Minggu, 06 Desember 2015

Quitter, Camper, atau Climber ?


Siapakah kita ?

Berdasarkan Adversity Quotient nya terdapat tiga tipe manusia dalam menyikapi perjalanan hidupnya.

Seorang Quitter
 yaitu seorang yang memilih menjalani kehidupan ini dengan datar-datar saja. Tidak ada gairah, tidak berani mencoba, menyerah sebelum malakukan, sibuk dengan kayalan-kayalan tentang sebuah kesuksesan. Menunggu adanya hujan emas dari langit. Sering murung, frustasi, kecewa terhadap perjalanan hidupnya.
Ciri pemilik sifat quitter adalah:

  • Memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhent
  • Menolak kesempatan yang diberikan lingkungan.
  • Murung, sinis, dan mudah menyalahkan orang lain serta membenci orang-orang yang lebih maju dan berkembang.
  • Sering menggunakan kata-kata yang membatasi diri seperti “tidak dapat”, “tidak mau”, “mustahil”, “tidak mungkin”, “saya tidak mau” dsb.


Seorang Camper
 adalah Seseorang yang merasa puas dengan apa yang sudah dihasilkan. Merasa nyaman dengan kondisi sekarang, merasa cukup dengan apa yang sudah dicapai. Hal ini menyebabkan berhentinya pengembangan diri dan prestasi yang dia torehkan selama ini.
Ciri-ciri seorang camper antara lain:

  • Cukup senang dengan sesuatu yang telah diusahakannya.
  • Melepaskan kesempatan untuk maju yang sebenarnya masih dapat dicapai.
  • Tidak mau mencari peluang dan lebih merasa puas dengan apa yg sudah diperoleh.
  • Lebih menyukai hal-hal yang tidak beresiko tinggi.
  • Karena bosan, mereka menghindari cobaan.
  • Biasa menggunakan kata-kata: ini cukup bagus, kita hanya perlu sampai di sini, dsb. 


Seorang Climber 
adalah selalu ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik, mempunyai orientasi yang besar. Tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki sekarang. Senantiasa belajar dan belajar, bekerja dan bekerja dan selalu ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam menjalani kehidupannya. 
Ciri karakter seorang Climber adalah:
  • Pemikir yang selalu memikirkan “peluang… peluang”
  • Selalu siap menghadapi tantangan.
  • Percaya diri.
  • Memahami tujuan hidupnya.
  • Mereka tidak menyesali ketidakberhasilan.
  • Mereka pembelajar seumur hidup.
  • Dapat diandalkan untuk membuat suatu perubahan.
  • Biasa menggunakan kata-kata: “selalu ada jalan”, “ayo..kita kerjakan”, “sekarang saatnya untuk bertindak”.

Itulah tipe-tipe kepribadian berdasarkan tingkat Adversity Quotient. Sekarang tinggal dari kita, yang ingin menjadi kepribadian seperti apa. Akankah menjadi Quitter yang selalu putus asa dan tifak mau berjuang, akankah hanya menjadi Camper, yang cukup merasa puas dengan telah apa yang telah diraih namun tak mau mengambil resiko yang lebih tinggi, ataukah menjadi seorang Climber yang senantiasa berjuang keras dalam mencapai puncak kesuksesannya?



Sardana

Diambil dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...