Jumat, 22 Januari 2016

Sedikit Mengalir Banyak Manfaat, Bendungan dan Pajak

Belumlah terasa lengkap bertugas di Purwakarta bila belum berkunjung di bendungan utama Jatiluhur. Alhamdulillah suatu waktu diberi kesempatan untuk melihat-lihat bendungan utama dan pembangkit listrik di waduk Jatiluhur.

Penggagas pembangunan waduk Jatiluhur ini adalah presiden pertama Ir. Sukarno yang sekaligus sebagai peletak batu pertama dalam pembangunannya. Pembangunannya sendiri dilakukan pada kurun waktu 1957 sd 1967. Perencanaan dan pengawasan oleh Coyne et Bellier, sedangkan pelaksanaan oleh Compagnie Francaise d'Enterprise, dari Perancis. Peresmian waduk dilakukan pada 26 Agustus 1967 oleh Presiden Suharto.

Waduk Jatiluhur yang dinamai waduk Ir. H. Djuanda, mampu menampung volume air 2,44 milyar m3 pada TMA +107 m dengan luas genangan 8.300 ha. Waduk ini merupakan waduk serba guna pertama dan masih yang terbesar di Indonesia. Terdapat beberapa bendungan yang dibuat yang menghalangi lajur air, salah satunya adalah bendungan yang biasa disebut bendungan utama.


Bendungan utama ini memiliki panjang 1.220 m, ketinggian 105 m, dengan elevasi puncak +114 m.  Di tengah-tengah bendungan utama terdapat menara pelimpah utama berbentuk corong raksasa dengan ketinggian 110 m, diameter 90 m,  dan elevasi puncak +114 m. Menara pelimpah utama ini memiliki dua buah pintu/katup 'hollowjet' berkapasitas 270 m3/s yang berfungsi untuk suplesi pembangkit dan irigasi.

Ternyata air yang dialirkan melalui bendungan utama ini yang bila dibandingkan dengan total kapasitas air waduk sangatlah kecil, justru memberikan manfaat bagi banyak orang. Walaupun banyak orang tak menyadari akan kebermanfaatannya.
Dari aliran air tersebut mampu membangkitkan 6 turbin pembangkit listrik yang masing-masing mampu menghasilkan lebih kurang 30-35 MW listrik (sekitar 187,5 MW). Apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga dengan kapasitas 900 kVA, maka 1 MW setara untuk mencukupi 2.000 sd 3.000 rumah tangga. Jadi kalau listrik yang dihasilkan 180 MW, berapa ratus ribu rumah tuh yang dapat manfaat.
Selesai melaksanakan tugas memutar turbin pembangkit listrik, air tadi terus mengalir ke sungai untuk digunakan sebagai air baku bagi kebutuhan PDAM seperti DKI Jakarta. Berapa banyak jiwa manusia yang merasakan mamfaatnya, banyak banget ya, hitung sendiri aja.
Manfaat lainnya, air tersebut juga digunakan untuk penyediaan air irigasi bagi seluas 242.000 ha lahan pertanian.
Sungguh dibalik yang sedikit yang dialirkan itulah yang memberikan banyak manfaat bagi banyak orang.

Pajak

Ibarat aliran air bendungan tadi, pajak juga demikian. Dari sekian keuntungan usaha atau penghasilan wajib pajak ada sebagian kecil yang wajib dikeluarkan bagi negara dalam bentuk pajak (Pajak Penghasilan). Pada saat belanja barang atau memanfaakan jasa ada sedikit tambahan uang yang harus dikeluarkan karena ada tambahan pajak (PPN). Justru dari yang sebagian kecil itulah, 70% lebih kegiatan pemerintah yang banyak memberi manfaat digantungkan.
Sumber penerimaan pada APBN masih ditopang sebagian besar oleh pajak. Maka dari pajak itu pendidikan gratis sampai jenjang tertentu dapat dilaksanakan hingga masyarakat berpenghasilan rendah dapat menyekolahkan anaknya. infrastruktur dapat dibangun hingga jalan di kampung mbok Sarimpi atau mang Madi kini sudah beraspal dan bisa bilang selamat tinggal jalan tanah yang kalau hujan tak bisa dilalui kendaraan. Dan masih banyak lagi cerita-cerita indah dari hasil pembangunan yang dibiayai dari wajib pajak.

