Rabu, 09 Juli 2014

Ramadhan, Bulan Pembinaan Ruhani


Dalam bulan Ramadhan terdapat beberapa fase, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad saw:

أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَوَسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.” 

Hari-hari di bulan Ramadhan merupakan hari-hari yang penuh tantangan karena memang bonus yang ditawarkan begitu sangat menggiurkan. Allah menyajikan ini dalam rangka mendorong umat Islam untuk mencapai ruhani yang tinggi.

Manusia adalah makhluk yang tidak hanya berupa jasmani, tetapi juga memiliki ruhani. Allah yang menciptakannya, sehingga Dialah yang mengetahi hakikat dan tabiat dari manusia.  Karenanya Allah tidak saja menyediakan bagi manusia untuk kebutuhan jasmaninya, tetapi juga menyediakan bagi kebutuhan ruhaninya. Allah menciptakannya dalam keseimbangan dan saling melengkapi.
Allah maha tahu bahwa tabiat manusia mempunyai dimensi ruhani dan jasmani. Dalam menjaga keseimbangan antara jasmani dan ruhani, Allah mewajibkan berhenti sesaat dari aktifitas yang berorientasi jasmani (duniawi) kepada sesuatu untuk mengisi  kebutuhan ruhani. Setiap hari kita diwajibkan untuk sholat 5 waktu. Setiap pekan kita di hari jum’at diwajibkan untuk berkumpul di masjid untuk mendengarkan khutbah dan sholat jum’at. Dan setiap tahun diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Ramadhan adalah madrasah tempat seorang Muslim memperbarui ikatan-ikatan Islam pada dirinya dan mengambil bekal yang dapat menutupi segala kekurangan sebelumnya. Di bulan Ramadhan kaum Muslimin menyemarakkan masjid dengan berbagai halaqah ilmu, pengajian, dan dzikir. Sehingga orang yang dahulunya bodoh, di bulan Ramadhan, menjadi mengerti, yang dulunya lalai menjadi sadar dan yang dulunya acuh tak acuh menjadi ingat. Di bulan Ramadhan ini, seluruh kaum muslimin yang menunaikan semuan anjuran dan perintah Allah, akan memperoleh derajat keistimewaan.

Ramadhan sebagai sekolah atau akademi ruhaniah harus dipahami bahwa kaum Mukminin menjalani pelatihan untuk menggeser perhatian yang berlebihan pada ego, pindah dari rumah yang sempit menuju rumah semesta yang tak terhingga. Ibadah shaum merupakan mata pelajaran dalam madrasah ruhani untuk mendidik orang menajamkan mata batin sehingga dengan mudah dapat membuat perbedaan antara yang haq dan bathil, ibadah shaum menjadi mata kuliah dalam akademi yang melatih untuk menerbangkan ruhani agar hinggap dalam pangkuan kasih sayang Tuhan. 
Di dalam ibadah shaum Ramadhan ada mata kuliah tentang kesabaran. Dan sebagaimana janji Allah, hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Bulan Ramadlan adalah bulan yang penuh kebaikan dan berkah. Bulan ini juga merupakan bulan pemberian kasih sayang, bulan yang diturunkannya Alquran sebagai petunjuk bagi manusia. Ramadhan adalah bulan yang diliputi rahmat, ampunan, dan sepertiga yang terakhir darinya adalah selamat (terbebas) dari siksa neraka.

Betapa pentingnya menghidupkan Ramadhan dengan iman dan semangat ruhani yang tinggi. Terlebih di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu dengan melaksankan itikaf. Perhatikan firman Allah pada bagian akhir mengenai kegiatan Ramadhan:
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

Dan janganlah kamu campuri mereka itu (istri-istrimu), sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Dr. Amir Faishol Fath menyatakan bahwa pada ayat tersebut sangat menarik untuk direnungi, yaitu:
Pertama, dari segi urutan ia diletakan di akhir – setelah menyebutkan beberapa rangkaian ibadah penting selama Ramadhan, yang mengesankan bahwa puncak Ramadhan adalah itikaf di masjid.
Kedua, dari segi radaksinya Alla menghubungkan itikaf dengan masalah mencampuri istri, bahwa selama itikaf tidak boleh melakukan hubungan suami istri. Padahal pada ayat sebelumnya masih diperbolehkan pada malam hari selama Ramadhan.

Ini menunjukkan bahwa puncak Ramadhan adalah itikaf sepuluh hari terakhir di masjid. Tinggalkan sejenak semua urusan dunia, fokus bersama Allah, sampai dengan suami-sitri tidak boleh melakukan hubungan. Subhanallah, sebuah pemandangan luar biasa. Ini hanya sepuluh hari dari setahun, waktu khusus untuk Allah, setelah selama setahun menghabiskan waktu untuk kehiudpan dunia.


Wallahu a'lam

Sardana

diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...