Selasa, 14 Januari 2014

Siapkah kita berubah

Hujan yang mengguyur kota Jakarta selama 2 hari itu mengakibatkan sejumlah ruas jalan di ibu kota tergenang banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan. Karena hari senin tanggal 13 Januari merupakan hari kejepit, aku berencana seuasi kerja langsung balik lagi ke Bandung. Senin jam 2 dini hari aku sudah terbangun dan mempersiapkan diri menuju terminal Leuwi Panjang. Seusai menghangatkan diri dengan menikmati semangkut mie rebus yang disiapkan istri, segera bergegas dinyalakan motor menelusuri dinginnya kota Bandung. Setelah 15 menit bermotor ria, sampailah di terminal Leuwi Panjang. Aku titipkan motor di lokasi parkir dan membayar 5 ribu perak untuk parkir seharian, aku segera menaiki bus jurusan Kalideres. Jam 3-an bus mulai meninggalkan terminal, dan biasa seusai kondektur bus meminta ongkos saya langsung tertidur pulas. Sekitar jam 5-an, kondektur sudah memberi aba-aba bagi penumpang yang akan turun di Jatibening Bekasi. Sepertinya perjalanan Bandung-Jakarta lancar, hanya 2 jam sudah sampai di Jatibening. Segera aku mendekat pintu bus, agar begitu berhenti langusng turun untuk berebut bus kota jurusan Senen.

Entahlah kenapa pikirku, sudah 15 menit menunggu tapi bus jurusan Bekasi Senen hanya satu bus yang lewat itupun sangat padat, hingga aku pun tak bisa naik. Aku mencoba menunggu lagi, tapi 20 menit berlalu bus kota itu tak kunjung datang juga. Akhirnya kuputuskan beralih menggunakan bus APTB Bekasi – Tanah Abang. Joss..sekitar setengah jam bus itu sudah mengantarkanku di depan BI, setelah berjalan menyusuri jalan Kebon Sirih akhirnya aku sampai di kantor. Lega rasanya….

Barulah aku tahu setelah membaca beberapa media online bahwa ruas jalan Otista dan Jatinegara Barat tergenang banjir dan tak bisa dilalui kendaraan. Mungkin itulah sebabnya bus jurasan Bekasi – Senen sedikit yang beroperasi. Bersyukur, karena aku segera mengambil keputusan untuk cepat-cepat berubah ke jurusan yang lain sehingga bisa datang ke kantor tepat waktu.

Sore hari begitu jam kantor bubar, secepat aku menuju pool bus Primajasa di Cilitan dengan menggunakan busway Harmoni - PGC. Banjir di jalur Jatinegara Barat rupanya masih belum surut, sehingga sesampai di halte Kebon Pala Jatinegara, kondektor bus mengumumkan bahwa busway akan langsung tembak ke halte UKI. Maka penumpang yang akan menuju Kampung Melayu, Kampung Rambutan, atau halte-halte di sepanjang jalan Otista berebut turun. Bus kemudian melanjutkan perjalanan tidak melalui jalan biasa yang dilaluinya, tetapi melewati jalan Panjaitan – Cawang. Tapi entah kenapa ada satu penumpang yang tidak ikut turun, padahal tujuan dia adalah di halte yang tidak akan dilalui oleh bus tersebut. Mencoba dia meminta ke kondektur busway untuk turun di halte yang dilalui, tetapi oleh kondektur tetap menolak karena memang halte yang dilalui oleh busway itu bukan rute yang dilayaninya. Akhirnya dia pun harus turun di halte UKI.

Ada sebuah pelajaran, dari kejadian pagi dan sore hari itu.. Kita memang harus siap menghadapi perubahan, baik secara naluri bahwa kita harus berubah sikap karena keadaan-keadaan yang berbeda dari kebiasaan. Seandainya kita tetap bersikap sama di saat keadaan berbeda, mungkin kita akan mengalami kendala. Seperti peristiwa pagi itu, kalaulah aku tetap menunggu bus jurusan Senen padahal bisanya bus itu lewat setiap 5 menit, tapi pagi itu sudah setengah jam belum juga lewat. Maka besar kemungkinan aku akan telat datang ke kantor.

Namun sering kali kita mendapati orang bahkan mungkin kita sendiri, walaupun sudah diberitahu akan adanya suatu perubahan, tapi kita tetap mempertahankan pola pikir dan kebiasaan kita. Seolah kabar, informasi, ataupun nasihat hanyalah omong kosong. Sehingga kita tetap mempertahankan kebiasaan kita selama ini. Seperti yang dialami oleh satu penumpang busway yang tidak mengiraukan pengumuman kondektur busway itu. Akhirnya dia harus sampai di suatu tempat yang bukan menjadi tujuannya.
Ayo.. Kita menjadi orang yang siap berubah dan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.
Amin.


Sardana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amnesti Pajak Berakhir, Objek Baru Lahir

Hiruk pikuk pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang berlangsung selama periode Juli 2016 sampai dengan Maret 2017 tel...