Bila begitu besar manfaat pembayaran pajak dari sebagian kecil penghasilan atau kekayaan anda sebagai wajib pajak, akankah enggan tunaikan pajak sesuai ketentuannya?



Sardana



Referensi:
https://jatiluhurdam.wordpress.com/about/sekilas-tentang-bendungan-jatiluhur/

Senin, 18 Januari 2016

Trio Bujang (Lokal) dan Mendhoan

Barangkali banyak juga orang senasib dengan saya yang tempat kerjanya jauh dari keluarga. Sepuluh tahun lebih bekerja di kota lain, 8,5 tahun di Jakarta dan 2 tahun di Purwakarta telah melakoni hidup sendiri berpisah dengan istri serta anak-anak. Istilah populernya bujang lokal.

Untuk menghilangkan rasa kangen ketemu keluarga yang hanya bisa sepekan sekali. Tentu malam-malam seusai jam kerja harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang santai namun bermanfaat. Sholat maghrib berjamaah di masjid Jabal Khairat yang berlokasi persis di belakang kantor, dilanjut dengan tilawah qur'an sampai sholat isya. Setelah itu barulah pulang ke rumah dinas yang memang lokasinya satu kompleks dengan kantor. Membaca ataupun searching info dari internet adalah teman pengantar sebelum mata ini terlelap tidur.

Namun malam itu ada sesuatu yang berbeda, tiba-tiba sepulang dari masjid pak Suwandi yang juga termasuk bujang lokal mengundang via sms/wa untuk datang ke rumah pak Miko.. sekali lagi diapun termasuk bujang lokal. Katanya mau adain pesta, was-was nih pesta apaan tuh. Maklum kan belum lama ini ada pilot salah satu maskapai yang ditangkap pihak berwajib saat pesta narkoba.

Lega dan gembira hati ini setiba di rumah pak Miko, rupanya yang akan digelar malam itu adalah pesta mendhoan. Pak Suwandi yang berasal dari Purwokerto itu membawa mendhoan. Do you know "mendhoan"?

Mendhoan adalah salah satu hidangan tradisionsl dialek Banyumas yang terbuat dari tempe yang digoreng tetapi tidak keras alias lembek. Karenanya dalam menggoreng mendhoan ini dibutuhkan banyak minyak panas serta teknik memasak yang cepat.

Untuk mensukseskan pesta malam itu, kami bertiga alias trio bujang lokal ini berbagi tugas, pak Miko mengolah adonan tepung dengan tempe, pak Suwandi bagian menggoreng cepat, dan tugas saya paling berat yaitu memastikan apakah mendhoan itu telah siap disajikan atau belum alias mencicipi.. he he he.

Sebelum berbagi rasa mendhoan yang telah siap saji, ternyata mendhoan memiliki filosofi yang maknyus. Mendhoan dalam bahasa jawa berkata dasar mendho yang berarti 'antara mendhak (ke bawah) dan mendhuwur (ke atas)' jadi posisi tanggung, tengah-tengah. Itu bisa dilihat dari cara masaknya, mendhoan dibalut dengan tepung digoreng tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Sebab kalau terlalu kering namanya jadi keripik tempe, kalau terlalu basah mungkin namanya lain lagi, bisa oncom atau nama lainnya.
Mendhoan ini mengisyaratkan agar hidup ini berada di tengah-tengah, seimbang, atau 'tawazun'... istilah ustadz-nya. Jangan sampai berlebihan pada satu hal, kemudian meninggalkan kewajiban dan hak yang lain. Hidup harus seimbang agar seluruh hak dan kewajiban dapat dipenuhi.

Ada makna lainnya lagi, kata 'mendo" apabila huruf "E" dilafalkan seperti pada kata 'Ekonomi', sedangkan huruf "O" dilafalkan sebagaimana pada kata 'kotor', maka dalam bahasa Jawa krama (Jawa halus) akan memiliki definisi 'kambing' alias wedhus.
Apabila kata dasar mendhoan ini adalah 'endho' dan pelafalannya juga diucapkan serupa dengan mendo yang berarti kambing, maka akan memiliki terjemahan 'menghindar'. Contoh dalam kalimat " Pas arep ditabrak motor, aku endho" = Pada saat hendak ditabrak sepeda motor, saya menghindar.

Bila demikian mendhoan mengingatkan kita agar menghindar pada suatu zona nyaman tertentu. Jangan terbuai oleh suatu kenikmatan,  termasuk saat merasakan lezatnya mendhoan apalagi dilumuri kecap sambel. Karena masih banyak hal yang harus dikerjakan untuk menuju kemuliaan keatas (mendhuwur) dalam upaya memberikan manfaat ke bawah (mendhak). Perubahan adalah kebutuhan hidup, sebab hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Keren...bro.

Mantap... mendhoan telah tersaji dan kini saatnya biarkan trio bujang menikmati sepinya malam di Ciganea Purwakarta dengan panasnya gorengan mendhoan khas Purwokerto. Hemmm uenak tenan.




Sardana.

Kamis, 14 Januari 2016

The Power Of Silaturahmi

Manfaat dari silaturahmi (ada juga yang menyebut silaturahim) bukan hanya memperluas rezeki dan memperpanjang umur saja, tetapi masih ada manfaat-manfaat lainnya yang luar biasa. Silaturahmi adalah kunci sukses. Saya melihat teman-teman saya yang meraih sukses dengan cepatnya, karena mereka rajin silaturahmi.
Selain membahas manfaat silaturahmi, akan dibahas juga bagaimana tip-tip membangun silaturahmi baik di darat (offline) maupun secara online.

INI DIA 6 MANFAAT SILATURAHMI

Langsung saja saya kutipkan hadits-hadits yang berkaitan dengan manfaat silaturahim:
Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinyaatau dikenang bekasnya (perjuangan atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi.” (HR Muslim)
Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” (HR Imam Bazar, Imam Hakim)
Belajarlah dari nenek moyangmu bagaimana caranya menghubungkan rahim-rahim itu, karena silaturahmi menimbulkan kecintaan dalam keluarga, meluaskan rezeki, danmenunda kematian.” (HR Imam Tirmidzi)
Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR Imam Muslim)
Jika dirangkum, maka 6 manfaat silaturahmi itu adalah:
  1. Diluaskan rezekinya
  2. Dikenang kebaikannya
  3. Dipanjangkan umurnya
  4. Khusnul khatimah
  5. Kecintaan dalam keluarga
  6. Kunci masuk syurga
Jika kita lihat, manfaat silaturahmi adalah untuk dunia dan akhirat. Luar biasa.

Kiat-kiat Membangun Silaturahmi

Yang pertama tentu saja niat. Meski kita sudah membahas manfaat silaturahmi untuk kesuksesan dunia, namun bukan itu niat utama itu. Niat kita tentu harus karena Allah. Tanpa niat karena Allah, kita bisa mendapatkan manfaat dunia seperti diluaskan rezeki, namun hanya di dunia saja. Jika kita ingin mendapatkan manfaat dunia dan akhirat, maka niatkan silaturahmi hanya untuk Allah, ibadah kepada Allah.
Namun begitu, kita juga tidak perlu menafikan manfaat dunia. Kita boleh berharap mendapatkan manfaat di dunia, tetapi bukan menjadi niat utama kita. Jika kita tidak boleh berharap manfaat-manfaat itu, mengapa Rasulullah saw menyebutkannya? Kita boleh berharap manfaat dunia, tetapi bukan menjadi niat utama.
Yang perlu diperhatikan lagi ialah bukan silaturahmi yang memperluas rezeki kita, tetapi Allah yang memperluas rezeki kita sebagai balasan kita mau menyambungkan rezeki kita. Sama halnya, bukan bacaan do’a yang menyebabkan keinginan kita terkabul, tetapi itu adalah kehendak Allah sebagai jawaban do’a kita.
Silaturahmi itu adalah ikhtiar batin sekaligus fisik. Ikhtiar batin kuncinya di niat dan ikhtiar fisik kuncinya Anda bertindak. masing-masing memberikan manfaat dan pastinya akan luar biasa jika dikombinasikan. Orang kafir sekali pun, jika mereka bersilaturahmi, mereka akan mendapatkan rezeki, tapi hanya di dunia saja. Jika seorang Muslim dengan niat ikhlas bersilaturahmi, maka dia akan mendapatkan keluasan rezeki yang lebih luas dan balasan di akhirat nanti.
Cukuplah hadits dibawah ini sebagai panduan tentang niat:
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR. al-Bukhoriy dan Muslim)
Yang kedua adalah cinta. Kata silaturahmi berasal dari dua kata yaitu shilahun dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahim artinya kasih sayang, persaudaraan, atau rahmat Allah ta’ala. Jadi silaturahmi atau silaturahim berarti menghubungkan kasih sayang, persaudaraan karena Allah, sehingga rahmat Allah menyertai ikatan itu.
Bagaimana dengan pacaran? Apakah masuk ke silaturahim? Meski disana ada “cinta” dan “ikatan”, tidak termasuk yang dimaksud silaturahmi sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. Kenapa? Pertama tidak dicontohkan dan yang kedua jika pergaulan antara laki-laki dan perempuan tidak diridlai Allah, tidak mungkin mendatangkan rahmat. Jadi yang dimaksud silaturahmi di artikel ini, sama sekali tidak termasuk pacaran.
Yang dimaksud dengan cinta disini adalah cinta kepada sesama Muslim karena sesungguhnya setiap Muslim itu bersaudara. Juga cinta kepada mahluq Allah dengan cara menyebarkan kebaikan dan kebenaran dimuka bumi.
Dengan cinta Anda tidak akan berat untuk bertemu dengan yang dicintainya, untuk membantu yang dicintainya, untuk menunjukan jalan yang benar kepada yang dicintainya, bahkan bersedia berkorban (itsar) bagi yang dicintainya. Tidak mungkin caci maki datang dari seorang Muslim kepada suadaranya. Dia hanya membenci perilaku yang salah, namun ingin menyelamatkan pelakunya.

