Ketika kita membaca salah satu surat dari Al-Qur’an yaitu
Al-‘Ashr menjelaskan kepada kita agar tidak termasuk orang-orang yang merugi. Keimanan, berkelakuan baik,
saling bernasihat kepada kebaikan, dan saling bernasihat dalam kesabaran
menjadi kunci untuk keluar dari kubangan orang-orang yang merugi. Lantas
bagaimana kita yang telah ditakdirkan oleh Allah swt sebagai seorang pekerja
yang bagi berdomisili di kota besar semisal Jakarta ini sebagian besar waktunya
dihabiskan untuk mengurusi pekerjaan di kantornya. Dia meninggalkan rumah untuk
bekerja di saat matahari belum terbit, dan pulang di saat matahari telah
terbenam. Kalaulah tidak ada hari libur, mungkin dia menyangka rumahnya tak
pernah dikunjungi matahari, karena dia selalu mendapati rumahnya dalam keadaan
gelap malam. Akankah kesempatan kita para pekerja untuk memperoleh kebaikan di
sisi Allah swt dengan tidak termasuk orang merugi akan sirna karena kesibukan
kita?
Islam ternyata memberikan apresiasi yang begitu besar
terhadap para pekerja ini. Rasulullah dalam beberapa hadits menginformasikan
kabar gembira dan keutamaan bagi para pekerja.
Pertama,
Allah swt mengampuni dosa-dosa para pekerja. Rasul bersabda:
مَنْ أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ
يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ (رواه الطبراني)
artinya “Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran
pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut
dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT”. (HR. Thabrani).
Begitu juga pada riwayat yang lain Rasul bersabda :
إِنَّ مِنَ الذُّنُوْبِ لَذُنُوْبًا، لاَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ
وَلاَ الصِّياَمُ وَلاَ الْحَجُ وَلاَ الْعُمْرَةُ، قَالَ وَمَا تُكَفِّرُهَا يَا
رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ الْهُمُوْمُ فِيْ
طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ رواه الطبراني)
artinya: “Sesungguhnya terdapat satu dosa
diantara dosa-dosa itu, yang tidak dapat
dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang
dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam
mencari rizki.” (HR. Thabrani).
Kedua, Allah
swt mencintai para pekerja.
Rasulullah
bersabda :
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ (رواه الطبراني)
Artinya; “Sesungguhnya Allah SWT mencintai
seorang mu’min yang giat bekerja”. (HR. Thabrani)
Ketiga,
terhindar dari azab api neraka.
Dalam sebuah riwayat dikemukakan, “Pada suatu saat, Saad bin
Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari
Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong
kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, ‘Kenapa
tanganmu?’ Saad menjawab, ‘Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk
mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku.” Kemudian Rasulullah SAW
mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, ‘Hadzihi yadun la
tamatsaha naarun abada’, ‘Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh
oleh api neraka’” (HR. Tabrani)
Subhanallah, sungguh suatu karunia yang besar Allah swt berikan
kepada kita sebagai pekerja (pegawai). Sebuah janji dari seorang hamba yang
mulia, Rasulullah saw, telah mengabarkan betapa kebahagian hidup di akhirat
akan diberikan kepada para pekerja. Pekerja diberikan apresiasi yang tinggi
dalam Islam, dan surga adalah balasan yang pantas bagi mereka.
Masalah selanjutnya adalah bagaimana upaya kita sebagai pekerja
agar Allah swt akan memberikan ampunan-Nya, cinta-Nya, dan membebaskan dari
azab neraka?
Satu ayat dalam surat At-Taubah : 105 Allah swt memberikan arahan
bagaimana seharusnya kita bekerja, apabila kita bisa menjalankannya maka
harapan dan janji Allah swt kepada para pekerja akan benar-benar menjadi
kenyataan.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ
عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Dari ayat di atas, ada tiga aspek yang senantiasa harus dihadirkan
bagi para pekerja yang bekerja, yaitu: Allah swt, Rasulullah saw, dan umat.
Menghadirkan Allah swt dalam bekerja, akan menumbumbuh
sikap:
1. النية الخاصة لله تعالى (niat ikhlas
kepada Allah swt)
2. الصدق والأمانة (Jujur dan Amanah)
Rasulullah saw bersabda:
التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ
مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ (رواه الترمذي)
Artinya, “Seorang pebisnis yang
jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi,
shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)
3. مطبقا بالشريعة الإسلامية (Tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلاَ تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
Artinya, “Hai orang-orang yang
beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah kamu
merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)
4. الإبتعاد عن الشبهات (Menghindari
syubhat)
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا
أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ …… وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ
…..
Artinya, ““Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada
perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara
yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan…” (HR. Muslim)
Menghadirkan umat/masyarakat dalam bekerja, maka akan menumbuhkan
sikap:
5. الإتقان في العمل (Sungguh-sungguh/Profesional)
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ
يُتْقِنَهُ (رواه الطبراني)
Sesungguhnya
Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan
pekerjaannya. (HR. Tabrani)
6. التخلق بالأخلاق الإسلامية (Etika dan
berakhlaq)
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه
الترمذي)
Artinya,
“Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik
akhlaknya” (HR. Turmudzi)
Semoga kita mampu menjadikan aktifitas/pekerjaan ini sebagai
sarana untuk mengakselerasi amal sholeh dihadapan Allah swt untuk meraih
ampunan, cinta, surge, dan terhindar dari api neraka. Kemudian Allah swt
memasukkan kita kepada surga-Nya.
Wallahu a’lam bi showab
(dari berbagai sumber)