Jumat, 14 Maret 2014

Batas Waktu Penyampaian SPT PPh Tahunan


Saat ini seluruh Kantor Pelayanan Pajak di seluruh Indonesia sedang sibuk memberikan pelayanan kepada para Wajib Pajak yang akan menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan mereka. Bahkan di pekan terkahir bulan Maret terkadang kantor buka di hari sabtu dan menambah jam kerja pada saat hari kerja.
Ada baiknya kita mengetahui kapan batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan dan ketentuan yang terkait dengan hal tersebut.
SPT Tahunan PPh terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan SPT PPh Tahunan Badan, kapan kedua jenis SPT tersebut harus disampaikan ke Kantor Pajak?
a)  SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak
b)  SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak
Pengertian Tahun Pajak berdasarkan Pasal 1 angka 8: “Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.”
Dengan demikian batas waktu penyampain SPT Tahunan PPh bagi Wajib Pajak yang menggunakan tahun buku berbeda dengan tahun kalender adalah dihitung setelah akhir tahun buku yang digunakan Wajib Pajak.

Perpanjangan Surat Pemberitahuan
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Wajib Pajak Badan atau Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan PPh disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hardcopy) 1770-Y/1771-Y/1771-$Y atau dalam bentuk data elektronik (e-SPTy).
Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas disampaikan dalam bentuk surat pemberitahuan.
Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dibuat secara tertulis dan disampaikan ke KPP sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh berakhir.
Wajib Pajak Badan atau Wajib Pajak Orang Pibadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang mengajukan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan PPh wajib menyebutkan alasan perpanjangan dan melakukan perhitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang batas waktu penyampaiannya diperpanjang, serta melampirkan:
·    Laporan keuangan sementara;
·   SSP PPh Pasal 29 sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran, kecuali bagi Wajib Pajak yang mendapatkan keputusan dari Direktur Jenderal Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran;
·   Surat pernyataan dari Akuntan Publik yang menyatakan audit laporan keuangan belum selesai dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang mengajukan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan PPh wajib melampirkan surat pernyataan dari pemberi kerja yang menyatakan bahwa bukti potong PPh Pasal 21 belum diberikan oleh pemberi kerja.

Sanksi Adminstrasi dalam Kewajiban Penyampaian SPT
Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dalam jangka waktu atau batas waktu perpanjangan SPT dalam jangka waktu yang telah ditentukan, dikenai sanksi administrasi berupa denda, yaitu:
1)   SPT Tahunan PPh Wajib Pajak badan, dikenakan sanksi sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah);
2)   SPT Tahunan PPh Wajib Pajak orang pribadi, dikenakan sanksi sebesar Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah);

Sardana


Ujian, Cara Allah mencintai hamba-Nya


Setiap orang pasti merasakan masa-masa sulit. Himpitan ekonomi, penyakit yang diderita, kekhawatiran, kesedihan, bencana alam atau ujian dalam bentuk lain. Namun ternyata Nabi mengabarkan kepada kita bahwa itu adalah salah satu cara Allah mencintai suatu kaum. Nabi saw bersabda, “Apabila Allah mencitai suatu kaum, Ia akan menguji mereka”

Mungkin sebagian kita bertanya, “Mengapa mesti demikian, Allah mewujudkan rasa cinta dengan menggunakan ujian sebagai sarananya?”


Kita pernah atau sedang mengikuti pendidikan dalam suatu jenjang, SD, SMP, SMA atau bahkan perguruan tinggi dalam segala level. Atau saat mengikuti kegiatan extra kurikuler seperti karate, taekwondo, dan lain-lain. Setiap kali ada kenaikan tingkat atau jenjang mesti akan ditempuh dengan ujian. Begitu pula Allah ketika hendak mengangkat derajat suatu kaum atau meningkatkan posisi seorang manusia di hadapan-Nya, Dia akan memberi ujian kepada yang dikehendaki-Nya. Di saat seorang hamba tidak memiliki amalan-amalan yang dapat mengantarkan ke level yang lebih tinggi, Allah memberikan alternative lain yaitu dengan terus-menerus mencobanya dengan sesuatu yang tidak disukainya. Sehingga bila dia sukses melaluinya, tentu ia akan mencapai kedudukan tersebut.


Tidak sedikit orang yang ketika diberikan kelapangan hidup, kekayaan yang berlimpah, popularitas yang teratas, tapi justru itu semua menjauhkan dirinya dari Allah. Seolah apa yang ada pada dirinya adalah hasil jerih payahnya semata, karya tangannya sendiri. Mereka lupa kalau itu semua hakikatnya adalah kehendak Allah. Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah. Kesuksesannya telah manjadikan dirinya seorang yang sombong, angkuh, merendahkan orang lain. Padahal itu semua adalah dari Allah, tapi dia lupa. Ujian berupa kesusahan, kegagalan, atau bentuk lainnya merupakan sarana yang Allah rancang agar seorang anak manusia itu tidak lupa dan mengingat kembali akan keberadaan Allah yang memberi kehidupan. Ujian laksana rem kehidupan pada waktu pengemudinya terlalu asyik dengan nyaman perjalanan. Sufyan bin Uayinah berkata, “Apa yang tidak disukai seseorang, itu lebih baik daripada apa yang disukainya. Sebab, apa yang tidak disukainya dapat mendorongnya untuk berdo’a, sedangkan apa yang disukainya dapat membuat lalai.”


Sangat mustahil sesorang selama hidupnya terbebas dari perbuatan salah dan dosa. Dengan segala ketidaksempurnaannya, manusia akhirnya  pernah juga tergelincir pada perbuatan dosa. Secerdik apapun seorang bertindak, tentu akan ada kekurangan. Bahkan diam saja tidak berbuat karena khawatir salah juga sebuah kesalahan, karena tidak mau memanfaatkan kesempatan untuk beramal.  Di sinilah kemudian Allah membuktikan kecintaannya dengan memberikan ujian kepada hamba. Sakit, sedih, derita bagi seorang hamba adalah sarana yang Allah berikan untuk membersihkan sebagian dosanya. Seorang yang tatkala sehat terbiasa melakuakn berbagai ibadah misalnya sholat sunah, tapi kemudian dia tidak bisa lagi melakukannya karena sakit, maka nilai ibadah sholatnya itu akan terus dia dapatkan. Ya,  ujian akan membersihkan dirinya dari dosa.


Begitu besarnya manfaat dari ujian hidup, maka seyogyanya kita tidak perlu terlalu bersedih atas musibah yang dihadapi.  Tidak membuat kita frustasi apalagi putus asa dalam menjalani hidup. Tapi harus melihatnya dari sisi positif bahwa Allah masih mencintai dirinya. Bersabar dan melipat gandakan kesabaran adalah sebuah pilihan yang tepat untuk kita ambil, sebab hanya itulah yang akan menjadikan hidunya semakin baik dan lebih baik. Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong kita. Janganlah kamu lemah dan sedih, jika kamu orang-orang yang beriman.




