba akan menghilangkan jejak kakinya sehingga
tidak diketahui arah tujuan Abdullah.
o
Bahkan Rasulullah juga memikirkan nasib kaum
Muhajirin (yang melakukan hijrah) untuk dipasangkan sebagai saudara kaum Anshar
(penduduk Madinah) untuk mendukung dan menjamin kehidupannya di Madinah sampai
bisa mandiri.
4) Melakukan aksi total dan maksimal untuk mencapai target dan tujuan.
Ketika tujuan dan rencana sudah ditentukan. Selanjutnya adalah menjalankan
dan berusaha secara maksimal mencapai tujuan dan mendapatkan kesuksesan. Dan
kembali, perjuangan yang total dan maksimal ditunjukkan oleh Rasulullah dan
kaum muhajirin. Perjalanan hijrah yang berat dengan resiko kematian pun
dijalani dengan sepenuh hati.
o Sebelum
berangkat, Ali bin Abi Thalib rela untuk menggantikan Rasulullah di tempat
tidurnya untuk mengelabui kaum Quraisy yang hendak membunuh Rasulullah. Ali
rela menggantikan posisi Rasulullah walaupun resiko Ali dibunuh saat itu pun
ada.
o Perjuangan
juga ditunjukkan Abu Bakar yang dengan setia menemai Rasulullah dalam
perjalanan hijrah. Abu Bakar bahkan rela tubuhnya digigit binatang berbisa, dan
tidak bersuara sedikitpun karena takut membangunkan Rasulullah yang tidur di
pangkuannya. Karena menahan rasa sakit, Abu Bakar sampai meneteskan air mata,
yang akhirnya jatuh membasahi wajah Rasulullah.
o Perjalanan
padang pasir yang ganas panjang dan melelahkan, di bawah terik matahari yang
sangat menyengat, dan dalam kejaran kaun Quraisy yang berniat menangkap
Rasulullah dengan imbalan 100 ekor unta.
o Pengorbanan
tidak hanya dilakukan oleh Rasulullah dan kaum muslimin yang melakukan hijrah,
Asma putri Abu Bakar pun harus merasakan kerasnya perjuangan hijrah walau dari
Mekkah. Pekerjaan yang penuh resiko karena melindungi kepergian Rasulullah dan
Abu Bakar. Asma juga melindungi nama baik Abu Bakar di depan ayah Abu Bakar
karena Abu Bakar tidak meninggalkan uang sepeserpun untuk Asma dan Aisyah.
o Lalu
untuk menghapus bekas-bekas jejak kaki Asma ini, Abu Bakar memerintahkan
penggembala kambingnya, Abdullah bin Fahirah agar gembalaan kambing-kambingnya
setiap hari melewati jalan yang biasa dilalui oleh Asma, seakan-akan memang dia
menggemabla dan tidak ada satupun yang meragukannya.
Sikap pantang menyerah ditunjukkan oleh
Rasulullah SAW dan kaum Muslimin dalam perjuangan mengembangkan dan membela
perjuangan pengembangan Islam saat itu. Selama 13 tahun Rasullah bersabar dan
pantang menyerah atas segala kesulitan, penderitaan, dan siksaan dari kaum
Quraisy di saat berdakwah di Mekkah. Sikap pantang menyerah juga ditunjukkan
Rasulullah dan para sahabat saat proses hijrah. Beratnya perjalanan hijrah,
ditambah lagi dilakukan dengan kejaran kaum Qurasy yang berusaha untuk
menangkap hidup atau mati sama sekali tidak menyurutkan langkah Rasulullah dan
para sahabat.
5) Selalu berdoa kepada Allah.
Walaupun Rasulullah yakin akan perlindungan yang
di berikan Allah SWT kepadanya dan kaum Muslimin, namun Rasulullah tetap tiada
henti berdoa dan menyebut nama Allah. Beliau SAW tiada henti selama perjalanan
membaca Al Quran. Hal ini dilakukan semata agar Allah senantiasa memudahkan dan
melindung Rasulullah dan kaum Muhajirin sampai ketujuan.
Saat Abu Bakar disengat binatang berbisa saat
berusaha untuk menutup lobang dengan kakinya, Rasulullah dengan memohon
pertolongan Allah pun mengobati Abu Bakar dengan meludah kecil ke arah bagian
bekas disengat sampai rasa sakitnya hilang sama sekali.
Rasulullah juga yang secara khusus memohon
perlindungan kepada Allah saat bersembunyi di gua Tsur, yang hampir saja
diketahui oleh para pemburu dari kaum Quraisy. Saking dekatnya para pemburu itu
dengan tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, sampai-sampai Abu Bakar
berkata “Wahai Rasulullah, andai kata sebagian mereka menoleh ke bawah pasti
mereka dapat melihat kita. Rasulullah lalu berkata “Diam lah wahai Abu Bakar!
