Minggu, 04 September 2016

Berkunjung Di Kota Markas Klub Hino Cofu

Sebelumnya saya mengenal nama kota ini dari klub sepak bolanya, Perseman. Klub yang dijuluki Hino Cofu (ular putih) sangat populer bermain di divisi utama tahun 80-an saat masih era perserikatan. Maklumlah pada tahun 1986, Perseman berhadapan dengan Persib Bandung di grandfinal. Jadi inget terus deh.

Hari ini dan beberapa hari kedepan, saya berkesempatan untuk mengunjungi kota tempat klub tersebut, kota Manokwari. Kota ini merupakan ibu kota kabupaten Manokwari dan sekaligus ibu kota propinsi Papua Barat. Kedatangan di kota ini adalah dalam rangka menyelasaikan pekerjaan yang harus dilakukan dengan peninjauan ke lokasi yang kebetulan berada di wilayah KPP Pratama Manokwari.

Perjalanan dari Jayapura ke Manokwari harus ditempuh dengan perjalanan udara dengan waktu tempuh terbang lebih kurang 1 jam 20 menit. Berangkat dari bandara Sentani jam 11.00 tiba di bandara Rendani Manokwari pukul 12.20.
Pak Vincentius Sukamto yang sehari sebelumnya saya kabari telah standby menunggu di bandara Rendani. Oleh beliau, kami bertiga bersama pak Argo dan Hendra diajak mampir makan siang di rumah makan Klaten. Wah pak Vincent ini nampaknya selalu menjaga selera masakan jawanya walau jauh dari kota asalnya, Yogyakarta.

Seusai makan siang, kami menuju ke hotel swiss-belhotel yang terletak di jalan Yos Sudarso. Tidak begitu jauh jarak antara hotel dengan KPP Pratama Manokwari.
Beres urusan check in dan simpan barang di hotel, kembali beliau menawari untuk keliling kota Manokwari. Tentu tawarin ini tidak kami sia-siakan.

Cabut dari hotel menyusuri jalan Merdeka mentok sampai jalan Bhayangkara. Di sepanjang jalan Bhayangkara ini sebelah kiri jalan di hiasi bangunan perkantoran dan pemerintahan sedangkan di sebelah kanan jalan meskti terdapat sejumlah bangunan namun di balik bangunan tersebut sudah merupakan kawasan pantai.

Begitu memasuki jalan Pasir Putih, suasana perkotaannya sudah mulai berkurang. Jalan mulai menyempit dan lebih mirip suasana pedesaan. Sebelah kanan jalan nampak pantai dengan pasir putihnya dan di sana ada destinasi wisata Pasir Putih. Minggu siang ini sangat ramai pengunjung di lokasi wisata tersebut, hingga area parkir di sisi-sisi jalan dipenuhi kendaraan para pengunjung.

Dari tepi pantai pasir putih ini nampak di kejauhan pulau Mansinan. Pulau ini katanya merupakan tempat pertama injil masuk ke Papua yang dibawa oleh Ottow dan Geisser missionaris asal Jerman. Setiap tanggal 5 Februari banyak orang Papua merayakan kedatangan Ottow dan Geisser ini di pulau Mansinan.

Perjalanan terus berlanjut setelah melewati lokasi wisata pasir putih suasana sudah berganti lagi. Kini di kanan kiri jalan di kelilingi hutan yang pepohonannya menjulang tinggi. Namun suasana di jalan masih terdapat beberapa sepeda motoryang berlalu lalang. Saya berfikir ini sudah jauh menjauhi kota Manokwari.

Beberapa saat pemandangan hutan dilalui dengan kondisi jalan yang tidak begitu lebar. Akhir bertemu kembali dengan jalan besar dan mulai kelihatan ada keramaian. Ada kampus Unipa (Universitas Papua) dab beberapa bangunan yang sedang dan baru dibangun. Jalanan yang berkelak-kelok dan menurun, tampak di bawah kota Manokwari dan hamparan laut yang luas. Sebuah view yang indah dilihat. Akhirnya kami pun kembali bertemu jalan Merdeka.

Rupanya kami sudah mengelilingi wilayah kota Manokwari dengan panorama yang super lengkap. Ada suasana perkotaan yang dihiasi dengan bangunan baik pemerintahan dan swasta. Ada panorama pantai berikut lokasi wisatanya. Suasana pedesaan dan perkampungan. Bahkan pemandangan hutan yang rindang pun ada di kota ini. Dan pastinya, di sepanjang jalan yang dilalui banyak dijumpai gereja di sisi kanan dan kiri jalan. Hanya sayangnya perjalanan keliling hari ini saya belum melihat stadion sepak bola Sanggeng markas bermainnya Perseman Manokwari.

Menutup perjalanan hari ini di kota Manokwari, kami makan malam di kompleks Pujasera Dermaga AL Briyosi yang jaraknya 1,5 km dari swiss-belhotel tempat kami menginap. Menikmati santap malam dengan menu ayam bakar lalapan dengan diiringi suara ombak laut yang tidak begitu besar, serta pemandangan kapal-kapal yang tengah bersandar di dermaga. Semoga malam ini dapat tidur pulas di kota ini.

Alhamdulillah tak pernah menyangka sebelumnya, saya sampai juga di kota Manokwari, Papua Barat.

Manokwari pagi hari dari lantai 4 Swiss-belhotel. Kota aneka pemandangan, kota, laut, gunung dan hutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...