Jumat, 11 September 2015

Mengembangkan Sikap Optimis

Sikap optimis adalah salah satu kekayaan mental yang harus senantiasa dikembangkan. Optimis itu sendiri menurut Ubaedy (2008) adalah meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan  itu kita gunakan untuk menjalankan aksi yang lebih bagus untuk meraih hasil yang bagus. Dari keterangan tersebut, dapat kita pahami bahwa yakin adalah energi yang bisa kita gunakan untuk melakukan tindakan-tindakan terbaik, dalam mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

Pentingnya Sikap Optimis

Setiap orang pasti menginginkan hal yang terbaik dalam hidupnya. Namun terkadang mereka tidak punya cukup nyali untuk menggapai kebaikan tersebut. Banyak alasan yang mereka kemukakan seperti: tidak punya kemampuan, tidak punya modal, tidak ada yang mendukung, takut gagal, takut bersaing dan lain-lain. Ini jelas bukan ciri orang yang memiliki sikap optimis yang baik. Karena orang optimis akan selalu yakin bahwa hidupnya akan lebih baik di masa yang akan datang. Mereka tidak takut dengan bayang-bayang, mereka tidak takut dengan kegagalan dan mereka senantiasa memperbaiki diri guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada beberapa hal penting yang harus kita ketahui, kenapa kita harus memiliki sikap optimis.
1.      Optimis adalah energi positif
Apakah anda pernah merasakan bagaimana rasanya selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu? Kalau pernah, saya ucapkan selamat kepada anda, karena anda telah memiliki energi positif dari sikap optimis. Inilah yang di sebut energi positif, sebuah energi yang selalu menuntun sikap, pikiran, perasaan dan tingkah laku anda ke arah yang lebih maju.
2.      Optimis adalah kekuatan mental
Optimis adalah keyakinan, sedangkan keyakinan adalah sebuah kepercayaan yang muncul dari dalam hati atas tindakan yang kita lakukan. Jika di dalam diri kita ada sikap optimis terhadap hidup, maka dengan sendirinya ini akan menjadi kekuatan mental bagi anda dalam menghadapi segala tantangan hidup. Kita harus sadar bahwa hidup itu tidak selamanya indah, seperti yang kita bayangkan. Untuk itu jika suatu saat ada hambatan, kita sudah siap karena memiliki mental yang kuat.
3.      Optimis adalah bentuk perlawanan
Sikap optimis bisa juga dikatakan sebagai bentuk perlawanan. Perlawanan terhadap apa? Perlawanan terhadap kegagalan, dan rasa pesimis dalam diri. Katika seseorang pesimis dengan masa depannya, karena sering mengalami kegagalan, maka hal itu harus dilawan dengan sikap optimis. Pesimis itu sendiri adalah keadaan di mana seseorang mengalami keraguan, kebingungan, katakutan dalam menghadi kehidupan.  Ketika keraguan itu datang maka, kita harus melawannya dengan sebuah kayakinan bahwa kita bisa memiliki masa depan yang lebih baik, tidak peduli bagaimana pun keadaan kita saat ini.
4.      Optimis adalah pemberi harapan
Ketika rasa pesimis sudah menyerang diri kita, terkadang kita merasa tidak memiliki sebuah harapan. Kita menyerah dengan nasib. Sebenarnya bukan tidak mempunyai harapan, tapi harapan itu sudah kita bunuh bersamaan dengan hilangnya semangat hidup kita. Untuk itu kita harus memiliki harapan baru, dan itu akan bisa terwujud kalau kita mau memulai untu berpikir dan besikap optimis. Sikap inilah yang akan memberikann harapan kepada kita, bahwa kesuksesan dan keberhasilan masih bisa kita raih.
5.      Optimis adalah penghilang  rasa takut
Kenapa seseorang seirng takut? Pada umumnya mereka tidak mampu mengelola rasa takut mereka secara benar. Manusia memang punya rasa takut, tapi takut itu harus dikelola supaya takut kita terarah pada sesuatu yang benar. Apakah kalau manusai memilki rasa takut akan kegagalan itu boleh? Saya rasa banyak orang di dunia ini pernah mengalami yang namanya takut gagal. Tapi hal itu tidak perlu di tiru, karena semakin takut kita dengan kegagalan maka kegagalan itu akan semakin dekat dan semakin menyakitkan. Salah satu senjata untuk menghilangkan rasa takut itu adalah sikap optimis.
6.      Optimis bikin tubuh kebal penyakit
Berpikiran optimis tidak hanya baik untuk emosi Anda tetapi juga meningkatkan sistem imunitas atau daya tahan tubuh. Hal itu menurut penelitian yang dilakukan tim peneliti dari dari University of Kentucky, Amerika Serikat. Penelitian ini, melacak optimisme dan perubahan respon imun pada 124 responden berstatus mahasiswa jurusan Hukum. Para peneliti menemukan, responden yang lebih optimis, menunjukkan tingkat imunitas tinggi yang diperantarai sel. Respon sel tersebut saat terkena invasi virus atau bakteri asing cukup tinggi. Tetapi, ketika sikap optimis berkurang, aktivitas sel tersebut juga menurun (vivanews.com)

