Hidup ini tak selalu seindah yang dibayangkan. Terkadang tak mampu menghindari hal yang tak diinginkan, diantaranya mendapatkan ejekan atau hinaan dari orang lain. Terutama bagi mereka yang memiliki kelemahan, sangat rentan untuk jadi objek hinaan, ejekan ataupun celaan.
Lantas apa yang harus dilakukan kalau suatu ketika kita menjadi korban hinaan tersebut?
Jawabnya... ya udahlah itu mah nasib, mau gimana lagi.. he he he.
Kok gitu? Ya iyalah, terus gimana coba? Melawan? Bisa timbul masalah baru yang lebih rumit. Mendingan diamkan aja, introspeksi diri, karena mungkin ada benarnya juga dalam hinaan itu, jadinya bisa dijadikan bahan untuk memperbaiki diri.
Sekedar untuk bahan perenungan atau setidaknya untuk menghibur diri buat para korban penghinaan. Plus jadi bahan pertimbangan bagi yang punya hobi atau ada talent sebagai penghina sebelum menjalankan aksinya. Kisah-kisah ini dapat memberikan inspirasi buat pelaku dan korban penghinaan.
Thomas Alfa Edison. Pada awalnya ia dihina karena dianggap bodoh oleh gurunya. Sampai dia dikeluarkan dari sekolahnya. Tapi hinaan itu justru dijadikan energi positif oleh dirinya dan ibunya. Sehingga ibunya mengajari sendiri Thomas. Dengan kesabaran itulah Thomas menjadi penemu lampu pijar yang dikenal dunia.
Ada pegawai rendahan asal Saudi, saat kehausan lantas mengambil air minum di depannya, tapi seseorang menghinanya dengan pernyataan "Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur". Namun apa yang terjadi? Setelah sekian waktu, atas motivasi yang berawal dari hinaan tadi, dia giat belajar dan bekerja keras akhirnya berhasil menjadi seorang insinyur bahkan hingga menjabat wakil direktur di perusahaan tempat dia dihina.
Seorang pemuda bekerja sebagai bell boy di sebuah hotel berbintang di Kowloon. Suatu saat seseorang tamu hotel datang dengan mobil mewah rol royce. Pemilik mobil meminta pemuda itu untuk mencuci mobilnya.
Saat usai mencuci mobil, iseng-iseng dia masuk dan duduk dibelakang stir mobil mewah itu, namun tiba-tiba muncul pemilik hotel (bosnya pemuda tersebut) dan menghardik dengan hinaan. "Hai, kamu jangan main-main. Kamu tidak akan mampu beli mobil itu seumur hidupmu. Ngaca dong. Kamu tuh pegawai rendahan. Pergi sana. Kerja lagi sana".
Dengan berbahan bakar hinaan bosnya itulah yang menggelorakan semangat kerjanya. Sampai suatu saat pada tahun 1989 dia lulus casting film dan berhasil jadi pemeran utama.
Film pertamanya, The Bund, langsung meledak terkenal di seluruh dunia. Begitu juga film keduanya, God of The Gambler, juga meledak.
Akhirnya, hinaan itu menghantarkannya bukan saja memiliki rol royce, tapi juga sebagai salah satu artis terkaya di Hongkong. Dialah Chow Yun Fat.
Ingatlah Rasul saw bagaimana saat dulu beliau dihina? Bahkan dia dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak. Beliau dihina dan disiksa dengan keji.
Tapi dengan hinaan beliau justru menjadikannya sebagai energi positif untuk mengemban dakwah dan tidak membuatnya berhenti hingga akhirnya Islam tegak pertama kali di Madinah Al-Munawarah.
Kalau demikian, siapapun yang merendahkan kita, bukan alasan bagi diri ini jadi runtuh. Terus berfikir positif. Cobalah mulai berterima kasih kepada sang penghina. Tak perlu menghina balik apalagi mencelakainya. Karena hinaan dapat menjadi kekuatan luar biasa yang bisa menghasilkan energi positif. Motivator kuat untuk menatap masa depan yang lebih baik.
Saat ngobrol ama si bungsu, Harits yang sudah kelas 6 SD dan katanya pingin lanjutin ke SMPIT boarding school. Saya coba tanya tentang perbullyan di sekolah sekaligus pingin tahu sejauhmana kesiapan dia. "Harits suka ada yang ngejek gak di sekolah?", "Kadang ada sih?", katanya. "Terus kalau diejek gitu, ama Harits diapain dianya?". Jawabnya, "Bilang ke dia, horee, aku dapat pahala karena diejek".
Alhamdulillah si kecil rupanya udah siap mondok ikuti jejak para kakaknya. Dan semoga tidak ada perbullyan bagi anak-anakku dan seluruh anak-anak yang lain, aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar