Pada tahun 1990-an, Nokia merupakan
perusahaan yang mampu menemukan cara dan mengubah ponsel menjadi aksessoris
mode dan bagian gaya hidup. Siapa yang tidak memiliki ponsel Nokia terbaru
dianggap ketinggalan zaman pada masa itu. Nokia begitu sangat asyik sebagai
perusahaan hardware ketimbang software. Mereka memperbanyak tenaga yang ahli di
dalam membangun perangkat fisik, namun miskin orang yang ahli dalam
membuat program yang dibenamkan pada perangkat tersebut. Mereka meremehkan
perangkat lunak termasuk aplikasi smartphone, membuat ahli software
terpinggirkan.
Nokia berbangga dengan
penghasilan lebih dari lima puluh persen dari semua keuntungan di industry ponsel
pada tahun 2007, dan sebagian besar keuntungan tidak dating dari smartphone.
Sementara di sisi lain, era smartphone sedang menyeruak dengan keunggulan layar
sentuh dengan kemunculan Android. Arogansi dan rasa percaya diri berlebihan
membuat Nokia bertahan dengan apa yang telah diraih, membuat Nokia terjebak
innovator dilemma. Bahkan Nokia menyebut Android sebagi semut kecil merah yang
mudah digencet dan mati. Keengganan institusional untuk bertansisi ke era baru
ponsel menjadi awal mula ambruknya bisnis raja ponsel dunia ini. Saat itu,
petinggi Nokia yakin pada kekuatan mereknya. Lama setelah peluncuran iPhone,
Nokia tetap bersikeras bahwa desain hardware mereka unggul dan akan menang di
hati pengguna.
Baru setelah bisnisnya mulai
terseok karena pengguna banyak beralih ke smartphone, mereka meluncurkan ponsel
berbasis Windows. Namun terlambat, platform Symbian yang dibuatnya tak mampu
mengejar Android dan iPhone. Pengguna sudah sangat dimanjakan oleh iPhone dan
Android, yang memenuhi semua ekspektasi mereka tentang smartphone, cepat,
berbasis internet, layar sentuh, desain modern. Konsumen seolah menghukum
mereka karena hanya membuat ponsel yang ‘begitu-begitu’ aja. Nokia yang berpredikat
sebagai ponsel peringkat atas terdegradasi dengan cepat. Sejarah mencatat,
kemudian Nokia tergeletak kaku dalam kesunyian yang perih.
Intel dan Microsoft (dominasi dulu dikenal dengan duo Wintel) terlalu menikmati kekuasaannya dalam dunia PC dan Lapotop, dan pelan-pelan terjebak innovator dilemma. Mereka terbuai dengan kekuasaannya dan lengah betapa dramatis kecepatan kemajuan era mobile computing. Kini era PC/Laptop sudah hampir berakhir, diganti era mobile smartphone. dan hegemoni Microsoft serta Intel kian menjadi tidak relevan dalam era smartphone. Intel dan Micosoft lalu hanya duduk saling bertatapan mata, diam dan termangu. Dalam rasa penyesalan pedih dan pahit. namun dalam bisnis, penyesalan tidak pernah dapat tempat terhormat.
Kodak menyebut kamera digital hanya tren sesaat, dan kamera produksi mereka akan terus bertahan. Kodak terjebak halusinasi dan innovator dilemma akut. Akibatnya, ruangan ICU pengap menanti raga mereka yang merintih kesakitan.
Blackberry dengan layanan unggulan BBM berada di puncak kejayaan pada 2009-2010. Popularitasnya mulai meredup ketika layanan pesan instan mobile menyeruak di seluruh dunia , termasuk WhatsApp, Line, WeChat, dan KakaoTalk. Tidak seperti BBM, layanan pesan ini bisa diakses di beberapa platform selain Blackverry, hal yang menarik jutaan pengguna baru setiap bulan.
Yahoo awalnya unggul sebagai mesin pencarian tapo Google mengelahkannya kemudian. Fiutr Google yang kaya membuat pengguna lari dari Yahoo. Terakhir, 'mahkota' Yahoo sebagai penyedia layanan email nomor wahid juga dicuri perusahaan yang semula sempat ditawarkan pada Yahoo untuk dibeli itu.
Televisi seperti RCTI, Trans dan SCTV kelak akan kolaps bukan karena persaingan sesama pemain di industri yang sama, tapi dari makhluk alien yang bernama Youtube. Di Amerika, jumlah pemirsa televisi dikalangan anak muda dan remaja menurun drastis. Dan semua lari ke Youtube. Ini juga kelak akan terjadi di tanah air.
Koran dan majalah mati bukan karena sesama rivalnya, namun karena Facebook dan Social media (remaja dan anak muda tak lagi kenal koran/majalah kertas. Mereka lebih asyik main Path, IG atau FB. Pelan tapi pasti industri koran dan majalah akan mati).
Kini produsen Toyota, BMW dan Mercedes Benz takut bukan karena persaingan sesama mereka. namun karena kehadirab TESLA, yang entah dari mana tiba-tiba lakukan inovasi radikal produk mobil berbasis elektrik, dengan teknologi mobil tanpa sopir atau otonom (autopilot Hardware) (Pada 2016 ini, mobil Tesla3 terjual hingga 300 ribu hanya dalam dua hari, padahal unitnya baru dirilis 2018. jadi inden dua tahun).
Industri taksi seperti Bluebird goyah bukan karena pesaing sesama taksi, namun dari layanan taksi independen berbasis aplikasi. Di banyak negara, banyak perusahaan taksi konvensional mati digilas Uber dan layanan taksi berbasis aplikasi lain.
Pelajaran dari berbagai kasus di atas adalah: sebuah merk tidak dapat bertahan di posisi atas kecuali mereka rajin berinovasi dan mengikuti perubahan zaman, apalagi di era internet yang supercepat. perubahan tak hanya dalam fitur-fitur produk, tapi juga kategori perusahaan itu sendiri. tanpa inovasi dan penyegaran produk, merek mereka yang arogan tidak memiliki tempat tampaknya.
Bagaimana caranya? 3 JENIS INOVASI
Intel dan Microsoft (dominasi dulu dikenal dengan duo Wintel) terlalu menikmati kekuasaannya dalam dunia PC dan Lapotop, dan pelan-pelan terjebak innovator dilemma. Mereka terbuai dengan kekuasaannya dan lengah betapa dramatis kecepatan kemajuan era mobile computing. Kini era PC/Laptop sudah hampir berakhir, diganti era mobile smartphone. dan hegemoni Microsoft serta Intel kian menjadi tidak relevan dalam era smartphone. Intel dan Micosoft lalu hanya duduk saling bertatapan mata, diam dan termangu. Dalam rasa penyesalan pedih dan pahit. namun dalam bisnis, penyesalan tidak pernah dapat tempat terhormat.
Kodak menyebut kamera digital hanya tren sesaat, dan kamera produksi mereka akan terus bertahan. Kodak terjebak halusinasi dan innovator dilemma akut. Akibatnya, ruangan ICU pengap menanti raga mereka yang merintih kesakitan.
Blackberry dengan layanan unggulan BBM berada di puncak kejayaan pada 2009-2010. Popularitasnya mulai meredup ketika layanan pesan instan mobile menyeruak di seluruh dunia , termasuk WhatsApp, Line, WeChat, dan KakaoTalk. Tidak seperti BBM, layanan pesan ini bisa diakses di beberapa platform selain Blackverry, hal yang menarik jutaan pengguna baru setiap bulan.
Yahoo awalnya unggul sebagai mesin pencarian tapo Google mengelahkannya kemudian. Fiutr Google yang kaya membuat pengguna lari dari Yahoo. Terakhir, 'mahkota' Yahoo sebagai penyedia layanan email nomor wahid juga dicuri perusahaan yang semula sempat ditawarkan pada Yahoo untuk dibeli itu.
Televisi seperti RCTI, Trans dan SCTV kelak akan kolaps bukan karena persaingan sesama pemain di industri yang sama, tapi dari makhluk alien yang bernama Youtube. Di Amerika, jumlah pemirsa televisi dikalangan anak muda dan remaja menurun drastis. Dan semua lari ke Youtube. Ini juga kelak akan terjadi di tanah air.
Koran dan majalah mati bukan karena sesama rivalnya, namun karena Facebook dan Social media (remaja dan anak muda tak lagi kenal koran/majalah kertas. Mereka lebih asyik main Path, IG atau FB. Pelan tapi pasti industri koran dan majalah akan mati).
Kini produsen Toyota, BMW dan Mercedes Benz takut bukan karena persaingan sesama mereka. namun karena kehadirab TESLA, yang entah dari mana tiba-tiba lakukan inovasi radikal produk mobil berbasis elektrik, dengan teknologi mobil tanpa sopir atau otonom (autopilot Hardware) (Pada 2016 ini, mobil Tesla3 terjual hingga 300 ribu hanya dalam dua hari, padahal unitnya baru dirilis 2018. jadi inden dua tahun).
Industri taksi seperti Bluebird goyah bukan karena pesaing sesama taksi, namun dari layanan taksi independen berbasis aplikasi. Di banyak negara, banyak perusahaan taksi konvensional mati digilas Uber dan layanan taksi berbasis aplikasi lain.
Pelajaran dari berbagai kasus di atas adalah: sebuah merk tidak dapat bertahan di posisi atas kecuali mereka rajin berinovasi dan mengikuti perubahan zaman, apalagi di era internet yang supercepat. perubahan tak hanya dalam fitur-fitur produk, tapi juga kategori perusahaan itu sendiri. tanpa inovasi dan penyegaran produk, merek mereka yang arogan tidak memiliki tempat tampaknya.
Bagaimana caranya? 3 JENIS INOVASI
Tidak perlu menjadi perusahaan atau organisasi besar untuk berinovasi.
Tidak juga perlu menunggu sampai ada ‘innovation system’ untuk melakukannya.
Setiap organisasi bahkan individu dalam organisasi bisa melakukan inovasi,
berbeda pada setiap level dan kepentingannya.
Dalam buku bisnis, inovasi dibagi 3 jenis :
– INOVASI PRODUK meliputi apapun yang berkait tentang jasa atau produk
yang ditawarkan. Misalkan kemasan (diperbagus, diperkecil), bentuk barang
(diubah lebih up to date), jumlah layanan ditambah (sebelumnya haji-umroh,
ditambah dengan wisata Islam dan ticketing), atau jumlah produk dikurangi (agar
lebih fokus),
– INOVASI PROSES meliputi sistem kerja atau operasional. Misalkan waktu
pengiriman 5 hari jadi 4 hari. SMS pertanyaan pelanggan biasa dijawab dalam 10
menit jadi 5 menit. Keluhan pelanggan sebelumnya hanya via telpon diperbarui
melalui email dan social media. Order pelanggan dipermudah melalui whatsapp
atau aplikasi khusus.
– INOVASI KORPORAT meliputi aksi strategis, misalkan mengajak investor
baru, go multi-national, bermitra strategis dengan perusahaan besar,
rebranding, mengganti manajemen, reorganisasi agar manajemen lebih ramping dan
lincah atau berinvestasi dengan mengakuisisi perusahaan lain.
Sebuah kata-kata dari motivator bisnis ini dapat jadi bahan perenungan:
"Ingatlah, dunia berubah setiap hari. Bila Anda tidak berubah, maka Anda akan TERTINGGAL. Lakukanlah yang TERBAIK, HARI INI! Do The Best All The Time!"
Diambil dari berbagai sumber
"Ingatlah, dunia berubah setiap hari. Bila Anda tidak berubah, maka Anda akan TERTINGGAL. Lakukanlah yang TERBAIK, HARI INI! Do The Best All The Time!"
Diambil dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar