Kamis, 06 Februari 2014

Belajar dari Pembuatan Sarang Lebah

Rasanya siapapun tentu mengenal madu, salah satu minuman berkhasiat yang diambil dari lebah. Pada binatang lebah banyak memberi manfaat sekaligus pelajaran hidup bagi kita. Al-qur’an menjadikan salah satu surat didalamnya yaitu surat ke-16 dinamai “An-Nahl” artinya “Lebah”. Institusi tempatku bekerja juga memilih binatang ini sebagai maskot yang diberi nama KOJIB.

Dalam proses menghasilkan madu ada satu hal yang tak bisa dipisahkan yaitu sarang lebah. Hal unik dari sarang lebah adalah terbuat dari lilin lebah dan bentuknya yang heksagonal.  Lebah tidak memiliki bentuk lingkaran atau segi empat, tetapi memilih segi enam alias heksagonal. Seorang peneliti mengungkapkan bentuk heksagonal ini merupakan bentuk yang paling sedikit memerlukan bahan lilin untuk membuatnya. Apabila menggunakan bentuk lingkaran atau segi empat akan membutuhkan bahan lilin yang lebih banyak.

Selain paling sedikitnya dari sisi kebutuhan bahan baku pembuat sarang, ternyata sarang berbentuk heksagonal juga mampu menyimpan madu yang dihasilkan oleh madu. Subhanallah, lebah mengajarkan kita akan pentingnya efisiensi dalam menjalankan kehidupan. Input yang lebih sedikit, tetapi mampu menghasilkan output yang lebih banyak.

Tuhan telah menganugerahkan umur kepada kita, tapi apakah umur itu telah memberikan manfaat yang banyak buat kita dan manusia lain. Umar bin Abdul ‘Aziz hanya berumur 42 tahun, tetapi telah menorehkan sejarah sebagai kholifah yang memimpin negeri muslim dengan sangat adil sehingga membawa kepada kemakmuran rakyatnya. Imam Nawawi, umurnya hanya 46 tahun, tetapi karya yang dihasilkan begitu banyak. Banyak ilmuan yang merujuk karya Imam Nawawi untuk menghasilkan karya-karya lagi. Bagaimana dengan kita ya? Apakah bahan baku yang Allah berikan ke kita telah digunakan secara efisien? Atau hanya terbuang tanpa arti dan makna bagi diri sendiri apalagi orang lain? Tentu kita masing-masing dapat menilai sendiri. Pesan Rasulullah saw “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.

Hal menarik lainnya dari proses pembuatan sarang lebah adalah mereka mengawali pembuatan sarangnya dari beberapa titik yang berbeda namun akhirnya dapat membentuk rangkaian bangunan sarang yang memiliki ukuran yang sama tanpa ada ruang sedikitpun yang terbuang. Ini menunjukan bahwa mereka memiliki planning, kalkulasi, estimasi yang bagus, dan tentunya dibarengi dengan soliditas tim yang handal.

Sebuah proyek besar tentunya akan membutuhkan keterlibatan banyak orang. Keberhasilan dalam mewujudkan sebuah cita-cita akan sangat ditentukan dari kesolidan dari seluruh komponen yang terlibat dalam proyek tersebut. Tanpa itu rasanya sulit mengubah harapan menjadi kenyataan. Diperlukan kesiapan sikap dari komandan dan prajurit untuk bisa bekerja sama dalam tim. Prajurit haruslah taat terhadap perintah komandannya, namun ketaatan prajurit akan penuh jika ada keikhlasan dari komandannya. Arogansi atasan terhadap bawahan berpotensi menjadikan bawahan kehilangan rasa memiliki  dari “cita-cita” tersebut. Adanya perasaan satu bagian lebih baik dan penting dari bagian yang lainnya berpeluang  memandekan sebuah sistem. Mobil tanpa mesin mustahil akan bisa melaju kencang di jalan bebas hambatan, karena mobil tidak memiliki tenaga pendorongnya. Begitu pula mobil yang tak memiliki “pentil” di ban, juga akan sangat berat mobil untuk dijalankan.

Menumbuhkan sikap saling menghargai antar sesama anggota tim, tidak saling merendahkan, apalagi menafikan bagian tertentu adalah salah satu langkah untuk menghadirkan soliditas kerja. Silahkan bekerja di bagian yang berbeda atau di tempat yang berbeda, tetepi mereka semua berada dalam satu rangkaian yang tidak bisa dilepaskan.

Wallahu’alam
Sardana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...