Kita berdua tapi yang ketiga adalah Allah”.
6) Tetap memperbanyak amalan.
Bahkan saat melakukan perjalanan yang berat dan
dibawah kejaran para pemburu hadiah 100 ekor unta, pada kesempatan yang tepat
Rasulullah tetap melakukan dakwah menyebarkan ajaran Islam. Ada 4 sampai 5
orang yang Islam saat perjalanan hijrah Rasulullah ke Madinah.
7) Semua yang dilakukan membutuhkan pengetahuan yang tepat.
Pengetahuan adalah salah satu kepribadian yang sangat penting yang dimiliki oleh seorang muslim. Bahkan Rasulullah SAW mewajibkan untuk semua Muslim untuk selalu menuntut ilmu.
“Menuntut ilmu adalah kewajiban semua Muslim.” [HR. Ibnu Majah: 224].
Semua aksi dan perencanaan yang dilakukan
Rasulullah tidak lepas dari pengetahuan yang dimiliki beliau. Dengan ilmu dan
pengetahuan, Rasulullah dan para sahabat dapat melakukan usaha dengan
perencanaan yang matang dan cara yang maksimal. Diantaranya adalah pengetahuan
tentang target atau tujuan hijrah (yaitu kota Madinah), menentukan tahapan
migrasi, rute, lokasi singgah, pemilihan orang yang terlibat langsung, dan lain
sebagainya. Dengan pengetahuan, efektifitas dalam bertindak pun dapat dimiliki.
Begitu sampai di Madinah pun langsung mendirikan
masjid. Masjid yang pertama kali dibangun adalah masjid Quba. Pembangunan
masjid di Madinah oleh Rasulullah selain untuk fungsi utamanya yaitu untuk
selalu mengingat dan menjalankan ibadah kepada Allah, pembangunan masjid juga
mengandung pelajaran, salah satunya, adalah untuk selalu belajar dan menuntut
ilmu yang dilakukan di masjid.
8) Pengendalian diri dan memerangi hawa nafsu.
Rasulullah, orang yang paling mulia, mengajarkan
sebuah kepribadian yang sangat penting dan dibutuhkan dalam perjuangan.
Kepribadian ini adalah salah satu karakter beliau, dan merupakan ajaran beliau
yang wajib diamalkan oleh umat muslim. Yaitu mengendalikan diri dan memerangi
hawa nafsu yang dimiliki oleh manusia. Bahkan Rasulullah mencontohkannya
sendiri atas siksaan yang menimpa beliau saat berdakwah di Mekkah. Pukulan,
lemparan batu, hinaan, dan cacimaki yang menimpa dirinya diterima dengan sabar.
Bahkan Rasulullah menolak tawaran malaikat Jibril dan malaikat penjaga gunung
untuk meratakan menduduk Thaif yang telah menghina dan menyiksa Rasulullah,
sampai sandal yang Rasulullah pakai bersimbah darah.
Begitu pun saat perjalanan hijrah. Sikap sabar
Rasulullah ditunjukkan kepada Suraqah bin Malik, salah seseorang Quraisy yang
memburu Rasulullah SAW dan Abu Bakar untuk dibawa kembali ke Mekkah hidup atau
mati dengan imbalan 100 ekor unta dari kaum Quraisy Mekkah. Namun dengan
bantuan dan perlindungan Allah, beberapa kejadian saat pengejaran membuat Suraqah
menyadari bahwa apa yang dibawa Rasulullah SAW akan mendapat kemenangan.
Akhirnya Suraqah meminta maaf, menawarkan perbekalan, dan meminta jaminan
perlindungan dari Rasulullah. Rasulullah yang selalu memiliki sikap sabar pun
memaafkan Suraqah dan setujui permintaannya untuk memberikan perlindungan.
Padahal bisa saja Rasulullah SAW melepaskan amarah kepada Suraqah orang yang
berusaha untuk membunuhnya.
Hikmah yang terkandung dalam perjalanan hijrah
Rasulullah dan para sahabat, seperti yang baru saja kita pelajari diatas,
menampilkan empat elemen yang dibutuhkan untuk terciptanya sebuah formula
kesuksesan. Terdapat elemen Spritual dan Keimanan pada hikmah nomer 1 diatas,
elemen Cara Pencapaian pada nomer 2, 3, dan 4 diatas, elemen Penguat dan
Percepatan terdapat pada hikmah nomer 5 dan 6, serta elemen Kepribadian
terdapat pada hikmah nomer 7 dan 8.
Sardana
Sumber: http://www.hijrahcoach.co.id/articles/formula-hijrah/103-warisan-rasulullah-saw2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar