Minggu, 31 Juli 2016

Tugas Itu Menerbangkanku Ke Bumi Cenderawasih

Sebagai aparatur sipil negara haruslah memiliki kesiapan ke mana pun akan ditugaskan. Ketika pimpinan memutuskan untuk menugaskan seseorang aparatur ke suatu tempat, jauh apalagi dekat, tidak disenangi apalagi disukai, yang bersangkutan harus menjalaninya. Ibaratnya, bagai anak panah yang dilepas dari busurnya, segera meluncur ke tempat tujuan. Itulah hal yang kualami dalam pertengahan tahun ini.

Mulai tanggal 18 Juli 2016, amanah dan tempat baru sudah berada di pundakku ini untuk menjalaninya dengan penuh rasa tanggung jawab. Malam itu pula, usai acara pelantikan dan serah terima jabatan yang dilakukan di Jakarta, sekitar jam setengah sepuluh malam, bersama pak Vincentius Sukamto, diajak oleh pak Simon Petrus Siwi, melaju ke bandara Sukarno Hatta. Kami bertiga merupakan diantara yang mendapat tugas baru di tanah Papua walau kota berbeda. Saya ditugaskan ke Jayapura, pak Siwi di kota Sorong, dan pak Vincen di kota Manokwari. Namun kami harus ke Jayapura semua, karena ada kegiatan di Kanwil Papua dan Maluku yang berkantor di Jayapura. Bertiga pula malam itu kami menggunakan fligt yang sama yaitu Garuda Indonesia G654, yang berangkat tgl 19 Juli 2016 pukul 01.20 wib. Jadwal kedatangan di bandara Sentani pada pukul 12.00 wit.

Kecuali pak Siwi, yang harus ganti pesawat di bandara Maros Makasar, kami berdua tetap menggunakan pesawat tersebut sampai kota tujuan Jayapura.

Sesampai di bandara Sukarno Hatta sekitar jam sepuluh lebih, langsung lakukan check in di terminal 2F. Rupanya selera saya dan pak Vincen sama dalam hal memilih tempat duduk pesawat, berselera duduk di pinggir jendela. Kesamaan selera itulah yang kemudian kami tidak bisa duduk bersama. Pak Vincen duduk di seat 37 sedangkan saya di seat 38 persis di belakang dia.
Ini hasil kesepakatan berdua tanpa duduk bersebelahan karena diniatkan akan tidur di pesawat.

Masih ada waktu 3 jam menuju jam keberangkatan. Saya pamit ke pak Vincen yang tengah mulai ngantuk di kursi tunggu. Saya ingin manfaatkan sebagian waktu untuk sholat dan tilawah Qur'an di mushola yang ada di terminal 2F tersebut. Satu juz mushaf Qur'an telah dibaca, rasa kantuk pun mulai hinggap. Maka segeralah bergabung kembali ke pak Vincen, khawatir saya tertidur di mushola. Rupanya pak Vincen tengah asik ngobrol dengan seorang calon penumpang lainnya dengan tujuan Timika. Kusapa orang tersebut dengan senyuman, dan langsung ambil posisi  duduk di sebelah pak Vincen. Tak berselang lama, saya pun tertidur ayam sambil duduk. Sementara mereka berdua masih asik terlibat obrolan.

Jam 01.00, pak Siwi mengajak untuk menuju boardingpass dan masuk ke dalam pesawat. Seperti yang sudah direncanakan, begitu duduk di pesawat, mata ini langsung kupejamkan. Sampai kemudian dibangunkan oleh pramugari yang membagikan makanan. Sekitar 2 jam lebih terbang, pesawat mendarat untuk transit di bandara Maros Makasar. Cukup banyak penumpang yang turun di Makasar, tapi seimbang dengan penumpang yang naik. Di bandara Makasar pun seluruh seat terisi penuh. Terdengar suara kumandang adzan subuh dari hp salah satu penumpang, tak berselang lama saya pun bertayamun dan sholat subuh di bangku pesawat.

Satu jam lebih transit di Makasar, molor dari jadwal seharusnya karena ada penggantian roda pesawat. Penerbangan pun dilanjutkan lagi dengan tujuan Timika. Kantuk yang tak tertahan itu kembali mengajakku untuk tertidur di bangku pesawat. Dan sekali lagi pembagian makanan oleh pramugari itu yang membagi sesi dari pulasnya tidur. Lebih dari dua jam penerbangan, pesawat pun landing di bandara Timika. Di sini jumlah penumpang yang turun lebih banyak lagi, tapi tak berselang lama penumpang yang naik dari Timika pun memadati seluruh seat yang kosong.

Sekitar satu jam transit, pesawat kembali melanjutkan ke destinasi terakhir. Waktu tempuh Timika ke Jayapura tidak sampai satu jam. Karenanya dalam penerbangan itu sengaja mata dijaga untuk tidak tertidur. Mata ini harus dilatih memandang awan putih yang menyelimuti pulau papua. Dalam beberapa saat penerbangan yang rendah tampak hijaunya hutan yang menutupi pegunungan di papua. Ya inilah hari pertama di tempat pengabdian baru di bumi cenderawasih. Suasana baru, sahabat baru, lingkungan baru, kebiasaan baru, dan hal-hal baru lainnya yang akan menghiasi hari-hariku ke depan. Lamunan itupun berakhir saat pramugari membagikan makanan ringan.

Kru pesawat mengumumkan bahwa pesawat akan mendarat di bandara Sentani Jayapura. Pesawat mulai bermanuver untuk landing, nampak danau Sentani yang luas di kelilingi oleh pesawat. Bandara Sentani memang persis di tepian danau Sentani. Pesawat makin rendah dan merendah lagi. Akhirnya roda pesawat pun mendarat di landasan bandara.

Kaki ini pun akhirnya menginjakkan di tanah Papua. Tugas itu yang menerbangkanku sampai di bumi cenderawasih. Selamat berjumpa bumi cenderawasih, terimalah kehadiran diri ini di bumi ini sebagai bagian jalan hidupku. Sambutlah diri ini untuk menjadi bagianmu dalam beberapa waktu. Semoga kehadiranku dapat memberi kebaikan bagi siapapun baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain di sini dan di manapun.

Tanah Papua, tempat baruku untuk berkarya.
Bumi Cenderawasih, di sini ku akan berbakti.

رَبِّ أَنْزِلْنِى مُنْزَلاً مُبَارَكاً وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ
"Ya robbku, tempatkan aku pada tempat yang diberkati dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat"
(Q.S. Al-Mukminun : 29)

1 komentar:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...