Minggu, 09 Juni 2013

Meraih Kebaikan dari Profesi sebagai Pekerja


Ketika kita membaca salah satu surat dari Al-Qur’an yaitu Al-‘Ashr menjelaskan kepada kita agar tidak termasuk orang-orang  yang merugi. Keimanan, berkelakuan baik, saling bernasihat kepada kebaikan, dan saling bernasihat dalam kesabaran menjadi kunci untuk keluar dari kubangan orang-orang yang merugi. Lantas bagaimana kita yang telah ditakdirkan oleh Allah swt sebagai seorang pekerja yang bagi berdomisili di kota besar semisal Jakarta ini sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengurusi pekerjaan di kantornya. Dia meninggalkan rumah untuk bekerja di saat matahari belum terbit, dan pulang di saat matahari telah terbenam. Kalaulah tidak ada hari libur, mungkin dia menyangka rumahnya tak pernah dikunjungi matahari, karena dia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan gelap malam. Akankah kesempatan kita para pekerja untuk memperoleh kebaikan di sisi Allah swt dengan tidak termasuk orang merugi akan sirna karena kesibukan kita?
Islam ternyata memberikan apresiasi yang begitu besar terhadap para pekerja ini. Rasulullah dalam beberapa hadits menginformasikan kabar gembira dan keutamaan bagi para pekerja.

Pertama, Allah swt mengampuni dosa-dosa para pekerja. Rasul bersabda:

 مَنْ أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ (رواه الطبراني)

artinya “Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT”. (HR. Thabrani).

Begitu juga pada riwayat yang lain Rasul bersabda :

إِنَّ مِنَ الذُّنُوْبِ لَذُنُوْبًا، لاَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ وَلاَ الصِّياَمُ وَلاَ الْحَجُ وَلاَ الْعُمْرَةُ، قَالَ وَمَا تُكَفِّرُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟   قاَلَ الْهُمُوْمُ فِيْ طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ   رواه الطبراني)

artinya: “Sesungguhnya terdapat satu dosa diantara dosa-dosa itu,  yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.” (HR. Thabrani).

Kedua, Allah swt  mencintai para pekerja.

Rasulullah bersabda :

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ (رواه الطبراني)

Artinya; “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang giat bekerja”. (HR. Thabrani)

Ketiga, terhindar dari azab api neraka.

Dalam sebuah riwayat dikemukakan, “Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, ‘Kenapa tanganmu?’ Saad menjawab, ‘Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku.” Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, ‘Hadzihi yadun la tamatsaha naarun abada’, ‘Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka’” (HR. Tabrani)


Subhanallah, sungguh suatu karunia yang besar Allah swt berikan kepada kita sebagai pekerja (pegawai). Sebuah janji dari seorang hamba yang mulia, Rasulullah saw, telah mengabarkan betapa kebahagian hidup di akhirat akan diberikan kepada para pekerja. Pekerja diberikan apresiasi yang tinggi dalam Islam, dan surga adalah balasan yang pantas bagi mereka.
Masalah selanjutnya adalah bagaimana upaya kita sebagai pekerja agar Allah swt akan memberikan ampunan-Nya, cinta-Nya, dan membebaskan dari azab neraka?

Satu ayat dalam surat At-Taubah : 105 Allah swt memberikan arahan bagaimana seharusnya kita bekerja, apabila kita bisa menjalankannya maka harapan dan janji Allah swt kepada para pekerja akan benar-benar menjadi kenyataan.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Dari ayat di atas, ada tiga aspek yang senantiasa harus dihadirkan bagi para pekerja yang bekerja, yaitu: Allah swt, Rasulullah saw, dan umat.

Menghadirkan Allah swt dalam bekerja, akan menumbumbuh sikap:

1. النية الخاصة لله تعالى (niat ikhlas kepada Allah swt)

2. الصدق والأمانة (Jujur dan Amanah)
      Rasulullah saw bersabda:

                التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ (رواه الترمذي)

Artinya, “Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)

 Menghadirkan Rasulullah saw dalam bekerja, maka akan menumbuhkan sikap:

3. مطبقا بالشريعة الإسلامية (Tidak melanggar prinsip-prinsip syariah)

      يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلاَ تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)
4. الإبتعاد عن الشبهات (Menghindari syubhat)

إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ …… وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ …..

      Artinya, ““Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan…” (HR. Muslim)

Menghadirkan umat/masyarakat dalam bekerja, maka akan menumbuhkan sikap:

5. الإتقان في العمل (Sungguh-sungguh/Profesional)

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبراني)

Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya. (HR. Tabrani)

6. التخلق بالأخلاق الإسلامية (Etika dan berakhlaq)

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه الترمذي)

Artinya, “Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Turmudzi)

Semoga kita mampu menjadikan aktifitas/pekerjaan ini sebagai sarana untuk mengakselerasi amal sholeh dihadapan Allah swt untuk meraih ampunan, cinta, surge, dan terhindar dari api neraka. Kemudian Allah swt memasukkan kita kepada surga-Nya.


Wallahu a’lam bi showab


Sardana
(dari berbagai sumber)

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...