Cara Mengembangkan Sikap Optimis

Pada dasarnya setiap manusia memiliki sikap optimis namun kapasitasnya ada yang kurang ada juga yang lebih. Untuk itu sikap optimis itu sendiri tidak bisa dibiarkan begitu saja, ahrus ada upaya serius untuk mengembangkan sikap optimis. Cara mengembangkan sikap optimis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Jangan Menyesali Yang Sudah Terjadi
Orang bilang menyesal itu munculnya belakangan setelah seseorang mendapatkan kegagalan. Apakah hal itu selamanya demikian? Perlu kita ketahui, sebenarnya menyesal itu bukan dampak dari kegagalan, tapi dampak dari ketidakmamuan kita mengelola perasan dan pikiran. Lagi pula menyesali apa yang sudah terjadi, tidak akan menghasilkan apa-apa. Lebih baik kita cari tahu bagaimana membangun kembali semangat untuk memperbaiki keadaan. Jika kita ma uterus meratapi dan menyesali apa yang sudah terjadi maka mustahil rasa optimis itu bisa muncul dalam diri, yang ada kita akan makin terpuruk dan pesimis dengan kaedaan. Jadi untuk bisa mengembangkan sikap optimisme yang baik, kita harus memulia dengan menerima apa yang terjadi dengan berjiwa besar.
2.      Merubah Pola Berpikir
Pola pikir ini adalah salah satu aspek penting dalam meningkatkan sikap optimis dalam diri. Karena sikap optimis akan terbentuk jika kita memiliki cara berpikir yang benar. Kalau cara berpikir kita salah, maka bisa dipastikan cara bersikap kita juga akan salah. Untuk itu, bagi kita yang masih mempunyai pola pikir yang yang kurang tepat, segeralah rubah pola pikir tersebut.
3.      Meningkatkan Kemampuan Diri
Tidak bisa dipungkiri bahwa optimisme seseorang juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan. Sebuah contoh sederhana saja, ketika anda sedang mendapatkan tugas dari dosen, guru atau mungkin dari bos anda, yang tidak sesuai dengan kemampuan anda, apakah anda optimis bisa mengarjakannya dengan hasil yang maksimal? Saya yakin sebagian dari kita, rasa optimisnya akan sedikit menurun. Hal itu wajar, karena mamang tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan. Coba tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan, maka kecenderungan lebih optimis akan semakin besar.
Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa supaya kita tetap optimis dan selalu optimis anda harus senantiasa mengembangkan segenap kemampuan yang kita miliki. Kamampaun itu meliputi banyak hal, namun sebaiknya anda fokuskan pada hal-hal yang benar-benar anda sukai.
4.      Belajarlah terus
Belajar adalah makanan para juara, tanpa belajar manusia bukanlah apa-apa. Sama halnya dengan mengembangkan sikap optimis. Kita harus sadar kita butuh terus dengan yang namanya belajar. Belajarlah kita dengan pengalaman hidup kita sendiri, pengalaman keberhasilan orang lain, kalau perlu belajarlah dari ahlinya. Belajar ini bisa kita lakukan di mana saja, kapan saja, yang penting kita tidak pernah berhenti untuk belajar. Dengan banyak belajar kemampuan kita secara otomatatis akan meningkat, dengan begitu mengembangkan sikap optimis akan lebih mudah kita lakukan.
5.      Bangunlah hubungan baik dengan orang lain
Pergaulan yang berkualitas akan membuat kita menjadi pribadi yang berkualitas, tapi pergaulan yang asal-asalan tidak akan membuat kita jadi apa-apa. Dala hal apapun keberhasilan akan selalu melibatkan orang lain. Seperti apa yang di katakan Andrie Wongso “Tiada sukses diraih tanpa keterlibatan orang lain. Pandai membawa diri disetiap pergaulan adalah ilmu hidup yang mutlak dimiliki oleh setiap orang yang mau sukses.

Sardana

Sumber:
http://cafemotivasi.com/

Selasa, 01 September 2015

Ekspor Jasa Kena Pajak, Bagaimana PPN-nya ?

Istilah ekspor jasa dalam ketentuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mulai ada sejak Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (selanjutnya disebut UU PPN) disahkan. Ekspor jasa disebut dalam Pasal 1 angka 14 dan dalam Pasal 4 Ayat (1) huruf  h UU PPN.
Pengenaan PPN atas ekspor JKP tersebut memungkinkan Pengusaha Kena Pajak yang melakukannya dapat mengkreditkan Pajak Masukannya yang selama ini  hanya dinikmati oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor BKP. Ekspor JKP adalah setiap kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak ke luar Daerah Pabean.

Pasal 4 Ayat (2) UU PPN selanjutnya memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur lebih lanjut tentang batasan kegiatan dan jenis Jasa Kena Pajak yang menjadi objek PPN tersebut. Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2010 yang kemudian diubah sebagian materinya dengan  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.03/2011 tentang Batasan Kegiatan dan Jenis Jasa Kena Pajak yang atas Ekspornya Dikenai PPN.

Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak

Ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dikenakan PPN dengan cara mengalikan tarif 0% dengan Dasar Pengenaan Pajak. Adapun dasar pengenaannya adalah penggantian.

Pengertian penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

Jenis dan Batasan JKP

Terdapat tiga jenis JKP yang atas ekspornya dikenai PPN dengan tarif 0%, yaitu:

Yang pertama adalah jasa maklon dengan batasan kegiatan adalah sebagai berikut:
  1. pemesan atau penerima JKP berada di luar Daerah Pabean dan merupakan WP Luar Negeri serta tidak mempunyai Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia;
  2. spesifikasi dan bahan disediakan oleh pemesan atau penerima Jasa Kena Pajak;
  3. bahan adalah bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses menjadi BKP yang dihasilkan;
  4. kepemilikan atas barang jadi berada pada pemesan atau penerima Jasa Kena Pajak; dan
  5. pengusaha Jasa Maklon mengirim barang hasil pekerjaannya berdasarkan permintaan pemesan atau penerima JKP ke luar Daerah Pabean.
Kedua adalah Jasa Perbaikan dan Perawatan yang melekat pada atau jasa untuk barang bergerak yang dimanfaatkan di luar Daerah Pabean. 

Yang ketiga adalah Jasa Konstruksi yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Batasan jasa konstruksi adalah jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang tidak bergerak yang terletak di luar daerah pabean.


Saat Terutang Ekspor JKP

Saat terutangnya PPN atas ekspor JKP adalah pada saat ekspor JKP yaitu pada saat Penggantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai penghasilan.



Pemberitahuan Ekspor JKP


Apabila dalam ekspor BKP dikenal adanya dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), maka dalam ekspor JKP, dokumen yang dipergunakan adalah Pemberitahuan Ekspor JKP yang juga merupakan dokumen yang dipersamakan kedudukannya dengan Faktur Pajak.
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor JKP wajib membuat Pemberitahuan Ekspor JKP pada saat Ekspor Jasa Kena Pajak dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan. Pemberitahuan Ekspor JKP tersebut yang dilampiri dengan invoice sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan adalah dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak.

Atas kegiatan ekspor barang  yang dihasilkan dari kegiatan ekspor jasa maklon oleh Pengusaha Kena Pajak eksportir jasa maklon dilaporkan sebagai ekspor BKP dalam SPT Masa PPN.
PPN atas: a. perolehan BKP; b. perolehan JKP; c. pemanfaatan BKPTB dari luar daerah pabean; d. pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean; dan/ atau e. impor BKP, merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.


Sardana

Sumber:
PMK No. 30/PMK.03/2011

Jumat, 28 Agustus 2015

Dokumen Tertentu Yang Kedudukannya Dipersamakan Dengan Faktur Pajak

Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak adalah:
  1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea Cukai dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
  2. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;
  3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
  4. Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi;
  5. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill, atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;
  6. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhan;
  7. Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik;
  8. Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan ysng tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor JKP/BKPTB, untuk ekspor JKP/BKPTB;
  9. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan NPWP dan dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh DJBC yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor BKP;
  10. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean;
  11. Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Perusahaan Air Minum;
  12. Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan JKP oleh perantara efek;
  13. Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan;
  14. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang disertai Risalah Lelang.

Dokumen tertentu tersebut paling sedikit harus memuat:
  • Nama, alamat dan NPWP yang melakukan ekspor atau penyerahan;
  • Nama pembeli BKP atau penerima JKP;
  • Jumlah satuan barang apabila ada;
  • Dasar Pengenaan Pajak;
  • Jumlah Pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.

Dokumen dianggap memenuhi persyaratab formal apabila diisi lengkap, jelas, dan benar. Pengusaha Kena Pajak yang membuat dokumen tertentu yang tidak memenuhi persyaratan formal dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Sardana

Sumber:
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-33/PJ/2014

Selasa, 11 Agustus 2015

Tanda-Tanda Sukses Meraih Fadhilah Ramadhan

Ramadhan bak jamuan istimewa yang diperuntukkan Allah Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya tanpa pandang bulu, baik bagi mereka para pecinta kebaikan, atau bagi mereka para pecinta maksiat. Para pecinta kebaikan menyambut jamuan Ramadhan untuk berlomba meraih kecintaan Allah Ta’ala. Sementara para pecinta maksiat sudah selayaknya menjadikannya sebagai perhentian terakhir dari petualangan dosa selama ini, sekaligus momentum balik untuk bergabung bersama kafilah pecinta kebaikan.
“Apabila malam pertama Ramadhan tiba, syaitan-syaitan dan jin jahat dibelenggu. Pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun yang terbuka. Pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satupun yang tertutup. Kemudian ada seorang penyeru yang berseru, ‘Wahai para pencari kebaikan, sambutlah! Wahai para pencari kejahatan, berhentilah. Maka Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu berlangsung pada setiap malam Ramadhan.” [Hadits Hasan, at-Tirmidzi: 682]
Bagi mereka yang gagal mendulang kemuliaan dari jamuan tersebut, sungguh tak ada kalimat yang bisa menggambarkan betapa meruginya mereka. Karena memang, tidak semua dari kedua golongan tersebut sukses meraih kemuliaan Ramadhan.
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِـهِ إلاَّ الْجُوْعِ وَالْعَطَشِ .
“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali rasa lapar dan haus.” [Hadits Shahih, Ahmad: II/441 dan 373]
Jika demikian, menjadi penting bagi kita untuk mengetahui apakah kita termasuk orang-orang yang sukses mendulang rahmat dan maghfirah Allah di Ta’alabulan Ramadhan. Setidaknya ada beberapa indikasi pasca Ramadhan yang bisa Anda jadikan parameter ukur dalam masalah ini.
(1) Menjadi Orang yang Ikhlas
Puasa Ramadhan menggembleng kita dalam mengikhlaskan niat, dimana puasa Ramadhan hanya dilakukan untuk Allah Ta’ala semata, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ: الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ, قَالَ اللهُ تَعَلَى: إلاَّ الصِّيَامُ فَإنَّهُ لِيْ وَأنَا أَجْزِيْ بِـهِ, يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ
“Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Satu kebaikan akan dibalas 10 kali lipat sampai 700 kali lipat. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa. Puasa ini untuk diri-Ku dan Aku akan membalasnya (dengan pahala tanpa batas). Dia meninggalkan syahwat dan makanannya demi diri-Ku….” [Shahih Muslim: 1151]
Inilah esensi ajaran tauhid. Jika ibadah Anda setelah Ramadhan tidak lagi bergantung pada tendensi selain-Nya, seperti riya’ dan sum’ah yang tergolong syirik kecil (lebih-lebih syirik besar), maka ini boleh jadi—Insya Allah—pertanda yang baik diterimanya amal Ramadhan Anda.
(2) Semakin Ringan dan Nikmat Dalam Melakukan Amal Ketaatan
Puasa Ramadhan juga menempa seseorang untuk meningkatkan kadar keikhlasan ibadahnya. Karena di dalam puasa, hamba tidak dituntut sekedar menahan makan, minum dan syahwat semata, tapi juga lisan dan hatinya dari ketidaksabaran atau dari amal yang tidak bermanfaat.
وَإذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فَإنْ سَبَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ
“…Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah melakukan rafats (seperti berbicara porno atau keji) dan tidak juga membuat kegaduhan. Jika ada orang yang hendak mencaci atau menyerangnya, hendaklah ia (bersabar dan) berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa…” [Shahih Bukhari:IV/88]
Dan ini sudah barang tentu membutuhkan tingkat keikhlasan yang lebih. Karena dengan keikhlasan seadanya, sangat sulit untuk mampu menghindar dari larangan-larangan semisal dalam hadits di atas.
Ketika semakin tinggi keikhlasan seorang hamba, semakin besar pula keridhaannya terhadap Allah Ta’ala. Semakin besar keridhaan hamba kepada Allah Ta’ala, semakin ringan baginya dalam melaksanakan ketaatan pada-Nya. Jika Anda merasakan hal tersebut di luar Ramadhan, maka berbahagialah. Anda yang tadinya merasa terbelenggu ketika hendak melangkah untuk beramal, Anda yang kemarin selalu tidur berselimut futur (malas, jenuh dalam beramal), tiba-tiba menjadi orang yang bangkit beramal shalih setelah Ramadhan, maka tersenyumlah dan ucapkan Tahmid (Alhamdulillah), karena Anda telah meraih fadhilah Ramadhan.
Setelah merasa ringan dalam melakukan amal ketaatan (terutama ibadah yang wajib), dan Anda telah istiqomah dalam beribadah kepada-Nya, maka pada tahap berikutnya Anda akan merasakan kenikmatan dalam beribadah. Jiwa dan raga Anda merasa butuh untuk beribadah. Hati akan terasa hampa dan merugi ketika luput dari satu bentuk ibadah, sekalipun tanpa disengaja.
(3) Semakin Jauh dari Maksiat
Ini karena puasa adalah tameng yang membentengi hamba dari perbuatan maksiat. Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ السْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةُ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإنَّهُ أغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأحْسَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian anak muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih tangguh memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa bisa menjadi perisai baginya (dari kemaksiatan).”[Shahih Bukhari: IV/106 dan Shahih Muslim: 1400 dari sahabat Ibnu Mas’ud]
Maka jika keadaan Anda lebih jauh dari maksiat jika dibandingkan dengan kondisi Anda sebelum Ramadhan, maka ber-husnuzzon-lah kepada Allah, bahwa Anda telah meraih fadhilah Ramadhan.
(4) Cinta pada al-Qur-an
Orang-orang yang sukses di bulan Ramadhan akan bertambah rajin membaca al-Qur-an di luar Ramadhan jika dibandingkan dengan waktu sebelum Ramadhan. Karena bulan ini adalah “Bulannya al-Qur-an”, tiada hari tanpa membaca al-Qur-an. Sehingga kebiasaan mulia ber-wirid dengan tilawah al-Qur-an tentunya akan tetap berlanjut setelah Ramadhan.
(5) Menjadi Dermawan
Hikmah puasa memberikan kita kesempatan untuk merasakan penderitaan kaum dhuafa’ dan fakir miskin. Dari sini diharapkan tumbuh kesadaran sosial yang tinggi dengan menyantuni mereka, menyayangi serta meringankan beban mereka. Kewajiban zakat fithrah di akhir Ramadhan juga mengajarkan hal ini. Selepas Ramadhan, orang-orang yang sukses akan lebih dermawan.
(6) Loyalitas (Wala’) Sesama Muslim Semakin Kokoh
Ramadhan mengajarkan kita untuk berbagi antar sesama. Renungkanlah bagaimana Allah Ta’alamenjanjikan pahala yang besar kepada mereka yang menyediakan ifthar (buka puasa) bagi saudaranya:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, maka baginya pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” [Ahmad: IV/114-116, shahih menurut at-Tirmidzi: 804]
Ramadhan benar-benar menjadi momentum bagi kita untuk merekonstruksi makna al-Wala’ yang sempat runtuh dan terkubur. Dengan demikian, rasa cinta dan persaudaraan Islam pun akan bersemi. Orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan, senantiasa menjaga bangunan al-Wala’ tetap kokoh menjulang, baik di luar Ramadhan sekalipun.
(7) Do’a yang Terkabul
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, punya satu kesempatan do’a yang tidak akan ditolak pada saat ia berbuka.” [Hadits Shahih, Ibnu Majah: I/557]
Jika do’a yang Anda panjatkan saat Ramadhan menjadi kenyataan, maka ucapkanlah kalimat syukur, kemudian Anda boleh berharap dengan yakin, bahwa Anda telah meraih fadhilah Ramadhan.
(8) Semakin Mendalami Ilmu Agama
Boleh dibilang ini adalah indikasi terbesar bagi seorang hamba yang telah meraih sukses di bulan Ramadhan. Karena buah dari sukses Ramadhan adalah dilimpahkannya berbagai kebaikan kepada hamba. Dan Allah jika menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya yang terpilih, Dia terlebih dahulu akan mempersiapkan hamba-Nya tersebut untuk memahami ilmu agama, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ
“Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya.” [Shahih Bukhari: 71 dan Shahih Muslim: 1037]
Mafhum mukholafah dari hadits ini adalah; bahwa orang yang tidak diberikan pemahaman dalam agamanya (berarti) tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah ‘Azza wa jalla [al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu hal. 49]. Dan yang demikian ini mustahil bagi mereka yang benar-benar sukses di bulan Ramadhan di mata Allah. Orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan pasti akan mendapat limpahan kebaikan dari Allah, dan indikasinya akan terlihat jelas setelah Ramadhan, dari usahanya yang lebih serius dalam menuntut dan memahami ilmu agama.
Imam Nawawi rahimahullah (wafat th. 676 H) mengatakan: “Di dalam hadits ini terdapat keutamaan ilmu, mendalami agama, dan dorongan kepadanya. Sebabnya adalah karena ilmu akan menuntunnya kepada ketakwaan kepada Allah Ta’ala.” [Syarh Shahih Muslim: VII/128]
Jika kita renungkan ucapan Imam Nawawi rahimahullah: “…ilmu akan menuntunnya kepada ketakwaan kepada Allah Ta’ala”, maka akan nampak jelas korelasi antara mendalami ilmu agama dengan tujuan utama puasa Ramadhan yang disebutkan dalam ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. al-Baqarah: 183]
Logikanya; jika Anda sukses menjalani Ramadhan, maka Anda pasti akan menjadi orang yang bertakwa, sementara ilmu adalah kendaraan yang akan mengantarkan Anda kepada takwa (sebagaimana ucapan Imam Nawawi di atas). Sehingga bisa ditarik garis kesimpulan bahwa: orang-orang yang sukses menjalani Ramadhan akan dipersiapkan oleh Allah untuk mendalami ilmu agama, demi meraih apa yang telah Ia janjikan sebagai buah dari berpuasa yaitu takwa.
Setelah meraih mahkota takwa, maka bersiap-siaplah seorang hamba mendulang kemuliaan demi kemuliaan, kebaikan demi kebaikan yang melimpah dan beragam jenisnya.

Sardana

Sumber:
https://ibnuabbaskendari.wordpress.com/2010/09/12/tanda-tanda-sukses-meraih-fadhilah-ramadhan/.

Kamis, 09 Juli 2015

Rahasia Istighfar

Istighfar adalah memohon ampun pada Allah dengan kalimat "Astaghfirullaah al adhiim" dengan ikhlas, menyesal atas kesalahan dan tekad untuk memperbaiki diri. 
Meskipun Nabi Muhammad terbebas dari dosa, ternyata beliau juga beristighfar setiap hari minimal 70 kali!

Bagaimana dengan kita? 

Yuk kita ketahui 7 rahasia di balik istighfar, agar kita termotivasi untuk mengucapkannya setiap hari...

1. Mendatangkan ampunan 

"Maka aku katakan kepada mereka Mohonlah ampun kepada Rabbmu sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun". (QS Nuh: 10-12) 

2. Solusi & pintu rizki 

"Barang siapa beristighfar secara rutin, pasti Allah memberinya jalan keluar dalam mengatasi setiap kesulitan, setiap kesempitan dan memberi rizki yang tiada terhingga kepadanya". (HR. Abu Daud)

”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang dilakukannya.”(HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).

3. Menambah kekuatan 

"Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu…"(QS Hud: 52) 

4. Memperoleh kenikmatan

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan”(QS Hud:3) 

5. Turunnya rahmat 

"Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat" (QS An-Naml:46) 

6. Sebagai kafaratul majlis 

"Barangsiapa yang duduk dalam satu majlis (perkumpulan orang) lalu di dalamnya banyak perkataan sia-sianya, kemudian sebelum ia bangkit dari majlis membaca (istighfar): "subhaana kallaahumma wabi hamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik" maka ia akan diampuni kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya selama di majlis itu" (HR Turmudzi) 

7. Terhindar dari adzab 

"Dan tidaklah Allah akan mengadzab mereka sedang mereka meminta ampun" (QS Al Anfal:33) 

Itulah 7 dahsyatnya istighfar. Mari kita sebarkan ilmu ini. 

Semoga bagi yang membaca dan menyebarkan diberi kemudahan Allah untuk senantiasa beristighfar setiap saat. Aamiin ya robbal aalamiin.  والله أعلم بالصواب


Sardana


Dari berbagai sumber

Selasa, 07 Juli 2015

Orang Yang Dirindukan Surga

Berdasarkan hadist di bawah ini:
قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم: ألجنّة مشتاقة لأربعة نفر : تالي القرآن وحافظ اللّسان ويطعم الجيعان وصوم رمضان

"Syurga itu rindu kepada empat golongan, yaitu orang yang membaca Al-Qur'an, orang yang menjaga lisan, orang yang memberi makanan kepada yang kelaparan, dan orang yang puasa di bulam Ramadhan".

Pertama, تاَلِى الْقُرْآنِ  orang yang senantiasa membaca al-Quran. Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada baginda nabi Muhammad Saw yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia. Jika satu buku memiliki suatu nilai manfaat dari setiap isinya, maka al Quran jauh lebih banyak memiliki manfaat dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia. Apakah kita menyadari di antara deretan huruf yang jumlahnya , lebih kurang 6666, 30 juz dan 114 surat, yang  jika di bacakan hati menjadi tenang, bisa dengan mudah di hafal oleh semua kalangan bahkan anak-anak sekalipun, mempunyai nilai sastra yang sangat indah, mengandung peristiwa masa lalu, begitupun masa depan, tuntunan ibadah berupa syariat yang di tetapkan oleh Allah SWT, bahkan banyak rahasia science terungkap karenanya. Jika bukan campur tangan Allah SWT yang menyampaikan kalimat dan maknanya niscaya ia akan usang di telan waktu. Tapi bahkan sampai saat ini al Quran kitab yang sudah belasan abad ini masih tetap utuh, tidak ada perubahan akan isinya. Karena ia memang di jaga oleh Allah SWT melalaui lidah nya para huffaz (penghafal al Quran).
Dr. Al Qadhi, melalui penelitian nya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Qur’an, seorang muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitian nya. Penelitian ini berikutnya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji coba nya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Qur’an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkan nya. Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitian nya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberitahu bahwa yang akan diperdengarkan nya adalah Al-Qur’an. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’anKesimpulan nya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.
Secara keduniawian bahwa tidak ada sesungguhnya hal yang membuat seseorang sulit untuk membaca al Quran, bahkan efek dari al Quran itu sendiri yang mampu memberikan nilai positif baik dalam hal kesehatan fisik, ketenangan jiwa, kemampuan berpikir, dan penemuan penelitian yang tiada akhirnya dari kitab bernama al Quran ini. Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Taala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkaji nya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahkan rahmat, di kelilingi para malaikat, dan di puji oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud) 
Orang yang rajin membaca Al-Qur’an, terutama di bulan suci Ramadhan, pahala yang diberikan Allah SWT., bagi yang membaca Al-Qur’an ini dihitung 1 huruf saja pahalanya 700 kali. ” Tiada hari tanpa membaca Al-Qur’an. Dan sebaik-baiknya bacaan itu adalah Al-Qur’an”. Maka dari itu, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, apalagi dibulan yang penuh keberkahan ini, semua pahala akan dilipat gandakan. 

Kedua, وَحَافِظُ اللِّسَانِ penjaga lidah. Memang lidah tak bertulang tapi ia lebih tajam dari sebilah pedang, dampaknya bisa mengakibatkan peperangan yang semula damai menjadi konflik. Efek negatifnya akan membuat orang menjadi sengsara, akan melenyapkan pahala kebaikan yang kita buat seperti api memakan kayu bakar, akan membuat puasa jadi hampa dan sia-sia. Namun bila kita menjaga nya, begitu banyak kenikmatan akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdo'a. Lisan yang baik adalah ketika ia berkata-kata yakni dengan kata yang penuh dengan ‘ibrah, santun dan penuh dengan ajakan kebaikan serta jauh dari ghibah, fitnah, menggunjing dan berbohong. Maka benar kata-kata bijak dari ulama bahwa :
 ألسّلامة الإنسان في حفظ اللّسان
Artinya: “Keselamatan manusia terletak pada penjagaan lisan nya”.
عَنْ أَبِي هُرَيْـرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، اَنَّ رَسُـوْلَ اللهِ صَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ ،
  وَمَنْ كَــانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ ،
 وَمنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ  وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ). رواه البخاري

Artinya:Dari Abi Hurairah Ra Sesunguhnya Rasulullah Saw. Bersada Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir maka hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam, barangsiapa yang beriman dengan, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya.(HR. Bukhari)

Lisan yang baik senantiasa tahu bagaimana harus berbicara baik, terhadap lawan bicara nya,  tidak pernah membuat orang merasa tersakiti dengan bahasa kita, terkadang orang menyampaikan bahwa bicaranya memang keras, tapi perlu kita garis bawahi bahwa keras ataupun kuat belum tentu menyakitkan, dan suara yang hanya sekedar keras mungkin bisa saja karena bawaan lingkungan geografis, namun jika suara sudah menyinggung perasaan, mencela, dan menghinakan orang lain, maka itu tragedi bagi kehidupan manusia, tragedi tersebut adalah di dunia tidak akan selamat, senantiasa di jauhkan orang lain, tidak di berikan kesempatan, apalagi di akhirat yaitu balasan karena prilaku manusia itu sendiri. Bahkan dalam tataran sebuah birokrasi pemerintahan di butuhkan juru bicara yang menyampaikan pesan dengan santun. Orang yang berbicara santun, mampu mendamaikan, berdiplomasi untuk sebuah kemakmuran akan lebih di cintai dari pada mulut yang menimbulkan fitnah dan perkataan kotor, semakin orang sering berkata kotor semakin menumpulkan hati, dan membuat manusia jauh dari kebaikan.

Ketiga, وَمُطْعِمُ الْجِعَانِ  pemberi makan orang yang kelaparan (dermawan). Sungguh, Allah yang Maha rahman, rahim, maha pemberi , dan hakim yang paling adil itu akan membalas sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti di saat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita di dunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah di saat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, maka  Allah akan memudahkan urusan kita sejak di dunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudara nya. Hal ini merupakan akhlak yang sering di contohkan oleh para sahabat-sahabat nabi, yaitu memberi kepada orang yang lapar, orang yang butuh, dan orang yang kesusahan.  Mereka para rasul, para nabi, para Khalifah, dan Imam dalam Islam  memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap semua golongan, karena bagi mereka membantu, memberi, dan bersikaf bijak adalah bagian yang menjadi karakteristik sejati seorang muslim beragama. 
Ibadah puasa mengajarkan manusia untuk mengerti dan memahami apa yang dirasakan saudaranya. Memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa juga berpahala sangat besar. Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW., “Orang yang memberi makan orang yang berpuasa akan memperoleh pahala seperti orang yang puasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang itu.” Memberikan makan bagi orang yang kelaparan, ini satu kesempatan baik bagi kita umat Islam yang diberikan Allah kelebihan rezki, untuk rajin bersedekah terutama memberi makanan berbuka puasa untuk orang-orang yang berpuasa.

Keempat, وَصَائِمُ الرَّمَضَانِ orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Di bulan yang mulia yang penuh berkah, rahmat, ampunan , Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, Puasa menjadi tolak ukur keberadaan seorang hamba, karena dengan puasa yang benar, Ramadhan yang di manfaatkan, akan banyak kebaikan yang di peroleh di dalamnya, dalam puasa melatih kejujuran, antara manusia dengan manusia lainnya, antara seorang hamba kepada Tuhan-Nya, dan di bulan puasa menjadi tempat yang baik untuk beramal karena setiap amal di lipat gandakan, bahkan malam lailatul qadrada di antaranya. Melatih kepekaan sebagaimana yang dirasakan orang-orang yang kurang mampu agar kita bisa hidup saling berbagi, bagaimana menahan lapar dan haus, serta bagaimana implikasi iman tersebut di luar ramadhan bisa bertahan dan di jalankan, ramadhan adalah tempat melatih semua kepekaan yaitu emosional, kecerdasan, dan spiritual di didik untuk menjadi manusia yang lebih manfaat. Jadi orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan dan memiliki semangat, motivasi, dan perubahan berarti menuju arah yang lebih baik dalam hidupnya maka tentunya Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan dan perjuangan hamba tersebut. 
Sebuah riwayat menceritakan betapa para sahabat nabi merasa sedih dan menangis karena akan ditinggal bulan Ramadhan. Para sahabat tersebut berdoa agar bulan Ramadhan dapat berlangsung sepanjang tahun. Dengan riwayat tersebut dapat disimpulkan betapa besarnya berkah dan anugrah yang ditawarkan Allah melalui bulan Ramadhan.


Sardana

Dari berbagai sumber

Kamis, 02 Juli 2015

Melihat Surga Di Depan Mata

I. Surga

Surga adalah suatu pembalasan yang agung dan pahala tertinggi bagi para hamba Allah yang taat. Surga merupakan suatu kenikmatan sempurna. Tak ada sedikit pun kekurangannya. Tak ada kemuraman di dalamnya. Penggambaran surga yang difirmankan oleh Allah swt. dan disabdakan oleh Nabi saw., memang hampir tak mampu kita gambarkan dengan otak dan imajinasi kita yang terbatas ini. Betapa sulit membayangkan kenikmatan yang demikian besar. Sungguh kemampuan imajinasi kita akan terbentur pada keterbatasannya.

Kita coba untuk memvisualisasikan dalam angan hadits Qudsi yang menceritakan tentang gambaran surga berikut ini, “Kami sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu, yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlintas oleh hati manusia…”

“Seorang pun tak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As-sajdah : 17)

Allah swt. menentukan hari masuknya ke surga pada waktu tertentu dan memutuskan jatah hidup di dunia pada batas waktu tertentu serta menyiapkan di dalam surga berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas dalam hati. Dia memperlihatkan dengan jelas surga kepada mereka agar dapat melihatnya dengan mata hatinya karena penglihatan mata hati lebih tajam daripada pandangan mata kepala.

“Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang. Jika ia penghuni surga, maka ia adalah penghuni surga. Jika ia penghuni neraka, maka ia adalah penghuni neraka. Kemudian dikatakan, Inilah kursimu hingga Allah Ta’ala membangkitkanmu pada hari kiamat nanti.” (HR.Bukhari-Muslim).

Sungguh Nabi Muhammad saw. telah melihat di dekatnya terdapat surga tempat tinggal sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim hadits dari Anas dalam kisah Isra’ dan Mi’raj. Pada akhir hadits tersebut dijelaskan, “Jibril berjalan terus hingga tiba di Sidratul Muntaha dan ternyata Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak aku ketahui.” kata Rasulullah saw. lebih lanjut, “Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi. (HR.Bukhari-Muslim).

“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, berbahagialah kalian! Maka masukilah surga ini, sedang kalian kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar /39 :73)

Untuk memeri nama surga itu, Al Quran memberikan banyak gelaran seperti Jannatul Ma’wa (Surga tempat kembali), Jannatu ‘Adn (Surga sebagai tempat tinggal yang kekal), Darul Khulud (Perumahan yang kekal), Firdaus (Paradiso), Darus Salam (Perumahan kesejahteraan), Darul Maqamah (Perumahan ketenangan), Jannatun Na’im (Taman-taman kenikmatan), Maqam Amin (Kedudukan sentausa) dan lain-lain lagi.

II. Penghuni-penghuni surga

Surga itu tidak akan dimasuki melainkan oleh orang yang benar-benar mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mulia serta bersifat dengan berbagai keutamaan dan keluhuran. Allah swt. berfirman dalam surat At-Taubah ayat 111-112 : “Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan mengaruniakan surga untuk mereka itu. Mereka berperang untuk membela agama Alah, sebab itu merekapun membunuh dan terbunuh, menuruti janji Allah yang tersebut dalam kitab Taurat, Injil dan Quran. Siapakah yang lebih menepati janjinya dari pada Allah? Oleh sebab itu, maka bergembiralah dengan perjanjian yang telah kamu semua perbuat. Yang sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar sekali. Orang-orang yang bertaubat kepada Allah, orang-orang yang menyembah-Nya, orang-orang yang memuji-Nya, orang-orang yang berpuasa, orang-orang yang ruku, orang-orang yang sujud, orang-orang yang menyuruh mengerjakan kebajikan, orang-orang yang melarang mengerjakan keburukan dan orang-orang yang menjaga batas-batas hukum Allah, maka sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman itu”. ”Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela, tetapi barangsiapa mencari di balik itu (zina dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Mu’Minun : 1-11)

III. Kenikmatan-Kenikmatan Surga

A. Sungai yang bermacam-macam

“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah sebagai suatu taman yang didalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang rasanya tetap tidak berganti-ganti, sungai-sungai dari anggur yang amat sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bening jernih. Disana mereka memperoleh segala macam buah-buahan serta pengampunan dari Tuhannya” ( QS. Muhammad : 15)

B. Rezeki berupa buah-buahan

“Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman serta mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, sesungguhnya mereka itu akan memperoleh taman-taman surga yang mengalirlah beberapa sungai di dalamnya. Setiap mereka mendapatkan pemberian rezeki dari surga dari semacam buah-buahan, mereka lalu berkata: “Ini adalah seperti rezeki yang kita terima sebelum sekarang”. Kepada mereka diberikanlah pemberian-pemberian yang serupa. Didalam surga itupun mereka akan memperoleh jodoh (pasangan) yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. ( QS. Al Baqarah : 25) “Para ahli surga menerima buah-buahan, yang mana saja mereka bebas memilihnya, dan pula daging burung, mana saja yang mereka inginkan”. (QS AlWaqi’ah : 20-21)

C. Pakaian, Dipan dan Perlengkapan Makan dan Minum

“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera. Di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan. Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya. Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana Kristal, Kristal yang jernih terbuat dari perak, mereka tentukan ukurannya yang sesuai (dengan kehendak mereka). Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di suga) yang dinamakan Salsabil”. (QS.Al Insan : 12-18) “Kepada mereka itu diedarkanlah piring-piring dan gelas-gelas dari emas. Didalamnya terdapat semua apa yang diingini oleh hati dan yang sedap dipandang mata. Kamu semua akan kekal di situ selama-lamanya”. (QS. Az Zukhruf: 71)

D. Pelayan-pelayan di surga

“Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda (pelayan) yang tetap muda. Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci)”. ( QS. Al Insan : 19-21)