Bentuk-bentuk Silaturahim

Maka, yang namanya silaturahmi tidak sebatas bertemu, tetapi juga menjadikan pertemuan itu sebagai sarana mendatangkan rahmat Allah. Yang paling sederhana saja dengan ucapan salam, dimana kita mendo’akan orang yang kita jumpai agar mendapatkan keselamatan dan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Jika cinta menjadi dasar, maka silaturahim itu mengetahui keadaan saudara dengan berkunjung, membantu saudaranya jika perlu bantuan, menyelamatkan suadara jika mengarah kepada kehancuran.
Tentu saja, kita bisa memanfaatkan masjid, pengajian, kegiatan amal dan sosial, seminar, organisasi, bahkan saat bekerja pun bisa dijadikan sebagai alat untuk bersilaturahmi. Termasuk melalui internet: email, YM, dan social network.
Bukanlah silaturahmi, menghubungkan kasih sayang, dengan cara pesta pora, rame-rame membuka aurat, pergaulan lawan jenis yang tidak terbatas, dan mabuk-mabukan. Hal-hal seperti ini tidak akan pernah mendatangkan rahmat.

LALU, BAGAIMANA REZEKI DATANG?

Karena silaturahmi itu adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan berbagai cara. Pertemuan Anda dengan sudara bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja maupun peluang bisnis. Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah yang menentukan. Allah Mahatahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Bersabarlah, rezeki itu akan datang, tetaplah bersilaturahmi karena Allah tidak mungkin menyalahi janji-Nya.


Silaturahim ke Mas Parlan, 
saudara sepupu istri di Patalan, Jetis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.



Sumber: 
http://www.motivasi-islami.com/the-power-of-silaturahmi/

Rabu, 13 Januari 2016

Melukis Waktu

Dalam bahasa Yunani, waktu dibedakan menjadi dua istilah, yaitu kronos dan kairos. Kronos merupakan waktu yang secara rutin mulai detik, jam, hari, pekan, bulan, tahun, dan seterusnya. Kronos adalah waktu kronologis yang memiliki ukuran lama atau jarak, dan tentunya akan berlalu. Sedangkan kairos adalah waktu yang menunjukan suatu peristiwa, momentum, dan kesempatan. Kairos adalah waktu yang penuh kualitas dalam suatu perjalanan hidup.

Apabila memperhatikan orang-orang besar dengan sederet karya dan prestasi, ternyata tidak selalu linier dengan panjangnya usia mereka. Justru dalam sempitnya waktu mereka banyak hasil yang mampu dicapai. Dengan demikian efisiensi dan efektivitas waktu berkualitas itulah yang akan menentukan keberhasilan seseorang.