Sardana

Senin, 10 Maret 2014

Langkah Membangkitkan Optimisme

Dalam kehidupan tidak selalu berjalan mulus laksana melaju di jalan bebas hambatan. Bahkan sekalipun di jalan bebas hambatan, sering kali penggunanya terhambat terutama pada waktu-waktu sibuk. Kenyataan yang berbeda dengan harapan. Fakta tak sesuai cita-cita. Kondisi-kondisi demikian terkadang membuat seseorang menjadi pesimis, jiwa menjadi lemah, hati pun terasa sedih.
Padahal masa depan masih panjang, sikap lemah dan rasa sedih adalah sifat yang harus dibuang jauh-jauh dalam kehidupan seseorang.
Karena orang yang berkeyakinan atau memiliki keimanan, dituntut untuk menghadapi hidup penuh dengan rasa optimis. Dengan optimis, seseorang akan semangat menjalani kehidupan untuk meraih kesuksesan di masa depan...dunia tentu akhirat juga. Sedangkan pesimis, hanyalah akan menjadi hambatan utama seseorang untuk menerima tantangan.
Berikut beberapa kiat untuk menumbuhkan rasa optimis dalam hidup:
  1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.  Bersyukur adalah cara mudah untuk menemukan hal-hal positif dari perjalanan hidup kita yang telah dilalui. Manusia terlahir memang tidaklah sempurna, tetapi bukan berarti tidak ada hal positif yang dimiliki. Maka fokuslah pada kelebihan-kelebihan itu. Orang lain sukses dalam satu bidang, tapi belum tentu itu cocok buat diri kita, karena kelebihan satu orang dengan lainnya berbeda. 
  2. Ucapkan kata-kat positif setiap saat. Mulutmu adalah harimau-mu, ucapanmu adalah do'a-mu. Maka berkata positif akan menggerakan seluruh tubuh untuk mewujudkan semua yang diucapkan. Jauhi kata-kata "Tidak mungkin", "Sulit sekali rasanya", atau sejenis dengan itu. Karena itu hanya akan memperlemah kita untuk melangkah  dan berbut. 
  3. Merubah pola pikir. Pola pikir ini adalah salah satu aspek penting dalam meningkatkan sikap optimis dalam diri. Karena sikap optimis akan terbentuk jika kita memiliki cara berpikir yang benar. Kalau cara berpikir kita salah, maka bisa dipastikan cara bersikap kita juga akan salah. Untuk itu, bagi kita yang masih mempunyai pola pikir yang yang kurang tepat, segeralah rubah pola pikir tersebut.
  4. Meningkatkan kemampuan diri. Tidak bisa dipungkiri bahwa optimisme seseorang juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan. Sebuah contoh sederhana saja, ketika anda sedang mendapatkan tugas dari dosen, guru atau mungkin dari bos anda, yang tidak sesuai dengan kemampuan anda, apakah anda optimis bisa mengarjakannya dengan hasil yang maksimal? Saya yakin sebagian dari kita, rasa optimisnya akan sedikit menurun. Hal itu wajar, karena mamang tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan. Coba tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan, maka kecenderungan lebih optimis akan semakin besar. Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa supaya kita tetap optimis dan selalu optimis anda harus senantiasa mengembangkan segenap kemampuan yang kita miliki. Kamampaun itu meliputi banyak hal, namun sebaiknya anda fokuskan pada hal-hal yang benar-benar anda sukai.
  5. Belajarlah terus. Belajar adalah makanan para juara, tanpa belajar manusia bukanlah apa-apa. Sama halnya dengan mengembangkan sikap optimis. Kita harus sadar kita butuh terus dengan yang namanya belajar. Belajarlah kita dengan pengalaman hidup kita sendiri, pengalaman keberhasilan orang lain, kalau perlu belajarlah dari ahlinya. Belajar ini bisa kita lakukan di mana saja, kapan saja, yang penting kita tidak pernah berhenti untuk belajar. Pemain sepak bola profesional meskipun tidak ada jadwal pertandingan, mereka tetap berlatih.Dengan banyak belajar kemampuan kita secara otomatatis akan meningkat, dengan begitu mengembangkan sikap optimis akan lebih mudah kita lakukan.
  6. Membangun hubungan baik dengan orang lain. Pergaulan yang berkualitas akan membuat kita menjadi pribadi yang berkualitas, tapi pergaulan yang asal-asalan tidak akan membuat kita jadi apa-apa. Dala hal apapun keberhasilan akan selalu melibatkan orang lain. Seperti apa yang di katakan Andrie Wongso “Tiada sukses diraih tanpa keterlibatan orang lain. Pandai membawa diri disetiap pergaulan adalah ilmu hidup yang mutlak dimiliki oleh setiap orang yang mau sukses.
  7. Pahami, masa lalu bukan catatan hitam untuk meraih masa depan. Kegagalan saat ini bukan berarti kegagalan masa depan. Jangan jadikan kegagalan masa lalu sebagai sandungan untuk Anda melangkah ke depan. Justru, kegagalan masa lalu adalah pembelajaran untuk meraih kesukesan di masa mendatang.Tata kembali target yang hendak kita capai.
  8. Tumbuhlah rasa tawakal kepada Tuhan. Betapapun hasil akhir usaha manusia itu adalah kehendak Tuhan, Maka tawakal kepada Allah, menyerahkan seluruh usaha kita kepada-Nya membuat kita tidak pernah menyerah. Karena Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat hamba-Nya. Kalaupun hasilnya belum sesuai dengan harapan, itu karena cintanya Allah kepada kita, karena bisa jadi itu baik buat kita walau secara perasaan kita tidak menyuakinya. Dan sesuai yang kita senangi belum tentu baik buat diri kita. Tuhan lebih mengetahui atas segala hamba-Nya.
  9. Yakinkan kepada diri kita bahwa Tuhan akan selalu menolong dan memberi jalan keluar. Akan selalu ada cara yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya ketika menghadapi kesulitan. Ada sebuah kisah dimana sebuah kapal tenggelam diterjang badai hingga semua penumpang meninggal. Untungnya ada satu orang yang selamat dan terdampar bdi sebuah pulau kecil tak berpenghuni tanpa bekal makanan. Lalu orang itu pun membuat rumah-rumahan untuk berteduh. Keesokan harinya ketika dia sedang mencari makanan, gubuknya hangus terbakar. Asap yang membumbung tinggi menarik perhatian sebuah kapal sehingga datang mendekat dan orang itupun akhirnya tertolong. Padahal sebelumnya dia berteriak marah pada Tuhan dan menyesali nasib mengapa gubuknya terbakar. Akhirnya orang itupun sadar bahwa dalam keadaan berat sekalipun Tuhan akan selalu ada pada hati kita. Kesadaran ini akan membangkitkan diri kita untuk tidak gampang menyerah dan berputus asa. 


Sardana

Keberatan, Hak Wajib Pajak


Salah satu upaya hukum apabila terdapat perselisihan antara fiskus/petugas pajak dengan Wajib Pajak adalah melalui proses keberatan. Ketentuan yang menatur tentang hak Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan adalah pada Pasal 25 dn 26 UU KUP. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu hasil penetapan atau keadaan sebagai berikut:
  1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
  2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
  3. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
  4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
  5. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dikecualikan ketentuan tersebut, atas SKPKB berdasarkan Pasal 13A UU KUP tidak dapat diajukan keberatan.

Wajib Pajak hanya dapat mengajukan keberatan terhadap materi atau isi dari surat ketetapan pajak, yang meliputi jumlah rugi, jumlah besarnya pajak, atau terhadap materi atau isi dari pemotongan atau pemungutan pajak. Dalam hal terdapat alasan keberatan selain mengenai materi atau isi dari surat ketetapan pajak atau pemotongan atau pemungutan pajak, alasan tersebut tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan.

Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak dengan menyampaikan surat keberatan. Pengajuan keberatan, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  •  diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
  •  mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar penghitungan;
  • 1 (satu) keberatan diajukan hanya untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, untuk 1 (satu) pemotongan pajak, atau untuk 1 (satu) pemungutan pajak;
  • Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil verifikasi, sebelum Surat Keberatan disampaikan;
  • diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal:  1)  surat ketetapan pajak dikirim; atau 2)      pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga,
  • kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak;
  • Surat Keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal Surat Keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus; dan
  • Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud Pasal 36 UU KUP.

Apabila Surat Keberatan yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan sebagaimana di atas, Wajib Pajak dapat mengajukan perbaikan atas Surat Keberatan tersebut dan menyampaikan kembali sebelum jangka waktu 3 (tiga) bulan terlampaui. Tanggal penyampaian Surat Keberatan yang telah diperbaiki merupakan tanggal Surat Keberatan diterima.

Jangka waktu pelunasan pajak yang masih harus dibayar yang tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil verifikasi sebagaimana tercantum dalam SKPKB dan SKPKBT, dan belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.

Surat Kebaratan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana di atas tidak dipertimbangkan dan tidak diterbitkan Surat Keputusan Keberatan. Surat Kebaratan yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak diterbitkan Surat Keputusan Keberatan diberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak melalui penyampaian surat pemberitahuan. Surat pemberitahuan bukan Surat Keputusan Keberatan sehingga tidak dapat diajukan banding ke badan pengadilan pajak, dan pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB atau SKPKBT yang tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil verifikasi menjadi utang pajak sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak.

Sebelum mengajukan keberatan, Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat PKP dikukuhkan. Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak. Pemberian keterangan oleh Direktur Jenderal Pajak tidak menambah jangka waktu pengajuan keberatan yang harus dipatuhi oleh Wajib Pajak.

Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak sebelum tanggal diterima sebelum tanggal diterima Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak yang mencabut pengajuan keberatan, tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP.

Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Direktur Jenderal Pajak meminta Wajib Pajak untuk hadir guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatan Wajib Pajak melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Untuk Hadir.

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. Keputusan atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya, mengabulkan sebagian, menolak, atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar yang dituangkan dalam Surat Keputusan Keberatan.

Apabila jangka waktu 12 bulan telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi keputusan atas keberatan, keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai dengan pengajuan keberatan Wajib Pajak dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak jangka waktu 12 bulan tersebut berakhir.

Purwakarta, 10 Maret 2014 

Sardana

Rabu, 05 Maret 2014

Waspadai bila mendapatkan ini ...

Ketika membaca salah satu tulisan seorang motivator, saya terhentak, betapa bahwa sumber kegagalan perjalanan hidup seseorang adalah kegagalannya menghalau perasaan negatif yang ada pada dirinya.
Beliau menungkapkan berbagai keadaan, perasaan, prasangka yang harus diwaspadai, karena bila keadaan itu dibiarkan hingga memiliki kekuatan dan jadi jangkar kehidupannya, mungkin saja itu akan menjadi penghalang untuk melangkah di masa depan.

1.   Saya tidak mungkin melakukannya

Tidak perlu mengkerdilkan akan kemampuan diri. Percayalah, sebagai manusia yang memiliki keyakinan akan adanya sang Pencipta, tentu akan kekuatan lain di luar dirinya yang akan membatu dalam setiap yang dikerjakannya.

2.   Saya tidak punya bakat

"Pintar memang bisa dipelajari, tapi bintang dilahirkan". Ada beberapa orang dianugerahi dengan talenta yang luar biasa. Namun demikian bukan berarti orang lain tidak memiliki bakat. Tidak sedikit orang berhasil walau hanya memiliki satu atau dua talenta saja. Sebaliknya banyak orang gagal dan terbuang padahal memiliki multi talenta.
Sikap, perilaku, dan perkataan justru lebih menentukan bagaimana seseorang bisa diterima dan dihargai oleh lingkungannya. Sebagian orang lebih memprioritaskan "orang-orang biasa" yang santun, tekun, dan lemah lembut daripada mereka yang berbakat, tetapi memiliki sikap dan perkataan yang kasar atau tidak mengenakan.

3.   Saya cuma lulusan SD

Pendidikan bukan penentu utama  keberhasilan seseorang. Memang, mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang berhasil daripada yang berpendidikan rendah (maaf). Tetapi bukan berarti lulusan SD tidak bisa berhasil. Ada perusahaan yang memiliki karyawan berpendidikan tinggi setingkat sarjana, tetapi ternyata pemiliknya berpendidikan SD.

4.   Lingkungan saya tidak mendukung

 Banyak orang-orang hebat lahir dari keadaan yang tidak mendukung. Banyak tulisan dan lagu hebat diciptakan di saat penciptanya sedang di penjara. Banyak orang kaya berasal dari keluarga miskin. Banyak ilmuan yang dulunya dianggap anak bodoh, bahkan Thomas A Edison pernah ditolak masuk SD karena dianggap idiot. Saat keadaan berkecamuk karena perang dan menjadi pengungsi, justru Albert Einstein dinibatkan jadi doktor dan guru besar. Bukan Karno, bukan sarjana politik, beliau adalah seorang insinyur, dalam keadaan terbuang di Bengkulu, beliau malah merancang beberapa rumah dan merenovasi masjid jami' di tengah kota. Tom Cruise, dia seorang disleksia ayng susah membedakan huruf 'b' dan 'd'. Jadi apaun keadaan lingkungannya akan bisa membuat seseorang berhasil atau gagal, tergantung sudut bagaimana memandangnya.

5.   Masa lalu saya hancur

Kisah Opah Winfrey akan memberikan jawaban akan kegalauan di masa lalu. Orang tuanya bercerai, dia pernah diperkosa oleh saudara sepupunya. Tiap orang tahu, mengatasi problem masa lalu memang rumit. Masa lalulah yang membentuk diri dan menentukan bagaimana sikap dan sifat seorang manusia. Tetapi itu hanya rekaman peristiwa masa lampau, laksana film, bisa diputar untuk introspeksi dan motivasi, atau sekedar untuk 'hobi' mengisi waktu luang.
Lantas mengapa harus tetap bersandar pada sesuatu yang itdak bisa diubah. Lebih baik jadi sutradara untuk film baru yang adegannya bisa kita ubah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan kita.. ya itulah masa depan.

6.   Saya tidak punya kesempatan

 Semua orang memiliki waktu yang sama.. 24 jam sehari. 7 hari sepekan.Kenapa hasilnya berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya? Ya, karena setiap orang menggunakan kesempatannya berbeda-beda dengan caranya masing-masing. Ada lingkungan yang kondusif untuk maju, tapi memang ada lingkungan yang destrukstif bagi pengembangan dirinya. Namun yang pasti setiap orang memiliki keempatan.

7.   Saya kurang beruntung

Keberuntungan memang bukan hal yang statis, ia tidak datang begitu saja kepada setiap orang. Maka bila keberuntungan tak juga kunjung menghampiri kita. Saatnya kita meminta kepad Sang Pemberi Anugerah. Ya, berdoa bagian dari kebutuhan hidup sebagai bentuk pengakuan bahwa ada Dzat yang serba maha dalam hidup ini.

8.   Saya takut sakit hati lagi

Dalam hidup akan berpasang-pasngan, jika ada pertemuan berarti ada perpisahan. Bila ada yang memperoleh berarti harus siap untuk kehilangan. Kalau ada saat berbahagia tentu akan suatu saat bersedih. Jadi kenapa harus takut dengan sakit hati? Sakit hati adalah bagian penting dalam proses kehidupan. Hati yang bijaksana adalah hati banyak memiliki bekas luka.

9.   Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan

Tidak satu orang pun yang tak penah mengecawakan orang-orang di sekitarnya. Tidak mungkin memiliki banyak teman tanpa memiliki sedikit musuh. Tidak seorang karyawanpun yang tidak pernah sekalipun tidak mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata telah mengecawakan orang lain.

10. Saya takut salah

Nobody perfect! That's all. Orang yang takut salah dan takut gagal justru seringkali lebih banyak melakukan kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak pernah gagal. Tidak ada pengusaha sukses yang tidak pernah gagal, tidak ada peruntungan tenar yang tidak pernah mengalami kerugian, tidak ada aktivis yang tak pernah teraniaya, tidak ada tokoh politik yang tak pernah dikritik, dan tak ada selebritis terkenal yang tak pernah dicacimaki. Ya, salah adalah sesuatu yang membuat imunitas bagi seseorang, mereka yang tahan menghadapi kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah behenti berusaha.. merakalah yang berhasil.


Sardana

ditulis dari ceritainspirasi.net

Senin, 03 Maret 2014

"Nanti" ..tempat persembunyian kemalasan

Ketika kita menyuruh anak untuk belajar, mereka mengatakan: “Nanti, kan besok masih libur”. Ya itulah kata “Nanti” yang begitu lekat dengan kita. Banyak orang, teman, keluarga, anak, istri, bahkan mungkin juga kita sendiri tentu pernah mengatakan kata tersebut.. “Nanti”.

"Nanti" sebuah kata yang bermakna penundaan. Kalimat ini kerap kita ungkapkan dalam setiap aktivias yang belum diselesaikan. Boleh jadi, kalimat ini tak terlalu salah kita ungkapkan setelah sebelumnya berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaan. Tetapi jika dikaitkan dengan sebuah kewajiban yang harus segera kita lakukan, maka kata "nanti" ini akan berdampak kepada sikap menganggap enteng alias remeh alias menggampangkan bahkan mungkin meremehkan sebuah pekerjaan.

Sadarilah, kewajiban kita terhadap hari-hari yang dilalui adalah mengisinya dengan ilmu dan amal kebaikan. Hidup kita adalah hari ini, bukan kemarin dan juga besok. Karena "kemarin" adalah waktu yang tak akan pernah kembali dan "besok" adalah waktu yang tak pernah kita ketahui.

Mungkin pesan seorang pengembara ini dapat menjadi bahan renungan buat kita betapa bahayanya menunda-nunda pekerjaan, Muhammad bin Samrah, kepada sahabatnya ia menulis surat:
"Hai saudarakau! Jauhilah dirimu dari menunda pekerjaan. Jagalah, jangan sampai hal itu bersarang di dalam hatimu. Menunda pekerjaan berarti bersahabat dengan kerusakan, karena itulah adalah tempatnya kemalasan. Menunda pekerjaan berarti memutuskan cita-cita dan penyia-nyiaan terhadap umur. Jika kamu berbuat demikian, itu akan menjadi kebiasaanmu. Jauhilah ragamu dari kebosanan yang telah berpaling darimu, karena itu tidak mendatangkan manfaat bagi jiwamu. Hai saudaraku! Kamu akan selalu gembira, bila pekerjaanmu telah kamu lalukan atau kamu akan menyesal bila kamu melalikannya"

Kegagalan kita dalam mewujudkan cita-cita dan harapan, bisa jadi berawal dari sini. Di saat orang lain terus melaju dan bahkan berlari mengejar asanya, sementara kita terus asik terlena dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan cita-cita kita.

Beban pekerjaan semakin hari semakin bertumpuk, karena kita tidak segera menyelesaikan tugas yang seharusnya hari ini kita tuntaskan. Hari ini ada tugas baru, padahal tugas lama yang kemarin belum diselesaikan. Bayangkan kalau seandainya hari inipun kita tidak segera menyelesaikan tugas yang hari ini, akan menjadi semakin banyak dan menumpuk beban kita di masa depan.

Dan semua itu harus kita pertangungjawabkan.


Wallahu'alam

Sardana

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...