E. Bangunan Bertingkat-tingkat

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapat kamar-kamar (di surga), di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) janji Allah tidak akan memungkiri janji(nya). (QS. Az Zumar : 20)

F. Gadis-gadis (bidadari)

“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan”. (QS. Yasin : 55-56) “Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya”. (QS. Al Waqi’ah : 35-37) “Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi pandangannya, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik”. (QS. As-Saffat : 48-49)

G. Tidak bersifat dengki dan tidak merasa lelah

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berdiam di dalam taman-taman surga dan di tengah-tengahnya ada suatu air yang memancar. Kepada mereka dikatakan : “Masuklah kamu semua kedalamnya dengan aman sentosa”. Kami (Allah) telah membuangkan segala sifat kedengkian yang ada di dalam hati mereka, sehingga mereka itu merupakan saudara-saudara belaka, berhadap-hadapan di atas tempat duduk, Mereka tidak pernah tersentuh oleh rasa lelah dan mereka tidak akan dikeluarkan dari tempat itu”. (QS. Al Hijr : 45-48)

H. Tidak mendengarkan perkataan omong kosong

“Di dalam surga itu mereka tidak mendengarkan perkataan omong kosong dan tidak pula kata-kata yang menyebabkan dosa. Yang terdengar di situ hanyalah ucapan: “Salam (damai), salam (damai)”. (QS. Al Waqi’ah :25-26)

I. Surga memiliki delapan pintu

“Di surga terdapat delapan pintu. Ada pintu yang namanya Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim) “Barang Siapa yang berinfak dengan sepasang unta atau kuda atau lainnya di jalan Allah swt., maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga. “Wahai hamba Allah, pintu ini lebih baik. Barang Siapa yang rajin shalat, maka ia dipanggil di pintu shalat. Barang Siapa berjihad, maka ia dipanggil di pintu jihad. Barang Siapa rajin bershadaqah, maka ia masuk dari pintu shadaqah. Dan barang siapa puasa, maka ia dipanggil dari Ar-rayyan.”Abu Bakar berkata,”Wahai Rasulullah, apakah setiap orang dipanggil dari pintu-pintu tersebut? Adakah orang dipanggil dari semua pintu tersebut? Rasulullah saw. menjawab,”Ya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.”
“Siapa di antara kalian yang berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahulaa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu, maka dibukakan baginya pintu-pintu surga yang berjumlah delapan dan ia masuk dari mana saja yang ia sukai.” (HR. Imam Muslim)
“Jika seorang muslim mempunyai tiga orang anak yang belum baligh kemudian meninggal dunia, maka mereka menjumpainya di pintu-pintu surga yang delapan dan ia bebas masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.” (HR. Imam Muslim)

J. Tidak buang kotoran dan tidak meludah

“Mereka berbaris dalam satu regu, wajah mereka memancarkan kepuasan seperti rembulan saat pertama. Tubuh mereka bersih dari kotoran. Tidak meludah, tidak berdahak dan tidak pula buang air. Tempat-tempat singgahnya terbuat dari emas, sisirnya terbuat juga dari emas dan perak. Tempat apinya adalah kayud, keringatnya berupa minyak misyk, setiap lelaki memiliki pasangan istri yang kulitnya cemerlang seolah-olah sumsumnya tampak dari balik daging. Mereka tidak pernah berselisih, tidak saling membenci sebab mereka sehati. Bacaannya tiap kali adalah tasbih, setiap pagi maupun sore.” (HR. Imam Bukhari)

IV. Profil (penampilan) penghuni surga

“Penghuni surga masuk ke dalam surga dengan rambut pendek, belum berjenggot, matanya bercelak dan usianya tiga puluh tiga tahun.” (Imam Tirmidzi)
“Jika penghuni surga meninggal dunia, baik pada saat kecil atau tua, maka mereka dikembalikan dengan usia tiga puluh tahun di surga dan usianya tidak bertambah selama-lamanya. Begitu juga penghuni neraka.” (Imam Tirmidzi)
“Penghuni surga masuk surga dengan ketinggian Adam, enam puluh hasta dengan ukuran orang besar, dengan wajah tampan setampan Nabi Yusuf, Seusia Nabi Isa, tiga puluh tiga tahun, lidahnya fasih sefasih Nabi Muhammad, belum berjenggot dan berambut pendek.” (Ibnu Abu Dunya)

V. Kenikmatan surga yang tertinggi

“Wajah-wajah para ahli surga pada hari itu berseri-seri, karena dapat melihat kepada Tuhannya”. (QS. Al Qiyamah : 22-23)
“Dan penghuni surga yang paling tinggi atau mulia di sisi Allah adalah orang yang melihat wajah Allah setiap pagi dan petang. Kemudian Rasulullah saw. membaca ayat, “Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada saat itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” (HR. Tirmidzi)
Demikian uraian singkat tentang “Menatap Surga Di Depan Mata”. Mudah-mudahan kita semua diizinkan oleh Allah Ta’ala menjadi orang-orang yang senantiasa istiqamah di dalam meniti hidup dan kehidupan ini, sehingga ketika ruh ini dicabut oleh-Nya kita menerima anugerah husnul khatimah. Sehingga kita termasuk dan dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang dipanggil dengan penuh kelembutan: “Yaa ayyatuhan-nafsul muthma innah, irji-i ila Rabbiki raadhiatan mardhiyyah, fadkhulii fi ‘ibaadii wadkhulii jannatii.”
Wallaahu a’lam bish shawab

Daftar Pustaka :
1. Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman, CV Diponegoro, Bandung, 1996
2. http//www. Al-hikmah.ac.id
3. Al Quran Dan Terjemahnya , Departemen Agama RI, CV Pustaka Agung Harapan, 2006

Sardana

Sumber:
http://agusher73.blogspot.com/2012/02/menatap-surga-di-depam-mata.html?m=1

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...