Imam Sibawaih mengarang buku ilmu nahwu pada usia 30 tahun. Imam Nawawi meninggal pada umur 40 tahun dan meninggalkan warisan yang sangat besar, diantaranya kitab Riyadus Shalihin, Arba'in Nawawi, Al Adzkar dan berbagai kitab lainnya rujukan umat Islam.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz sanggup mengubah kondisi bangsanya yang melarat menjadi bangsa yang makmur, adil dan sejahtera hanya dalam tempo lebih kurang 2 tahun. Beliau menjadi khalifah rasyidin 'kelima' yang melakukan 'tajdid' sangat besar dalam masa pemerintahan yang amat singkat.

Berkaca dari mereka, tentulah sebuah ironi apabila kita mengeluh dan beralasan karena ketidakmampuan dalam menunaikan kewajiban, lalu waktulah yang disalahkan. Padahal bisa jadi itu terjadi lebih karena ketidakmampuan dalam menata waktu dengan cermat, suka menunda-nunda pekerjaan sehingga tak mampu menolong diri sendiri apalagi membantu orang lain.

Menurut Hasan Al Bashri, waktu itu hanya ada tiga. Waktu kemarin yang sudah bukan punya kita lagi. Esok hari yang belum tentu kita miliki. Dan hari ini - sekarang yang ada di tangan kita.
Kalau begitu, akankah kita menyia-nyiakan lagi waktu sekarang ini? Akankah kita tidak mengoptimalkan hari ini yang sedang kita genggam?
Padahal apa yang dikerjakan hari ini merupakan bekal bagi masa depan, termasuk kematian - hari yang sudah pasti akan tiba.



Do'a buat keluargaku:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا 
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)


Sardana.


Selasa, 12 Januari 2016

Piutang Tak Tertagih Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

Dalam dunia usaha ataupun transaksi bisnis tentu hal yang tidak dapat dihindari adalah timbulnya piutang. Piutang akan dialami oleh berbagai pelaku usaha baik usaha bank, lembaga pembiayaan, industri, dagang atau kegiatan jasa lainnya.
Namun adakalanya, tak selamanya piutang tersebut selalu lancar. Suatu saat dapat terjadi dari sebagian piutang tersebut mengalami kesulitan untuk ditagih, walaupun telah dilakukan dengan berbagai cara untuk menagihnya. Piutang yang timbul dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya, yang nyata-nyata tidak dapat ditagih meskipun telah dilakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir disebut piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.

Wajib pajak yang memiliki piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak. Namun ketentuan tersebut tidak termasuk atas piutang yang berasal dari transaksi bisnis yang memiliki hubungan istimewa.

Persyaratan yang harus dipenuhi

Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto, sepanjang memenuhi persyaratan:

  1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
  2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih (berbentuk hard copy dan soft copy) kepada DJP;
  3. Piutang yang nyata-nyata tidak ditagih tersebut:
  • telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara;
  • terdapat perpanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut;
  • telah dipublikasikan dalam penerbitan umum ( koran/majalah atau media massa cetak yang lazim lainnya) atau khusus ( penerbitan HIMBARA/PERBANAS dan/atau penerbitan/pengumuman khusua BI;
  • adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu.

Persyaratan sebagaimana angka 3 di atas tidak berlaku untuk piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil atau debitur kecil lainnya.

Piutang debitur kecil adalah piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi Rp100.000.000,00 yang merupakan gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang diberikan oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam negeri sebagai akibat adanya pemberian:
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra)
b. Kredit Usaha Tani (KUT)
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS)
d. Kredit Usaha Kecil (KUK)
e. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
f. Kredit lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi.

Sedangkan piutang debitur kecil lainnya adalah debitur kecil lainnya yang jumlahnya tidak melebihi Rp5.000.000,00.

Ketentuan dalam pemenuhan persyaratan

  • Daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang diserahkan ke DJP harus mencantumkan identitas debitur berupa nama, NPWP, alamat, jumlah plafon utang yang diberikan, dan jumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
  • Fotokopi bukti penyerahan perkara penagihannya ke Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara
  • Fotokopi perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang usaha yang telah dilegalisir oleh notatis
  • Fotokopi bukti publikasi dalam penerbitan umum atau penerbitan khusus
  • Surat yang berisi pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan yang disetujui oleh kteditur tentang penghapusan piutang untuk jumlah utang tertentu, yang disetujui olek kreditur.
Seluruh dokumen di atas harus disampaikan bersamaan dengan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.




Sardana



Sumber:
PMK No. 207/PMK.010/2015

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...