Minggu, 16 April 2017

Pantai Ora Wisata Eksotis Di Maluku Tengah

Pantai Ora, tersembunyi di utara pulau Seram terletak di negeri (desa) Sawai dan negeri Saleman kabupaten Maluku Tengah propinsi Maluku. Kondisinya masih sangat alami dengan pemandangan yang sangat indah, menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata favorit terutama bagi para wisatawan lokal.

Keindahan panorama alam yang begitu mempesona, deburan ombak yang tenang, birunya air laut yang jernih begitu sayang bila dilewatkan untuk tidak dinikmati. Konon katanya keindahan pantai Ora ini disebut-sebut sebagai salah satu Hawaii-nya Indonesia bagi sebagian orang yang pernah berkunjung ke sana. Kalau menurutku sih ya.. gak tahu juga ya... kan belum pernah ke Hawaii.. hehe..

Ada beberapa titik lokasi di sekitar pantai Ora ini. Salah satunya adalah tebing batu, di sini pengunjung akan disuguhkan oleh tebing batu yang menjulang tinggi berdiri tegak 90 derajat. Hal yang menakjubkan lagi adalah adanya gazebo terbuat dari kayu yang berdiri di tengah laut. Tentu akan menambah ketertarikan untuk mampir bersantai dan berfoto ria di atasnya. Di bawah gazebo ada ayunan ombak air laut yang jernih dengan ikan-ikan yang berlalu lalang.

Bagi yang hobi berenang wajib singgah di tempat berikutnya yaitu pantai Ora. Di sini terdapat resort bagi yang hendak bermalam di The Ora Beach Resort. Resortnya berbentuk rumah-rumah panggung terbuat dari kayu baik yang berdiri di lautan maupun yang dibangun di pinggiran pantai. Di sini dapat melakukan snorkling, berenang atau sekadar jalan-jalan di tepi pantai dengan hamparan pasir putih yang bersih dan air yang jernih.

Tak jauh dari pantai di Ora Beach Resort juga terdapat tempat eksotik lainnya yang biasa dikenal dengan nama mata air  Belanda. Di lokasi ini terdapat sungai yang mengalirkan air tawar membelah bagian kecil pantai menjadi dua bagian dan dipisahkan oleh air tawar. Air tawar inilah yang disebut mata air Belanda. Airnya sangat segar dan bersih belum terkontaminasi kotoran. Mengapa disebut air Belanda? Katanya sih dulu merupakan tempat persinggahan serdadu belanda sehingga orang-orang sekitar menyebutnya air belanda. Pokoknya kalau bicara cantiknya pantai Ora... amazing banget.

Cerita mulu... terus gimama kalau mau ke sono ?
Perjalanan menuju ke sana tuh gini...
Petualangan diawali dari bandar udara Pattimura Ambon berlanjut dengan kendaraan sekitar satu jam menuju pelabuhan Tulehu. Di sana hanya satu pilihan yaitu menggunakan kapal cepat menuju pelabuhan Amahai di pulau Seram. Pelabuhan Amahai merupakan salah satu pelabuhan di kota Masohi yang merupakan ibu kota kabupaten Maluku Tengah. Dari pelabuhan Amahai berkendara sekitar 2 jam menuju negeri Saleman atau negeri Saka. Perjalanan dari Masohi ini lebih banyak jalan berliku dengan pemandangan hutan belantara. Setelah menembus sepinya jalan yang berkelok dan naik turun akhirnya tiba pula di desa Saka. Dari desa Saka dilanjut dengan menggunakan speed boat menuju lokasi wisata. Perlu diketahui bahwa pantai Ora meskipun menuju ke lokasi harus menggunakan spead boat, tapi lokasi pantainya sendiri masih berada di pulau Seram. Namun karena tidak ada jalan darat sehingga harus menyisiri pantai dengan spead boat.



Senin, 10 April 2017

23&4 (Dua Tiga dan Empat)

Tanpa terasa waktu terus berputar menghantar perjalanan hidup ini. Sebulan yang lalu usia ini telah melewati 46 tahun. Sebuah waktu yang tidak sebentar. Hari ini, tepat 23 tahun yang lalu dir ini telah melepaskan masa lajangnya. Tambah status dari seorang diri jadi suami, dari si ujang jadi akang, dari single jadi double, dari hanya miliki orang tua jadi miliki juga mertua.

23 itu setengah dari 46, berarti separuh hidup ini didampingi oleh seorang sekali lagi seorang sosok wanita yang telah setia dalam berbagai suka dan duka, mudah dan sulit, maupun lapang dan sempit sesuai bersama mengarungi samudera kehidupan rumah tangga. Wanita itu adalah istriku, ibu dari seluruh anak-anakku. Terima kasih banyak atas keridhoanmu menjadi istriku, ketulusanmu dalam menemaniku, kesabaranmu dalam menjaga bahtera keluargaku selam separuh hidupku.
Namun maafkan istriku, walau pengorbananmu begitu besar, tetapi belum dapat menggeser satu wanita yang paling kuhormati, yang sering kurindu ingin menjumpainya, yang ingin kuhabiskan banyak waktu bersamanya, walau masih sekedar angan. Wanita itu adalah ibuku.. emak.. biasa kupanggil dirinya.

Angka 4, adalah jumlah anak yang Allah swt telah anugerahkan kepada kami. Teh Hasna.. biasa dipanggil, saat ini baru selesaikan pendidikan sarjananya. Aa Hilmi.. panggilan bagi putera kedua kami, masih bergelut dengan kuliahnya. Kak Habib.. biasa dipanggil adiknya, dan Harits.. si bungsu. Keduanya masih duduk dibangku SMP boarding school. Mudahkanlah ya Allah dalam belajarnya dan meraih cita-citanya.

Tiada untaian kalimat terindah selain sebuah harapan dan do'a bagi kami..

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Wahai Robb kami, amugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Furqan:74)







Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...